Rabu, 28 Maret 2012

Nasehat Bagi Penuntut Ilmu

Dari Abu Dzar r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Abu Dzar, sungguh kamu pergi pada pagi hari lalu mempelajari satu ayat dari kitabullah itu lebih baik bagimu daripada shalat seratus rakaat. Dan sesungguhnya kamu pergi pada pagi hari dan mempelajari satu bab dari ilmu, baik diamalkan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu rakaat.” (Ibnu Majah).

Banyak riwayat mengenai hadits yang menyebutkan bahwa menuntut ilmu itu lebih utama daripada ibadah. Masih banyak hadits lainnya mengenai keutamaan menuntut ilmu yang tidak dapat dijelaskan seluruhnya disini. Di antaranya sabda Nabi saw., “ Keutamaan seorang alim dibandingkan seorang ahli ibadah adalah seperti keutamaanku terhadap orang yang paling rendah diantaramu.” Sabda beliau lainnya, “Bagi syaitan, seorang alim lebih berat daripada seribu orang ahli ibadah.”

Berikut adalah rekaman kajian yang di sampaikan oleh Ustadz Armen Halim Naro,Lc dari pembahasan ” Nasehat Bagi Penuntut Ilmu”

Silakan unduh kajian pada link di bawah ini. Semoga ada manfaatnya…


sumber: ansharussunnah.co.cc

Semoga Allah merahmati al ustadz Armen Halim Naro atas ilmu yang sampai melalui lisannya,, semoga Allah melapangkan dan menerangi kubur ustadz yang tawadhu ini. dan memasukkannya ke dalam golongan hamba-hamba yang sholeh. Aamiin ya Robbal Alamin. 

Semoga postingan ini juga dapat menjadi penyambung amalan beliau rahimahullah dan menjadi pelita yang terang di tempat yang gelap.
Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:”Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim) 

Berbahagialah al-Ghuroba’


Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya dari jalan Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Islam datang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana kedatangannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim [145] dalam Kitab al-Iman.Syarh Muslim, 1/234).

Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga?

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Waktu muda, kata sebagian orang adalah waktu untuk hidup foya-foya, masa untuk bersenang-senang. Sebagian mereka mengatakan, 
“Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga.” 

Inilah guyonan sebagian pemuda. Bagaimana mungkin waktu muda foya-foya, tanpa amalan sholeh, lalu mati bisa masuk surga[?] Sungguh hal ini dapat kita katakan sangatlah mustahil.

Senin, 26 Maret 2012

“Membedakan Hadist Palsu,dhaif Dan Shahih…!?”

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Ustadz, Ana mau tanya, bagaimana kita bisa tahu kalau hadist itu palsu, lemah atau dhaif serta shahih, karena ada teman yang bertanya, kalau dilihat berdasarkan perawinya atau yang meriwayatkannya, bukankah mungkin itu sifatnya subjektif? Dan hadist itu kan dibukukan jauh setelah Rasulullah wafat. Mungkin itu aja yang ana tanyakan. Jazakallah
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
 Lili Suheli

Jawaban

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Yang bisa menetapkan status sebuah hadits bukanlah kita yang awam ini, melainkan para ulama hadits. Mereka saja yang punya kapasitas, legalitas, otoritas dan tools untuk melakukannya. Dan buat kita, cukuplah kita membaca karya-karya agung mereka lewat kitab-kitab hasil naqd mereka.
Menetapkan status suatu hadits dikenal dengan istilah al-hukmu ‘alal hadits. Upaya ini adalah bagian dari kerja besar para ulama hadits . Mereka punya sekian banyak kriteria dalam menentukan derajat suatu hadits.

