Dunia masih
mengenangnya. Airmata masih
ada yang mengalir ketika mengingat
kebesarannya. Ada rasa
malu kalau membandingkan dengan
keadaan kita sekarang. Ada rasa haru kalau melihat
kembali perjuangan-perjuangannya; bagaimana ia dengan penuh kasih-sayang
mengusap darah suaminya seusai perang dan merawatnya penuh perhatian; bagaimana
ia mengambil air sendiri dengan berjalan jauh sampai membekas di dadanya; dan
bagaimana ia menginap di rumah Rasulullah sementara ‘Ali menggantikan tempat tidur Nabi saat
orang kafir Quraisy mengepung. Malam itu, Rasulullah meninggalkan Makkah dan
bersembunyi di gua Tsaur. Sementara orang kafir mengancam nyawanya.
Laman
- Kajian Ustadz Armen Halim Naro
- Kajian Islam
- Download Free MP3 Kajian Islam
- Download Serba Gratis
- Islamic Calender
- Kumpulan Ceramah Ramadhan Terlengkap oleh Berbagai Ustadz
- Kisah dan Karomah Para Sahabat Rasulullah
- Adab dan Akhlak Islam
- Hadits Arba'in An-Nawawi
- Kisah Teladan dan Sejarah Islam
- Biografi Ulama
- Beranda
- Hadits Shahih, Hasan, Dhaif, Dan Maudhu
- Doa dan Wirid Rasulullah
- Kumpulan Tausiyah
Senin, 27 Februari 2012
Sabtu, 25 Februari 2012
BAB 18
“Wahai orang yang telah menghancurkan
kehormatan orang lain, dan yang memutuskan tali kasih,
kau akan hidup penuh kehinaan.
Jika engkau orang merdeka dan
dari keturunan orang yang baik-baik,
pastilah kau tidak akan menodai kehormatan orang lain.”
(Imam Syafi’i)
kehormatan orang lain, dan yang memutuskan tali kasih,
kau akan hidup penuh kehinaan.
Jika engkau orang merdeka dan
dari keturunan orang yang baik-baik,
pastilah kau tidak akan menodai kehormatan orang lain.”
(Imam Syafi’i)
Betapa seringnya kita menghancurkan keluarga kita sendiri demi memperoleh keasyikan-keasyikan kecil. Saat-saat berkumpul yang mestinya bisa digunakan untuk berbicara dari hati ke hati, berubah menjadi pembicaraan yang menggelapkan hati lantaran kita tidak berhati-hati.
Pembicaraan yang mestinya bisa saling mengakrabkan antar anggota keluarga dan menguatkan perasaan kasih-sayang, berubah menjadi ajang untuk membuka aib orang lain.
Betapa mengasyikkannya ghibah (menggunjing) dan betapa buasnya ia menerkam kita. Betapa besarnya bahaya ghibah dan betapa sulitnya kita menghindari. Ia datang mengajak setiap orang, sehingga kita bisa mendengar orang melakukan ghibah saat pengajian, saat ngobrol santai, saat..., bahkan saat memberikan khotbah nikah.
Label:
AKHLAK,
MUNAKAHAT DAN KELUARGA
Sabtu, 18 Februari 2012
ADIL ADALAH SIMBOL AKHLAK SALAFIYYIN
Salafiyyin itu adalah orang-orang yang berupaya untuk
meniti jejak generasi salafus shalih. Adapun generasi salafus shalih
itu adalah tiga generasi pertama dalam Islam dari umat Muhammad
shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam. Yaitu generasi murid-murid Nabi
Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi sallam, karena mereka berjumpa
dengan beliau di masa hidupnya dan beriman kepadanya serta mati dalam
keadaan iman kepadanya. Mereka ini dinamakan shahabat Nabi shallallahu
`alaihi wa alihi wa sallam. Kemudian generasi kedua ialah para
murid-murid shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi sallam. Yaitu
mereka yang sempat berjumpa dengan para shahabat Nabi dan beriman kepada
Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi sallam
serta mati dalam keadaan iman dengan Islam. Generasi kedua ini dinamakan
generasi tabi'in (atau generasi yang mengikuti jejak pendahulunya).
Selanjutnya generasi ketiga, ialah generasi para murid-murid tabi'in.
Yaitu generasi yang sempat berjumpa dengan para tabi'in dan beriman
dengan Islam serta mati di atas keimanan itu. Meraka ini dinamakan
generasi tabi'it tabi'in.
BERSIKAP ADIL DAN BIJAKSANA DALAM BERGAUL
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Janganlah seorang mu’min lelaki membenci seorang wanita mu’minah. Karena, kalaupun ia tidak menyenangi suatu karakter yang ada padanya, tentu ia menyenangi karakter lain yang ada padanya” [1]
Hadits ini mengandung dua hikmah yang agung.
Pertama.
“Artinya : Janganlah seorang mu’min lelaki membenci seorang wanita mu’minah. Karena, kalaupun ia tidak menyenangi suatu karakter yang ada padanya, tentu ia menyenangi karakter lain yang ada padanya” [1]
Hadits ini mengandung dua hikmah yang agung.
Pertama.
Kamis, 02 Februari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)