Senin, 27 Februari 2012

BAB 21 Tuhan, Dimanakah Fathimatuz Zahra Sekarang?


Dunia  masih  mengenangnya.  Airmata  masih  ada  yang  mengalir ketika   mengingat   kebesarannya. Ada   rasa   malu   kalau membandingkan dengan keadaan kita sekarang. Ada rasa haru kalau melihat kembali perjuangan-perjuangannya; bagaimana ia dengan penuh kasih-sayang mengusap darah suaminya seusai perang dan merawatnya penuh perhatian; bagaimana ia mengambil air sendiri dengan berjalan jauh sampai membekas di dadanya; dan bagaimana ia menginap di rumah Rasulullah sementara  ‘Ali menggantikan tempat tidur Nabi saat orang kafir Quraisy mengepung. Malam itu, Rasulullah meninggalkan Makkah dan bersembunyi di gua Tsaur. Sementara orang kafir mengancam nyawanya.

Sabtu, 25 Februari 2012

BAB 18

 
“Wahai orang yang telah menghancurkan
kehormatan orang lain, dan yang memutuskan tali kasih,
kau akan hidup penuh kehinaan.
Jika engkau orang merdeka dan
dari keturunan orang yang baik-baik,
pastilah kau tidak akan menodai kehormatan orang lain.”
(Imam Syafi’i)

Betapa seringnya kita menghancurkan keluarga kita sendiri demi memperoleh keasyikan-keasyikan kecil. Saat-saat berkumpul yang mestinya bisa digunakan untuk berbicara dari hati ke hati, berubah menjadi pembicaraan yang menggelapkan hati lantaran kita tidak berhati-hati.
Pembicaraan yang mestinya bisa saling mengakrabkan antar anggota keluarga dan menguatkan perasaan kasih-sayang, berubah menjadi ajang untuk membuka aib orang lain.
Betapa mengasyikkannya ghibah (menggunjing) dan betapa buasnya ia menerkam kita. Betapa besarnya bahaya ghibah dan betapa sulitnya kita menghindari. Ia datang mengajak setiap orang, sehingga kita bisa mendengar orang melakukan ghibah saat pengajian, saat ngobrol santai, saat..., bahkan saat memberikan khotbah nikah.

Sabtu, 18 Februari 2012

ADIL ADALAH SIMBOL AKHLAK SALAFIYYIN

Salafiyyin itu adalah orang-orang yang berupaya untuk meniti jejak generasi salafus shalih. Adapun generasi salafus shalih itu adalah tiga generasi pertama dalam Islam dari umat Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam. Yaitu generasi murid-murid Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi sallam, karena mereka berjumpa dengan beliau di masa hidupnya dan beriman kepadanya serta mati dalam keadaan iman kepadanya. Mereka ini dinamakan shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam. Kemudian generasi kedua ialah para murid-murid shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi sallam. Yaitu mereka yang sempat berjumpa dengan para shahabat Nabi dan beriman kepada Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi sallam serta mati dalam keadaan iman dengan Islam. Generasi kedua ini dinamakan generasi tabi'in (atau generasi yang mengikuti jejak pendahulunya). Selanjutnya generasi ketiga, ialah generasi para murid-murid tabi'in. Yaitu generasi yang sempat berjumpa dengan para tabi'in dan beriman dengan Islam serta mati di atas keimanan itu. Meraka ini dinamakan generasi tabi'it tabi'in.
 

BERSIKAP ADIL DAN BIJAKSANA DALAM BERGAUL

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Janganlah seorang mu’min lelaki membenci seorang wanita mu’minah. Karena, kalaupun ia tidak menyenangi suatu karakter yang ada padanya, tentu ia menyenangi karakter lain yang ada padanya” [1]

Hadits ini mengandung dua hikmah yang agung.

Pertama.