Secara umum, studi ini dilakukan pada dua sisi. Yaitu sisi para perawinya dan juga sisi matan haditsnya, atau isi materinya. Jadi yang dinilai bukan hanya salah satunya saja, melainkan keduanya.
Keshahihan suatu hadits akan dinilai pertama kali dari masalah siapa yang meriwayatkannya. Dan yang dinilai bukan hanya perawi pada urutan paling akhir saja. Akan tetapi mulai dari level pertama yaitu para shahabat, kemudian level kedua yaitu para tabi’in, kemudian level ketiga yaitu para tabi’it-tabi’in dan seterusnya hingga kepada perawi paling akhir atau paling bawah.

Thawus bin Kaisan

Di tengah bertaburnya lima puluh bintang hidayah yang bersinar terang  (yakni para sahabat), maka terkumpullah cahaya terang pada dirinya. Cahaya di hatinya, cahaya di lidahnya, dan cahaya di depan matanya.

Di bawah bimbingan lima puluh ulama alumnus madrasah Muhammad maka Thawus seakan menjelma menjadi duplikat  bagi para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kemantapan iman, kejujuran kata-kata, kezuhudan dan terhadap dunia dan keberanian dalam menyerukan kalimat yang benar kendati harus ditebus dengan harga yang mahal.

Madrasah Muhammad (pengikut Muhammad) mengajarkan kepadanya bahwa agama adalah nasihat. Nasihat bagi Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin.

Fakta menjadi bukti baginya bahwa kebaikan secara total dapat terwujud bila dimulai dari penguasa. Bila baik pemimpinnya baik pula umatnya. Bila rusak pemimpinnya, rusak pula rakyatnya.

Atha Bin Abi Rabah


“Saya tidak melihat orang yang mencari ilmu karena Allah, kecuali tiga orang yakni: ‘Atha’, Thawus, dan Mujahid.” Salamah bin Kuhail.

Tersebutlah, Sulaiman bin Abdul Malik, seorang Khalifah kaum muslimin dan salah seorang raja agung yang pernah bertahta di muka bumi sedang berthawaf di sekeliling Ka’bah dengan kepala terbuka dan bertelanjang kaki. Dia hanya mengenakan kain sarung dan selendang. Kondisinya kala itu sama seperti saudara-saudaranya fillah yang menjadi rakyat jelata. Sementara di belakangnya ada dua orang putranya, keduanya adalah dua anak muda yang keceriaan wajahnya bagaikan bulan purnama dan wangi dan kilauannya ibarat bunga yang sedang mekar.

Begitu khalifah menyelesaikan thawafnya, beliau menengok ke arah salah seorang pengawalnya sembari berkata,
“Di mana sahabatmu?.”

Orang itu menjawab, “Dia di sana sedang shalat”, Sambil menunjuk ke pojok Barat Masjid Al-Haram. Lalu Khalifah dengan diikuti kedua putranya menuju tempat yang ditunjuk oleh pengawal tersebut.

Para pengawal pribadinya ingin mengikuti khalifah guna melebarkan jalan bagi dan melindunginya dari suasana berdesak-desakan. Akan tetapi Khalifah melarang mereka melakukan hal itu sembari berkata,
“Para raja dan rakyat jelata sama kedudukannya di tempat ini. Tidak seorang pun yang lebih mulia dari orang lain, kecuali berdasarkan penerimaan (terhadap amalnya) dan ketakwaan. Boleh jadi ada orang yang kusut dan lusuh berdebu datang kepada Allah, lalu Allah menerima ibadahnya dan pada saat yang sama, para raja tidak diterima oleh-Nya."

Pemimpin dari kalangan Budak (Part 1)

Semoga bermanfaat,

Diriwayatkan oleh Imam Az-Zuhriy rahimahullahuta’ala, dia mengatakan “suatu hari saya datang menghadap khalifah  Abdul Malik Bin Marwan (Seorang Khalifah Bani Umayyah).

Abdul Malik berkata, “Wahai Zuhry, engkau dari mana?” Zuhri menjawab, “Aku datang dari Mekah Wahai Khalifah”

Abdul Malik bertanya, “Siapa yang Engkau tinggalkan menjadi pemimpin di Mekah?”

Zuhry berkata,  “Atha’ bin Abi Rabah

Abdul Malik : “Apakah dia dari orang Arab atau dari keturunan Budak?”

Zuhry : “Dia dari keturunan Budak”

Berkata Abdul Malik, “Dengan apa ia bisa memimpin mereka?”

Senin, 19 Maret 2012

Muslimah, Kita Berbeda Dengan Laki-Laki.

Menjaga Kehormatan Wanita Muslimah


Wahai saudariku muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.
Maka, engkaulah wahai saudariku… engkaulah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya.

Allah berfirman,
وَمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَ الإِنْسَ إِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Adz-Dzaariyat: 56)
Allah telah menciptakan manusia dalam jenis perempuan dan laki-laki dengan memiliki kewajiban yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dia telah menempatkan pria dan wanita pada kedudukannya masing-masing sesuai dengan kodratnya. Dalam beberapa hal, sebagian mereka tidak boleh dan tidak bisa menggantikan yang lain.

Keduanya memiliki kedudukan yang sama. Dalam peribadatan, secara umum mereka memiliki hak dan kewajiban yang tidak berbeda. Hanya dalam masalah-masalah tertentu, memang ada perbedaan. Hal itu Allah sesuaikan dengan naluri, tabiat, dan kondisi masing-masing.

Allah mentakdirkan bahwa laki-laki tidaklah sama dengan perempuan, baik dalam bentuk penciptaan, postur tubuh, dan susunan anggota badan.
Allah berfirman,
وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى
“Dan laki-laki itu tidaklah sama dengan perempuan.” (Qs. Ali Imran: 36)

♫ ✿ Pesan dari ‘ Dunia Maya ‘ ✿♫


Bismillahirrahmanirrahim..
Semoga bisa diambil Ibrohnya,, 

“ Lu mah susah amat kalo dibilangin, makanya susah ngedeketin Linda. Apalagi Cuma lewat Facebook, sipil buat gue “ kata Rafi pada sahabatnya. Hery.

“ Lu juga pelit amat kalo ngasih tips ke gue, si Linda tuh anaknya susah di kejar. Gue Privat Chat aja kagak pernah dia bales “ kata Hery. Disambut tawa yang menggema di kamar kost mereka.

“ Gue kasih lu tips  buat narik perhatian para akhwat yang pake jilbab “ Rafi mengerlingkan matanya.

“ Apaan tadi ?? akhwat ?? makanan apa tuh ??” Hery mengernyitkan dahinya. Terdengar kembali tawa Rafi.

“ Ahh lu..ngaku fans berat Fesbook, akhwat aja lu kagak ngerti, katrok lu “ Rafi mengacak-ngacak rambut sahabatnya.

Suami adalah Surga dan Nerakamu

Kisah  nyata yang di ceritakan oleh penulis (Ukhti Annisa Azka Abiyyah)

Maka bagaimana aku tidak akan memperhatikanmu, sementara engkau adalah surga dan nerakaku, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam :
“Perhatikanlah sikapmu terhadapnya (suami), karena ia bisa menjadi surgamu dan nerakamu”(HR. Ibnu Saad, Ath-Thabrani, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al Jami’us Shaghir (1590))

Minggu, 18 Maret 2012

"...Wahai pena..! Titiplah salam kami teruntuk kaum wanita.

 
"...Wahai pena..! Titiplah salam kami teruntuk kaum wanita. Tak usah jemu kau kabarkan bahwa mereka adalah lambang kemuliaan. Sampaikanlah bahwa mereka adalah aurat ..."
Adakah alasan bagi wanita muslimah untuk tidak brjilbab?
Adakah alasan syar’i bagi mereka untuk memampang foto-foto mereka di dunia maya?
Tidakkah mereka sadar bahwa foto-foto mereka dikoleksi tangan-tangan jahil?
Banggakah mereka menanggung dosa mata-mata yang memandang?
Tidakkah mereka sadar bahwa syaitan bangga dan terbahak-bahak dengan apa yang mereka lakukan?
Maukah mereka mencium harum wewangian surga? Duh, Kasihan mereka yang mengatakan “mau”..

Rambut mereka terurai..
Leher. . .
Lengan tangan. .
Dada,.

mereka menampakkan keelokan wajah dan titik-titik pesona tubuhm di hadapan laki-laki non mahram. mereka menampakkan betis, lengan, kepala dan rambut. mereka keluar rumah dengan dandanan memikat dan mengundang fitnah.mereka pampang foto-foto di dunia maya ini terlebih dengan senyuman menggoda.

mereka memoles Senyum dan wajah-wajah mengundang fitnah. .

Apa yang mereka inginkan??

Wahai saudariku. Sambutlah salam dan penghormatan.

Saudariku….

Kepada calon- calon bidadari penghuni syurga, 
Wahai calon- calon istri shaleha kebanggaan Islam, 
Wahai kaum hawa yang didadanya telah tertanam bunga bunga iman….

Mari sejenak menyelami samudera hikmah dan kebijaksanaan….meneguk sejuknya untaian nasehat-nasehat yang akan menghilangkan dahaga iman.Semoga sedikit nasehat ini, bagai oase ditengah ganasnya gurun pasir kehidupan…yang bersumber dari Al-Qu’an dan Sunnah, serta lisan-lisan yang jujur….
                                                                    ***********

Jawaban Tentang CINTA

 
Sahabat fillah…
Perasaan “cinta” adalah sebagian dari fitrah manusia, dan setiap kita pasti memiliki rasa itu. Oleh sebab itu, bagaimana timbal balik sepatutnya sebagai bentuk kesyukuran atas karunia yang telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan itu. Yaitu dengan menjaga dan menempatkannya secara baik dan benar. Mengapa…? Karena Allah subhanahu wa ta’ala telah menghadirkan kita ke dunia ini dengan kecintaan yang luar biasa. Lalu, apa bukti cinta itu? Di antaranya adalah diciptakannya kita dengan bentuk sebaik-baiknya dibanding makhluk lain. Kemudian diciptakannya kita berpasangan, lalu disempurnakannya penciptaan manusia dengan akal, perasaan dan naluri.

Relakah Dirimu Menjadi Hiasan Syaitan Di dunia & Dunia Maya?

Diposkan oleh Yusuf Fadhilah

Relakah Dirimu Menjadi Hiasan Syaitan Di dunia & Dunia Maya?



p/s: bagus tuk peringatan kita....kaum hawa....sila ambil perhatian.....share la dgn yg lain..mgkn ada yg pernah bc...tp bc skali lg tuk peringatan kita bersama... 

Malam pasangannya siang, Jaga pasangannya tidur, Rajin pasangannya malas, Dan lelaki pasangannya perempuan.

Kerana perempuan adalah pasangan kepada lelaki, maka Allah telah menciptakan bentuk badan wanita itu dapat memikat hati lelaki.

Sabtu, 17 Maret 2012

Menjadi Muslimah Ideal

Oleh :

Ustadz Nurul Mukhlisin Asyrafuddin, Lc., M.Ag


Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) .(QS. An-Nisa’(4):34). 

Dalam ayat ini setidaknya ada tiga karakteristik utama wanita muslimah yang ditampilkan oleh Allah swt, di antaranya sebagai berikut:

Jumat, 16 Maret 2012

Cara Berpuasa di Daerah Kutub

Sebagaimana kita ketahui bahwa puasa seorang muslim dimulai sejak terbit fajar shodiq hingga tenggelamnya matahari.
Nah, bagaimanakah cara berpuasa bagi kaum muslimin di daerah kutub yang mana matahari terbit sebentar lalu tenggelam atau tidak terbit matahari sama sekali. Atau mengalami malam hanya sebentar dan sisanya adalah siang hari?
.
.
Klasifikasi

Negara-negara di belahan dunia ini menurut lokasi garis katulistiwa terbagi menjadi tiga bagian:

Pertama : Negara-negara yang terletak pada dua garis katulistiwa 45 dan 48 derajat utara dan selatan. Negara-negara ini bisa membedakan seluruh tanda-tanda alam untuk penetapan waktu dalam dua puluh empat jam, baik waktunya panjang atau pendek.

Kedua : Negara-negara yang terletak pada dua garis katulistiwa 48 dan 66 derajat utara dan selatan. Negara-negara ini tidak bisa membedakan sebagian tanda-tanda alam dalam penentuan waktu pada beberapa hari dalam setahun. Seperti tidak bisa melihat hilangnya mega merah yang menandai masuknya waktu sholat isya’ dan berakhirnya waktu sholat maghrib hingga tersamarkan dan tercampur dengan waktu shubuh.

Ketiga : Negara-negara yang terletak di atas garis katulistiwa 66 derajat utara dan selatan hingga ke daerah kutub. Negara-negara ini tidak bisa melihat tanda-tanda alam untuk penetapan waktu dalam kurun waktu yang lama dalam setahun siang atau malamnya. [1 ]
.
Cara Berpuasa

Lantas, bagaimana cara berpuasa bagi tiga kelompok Negara di atas? Lembaga Kibar Ulama di Saudi Arabia pernah ditanya permasalahan ini, yang kesimpulan jawabannya adalah sebagai berikut:

Senin, 12 Maret 2012

Keadaan Mayit Setelah Dikuburkan


Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya apabila mayit telah dikuburkan, dia mendengar derap alas kaki orang yang mengantarkannya ketika kembali dari tempat pemakaman.

Jika dia seorang mukmin, maka ibadah shalat akan berada di kepalanya, puasa berada di samping kanannya, zakat di sebelah kirinya, sementara seluruh perbuatan baiknya seperti sedekah, silaturrahim, amalan yang ma’ruf dan perlakuan baiknya kepada manusia berada di kedua kakinya.

Bukti Pembelaan Allah Kepada ‘Utsman bin Affan Setelah Kematiannya

Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberikan jaminan kepada wali-wali-Nya yang beriman bahwa Dia akan membela mereka, bahkan setelah kematian mereka.

Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah membela  orang yang beriman. Sungguh, Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat dan kufur nikmat.” [QS.al-Hajj:38]
Allah Ta’ala telah berfirman dalam hadits qudsi:
“Siapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku telah mengumumkan perang melawannya…” [1]
Mungkin ada yang bertanya, “Mengapa Allah tidak membela ‘Utsman ketika para pemberontak itu hendak membunuhnya?”

Menyoal Kiprah Muslimah

::: Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Peribahasa ini sangat tepat untuk menggambarkan keadaan kaum wanita di era kini. Allahul Musta’an.

“Menjadi ibu rumah tangga atau bergelutnya wanita dalam lingkup domestik/rumah merupakan kemunduran(?)”,  adalah sekelumit citra yang kuat tertanam sebagai buah dari propaganda emansipasi. Dengan ini, para wanita pun terpacu untuk mengejar karir meski hanya untuk meraih simbol status. Padahal tanpa disadari, banyak hal yang mereka pertaruhkan di sini.

RUMAHmu Adalah SURGAmu


Penulis: Al Ustadz Abu Muqbil Ahmad Yuswaji

Saudariku muslimah..
Istri shalihah percaya bahwa tempat terbaik untuk menjaga diri dari keterjerumusan ke dalam jurang kebinasaan adalah tinggal di rumahnya, karena itu ia tidak menjadi orang yang suka keluar dan pergi dari rumah.
Istri shalihah beriman terhadap firman Allah Ta’ala, yaitu perintah untuk tinggal di dalam rumahnya. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan tinggallah kalian (para wanita) di rumah-rumah kalian”. (Qs. Al Ahzaab: 33).

Hijab (Jilbab) – Tolok Ukur Menilai Kepribadian Muslimah

Keutamaan Hijab ♥

Hijab itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)

SYUBHAT TENTANG MUSLIMAH YANG BELUM MANTAP MENGGUNAKAN HIJAB

Hal ini lebih tepat digolongkan kepada syahwat dan menuruti hawa nafsu dari pada syubhat (keraguan). Jika seorang ukhti (saudariku muslimah) yang belum mentaati perintah berhijab ditanya, mengapa ia tidak mengenakan hijab? di antaranya ada yang menjawab “ Demi Allah, saya belum mantap dengan berhijab. Jika saya telah merasa mantap dengannya saya akan berhijab,Insya Allah”.

Di Norwegia, Akhwat Bercadar Dilarang Ikut Kuliah



Profesor Nils Aarsæther dari Universitas Tromso di Norwegia melarang siswanya yang mengenakan niqob dari menghadiri kuliahnya.

WAHAI RAKYAT MESIR

 
SERUAN UNTUK RAKYAT MESIR DARI MESJID IMAM AHMAD BIN HANBAL DI ISKANDARIAH MESIR
  
WAHAI RAKYAT MESIR .. TAKUTLAH KALIAN KEPADA FITNAH YANG AKAN MENGHANCURKAN NEGERI KALIAN!
 
Pemuda-pemuda Mesir sang Pahlawan yang gagah berani!
Tokoh-tokoh Mesir yang kokok laksana gunung menjulang! Wanita-wanita Mesir yang merdeka!

Minggu, 11 Maret 2012

Aku Masuk Neraka karena Tiga Hal


Dikisahkan bahwa salah seorang murid Fudhail bin Iyad mendekati sakaratul maut, maka Fudhail mendatanginya, ia duduk di dekat kepalanya dan mulai membaca surat Yasin.

Muridnya berkata, “Wahai guruku, janganlah membacanya.”

Maka dia pun diam. Kemudian dia mencoba membimbingnya untuk mengucapkan syahadat, dia berkatan ”Ucapkanlah Laa ilaaha illa Allah.”

Inilah Salah Satu Sikap Khalifah (Pemimpin Kaum Muslimin)

Inilah Salah Satu Sikap Khalifah (Pemimpin Kaum Muslimin) terhadap Ulama Salaf (dari golongan tabi'in).

Pada tahun 97 H, khalifah Muslimin Sulaiman bin Abdul Malik menempuh perjalanan ke negeri yang disucikan, memenuhi undangan bapak para Nabi, yakni Ibarhim ualaihis salam Iring-iringan itu bergerak dengan cepat dari Damaskus, ibukota kekhalifahan Umawiyah, menuju Madina al-Munawarah.

Ada rasa rindu pada diri khalifah di raudhah nabawi yang suci dan rindu untuk mengucapkan salam atas Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Rombongan tersebut disertai para ahli qurra’ (Ahli al-qur’an), muhadditsin (ahli hadits), fuqaha (ahli fiqih), ulama, umara dan para perwira.

Mukjizat Terbelahnya Bulan


  • Judul: Mukjizat Terbelahnya Bulan
  • Sumber: The Moon Cleft Asunder
  • Penulis: Prof. Zaghlul Al-Neggar
  • Artikel oleh: A Learning Page
Anas bin Malik radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperlihatkan kepada mereka tanda (kekuasaan) Allah. Lalu beliau memperlihatkan kepada mereka bulan terbelah menjadi dua sehingga mereka melihat celah diantara kedua belahan itu. (HR Bukhari).

Sabtu, 10 Maret 2012

Penghargaan terhadap Wanita dalam Islam


Hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam berbicara tentang wanita dengan pujian dan penghargaan. Beliau shallallahu alaihi wasallam berkata:
إنَّ الدُّنْيَا كُلُّهَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR Ahmad dan Muslim)

Prinsip Dasar Ekonomi Syari'ah


Judul: Prinsip Dasar Ekonomi Syari'ah
Pemateri: Dr. Arifin Badri, MA.
Sumber: kajian.net

Pernahkah anda membayangkan jika anda hidup di zaman Umar bin Khathab radhiallahu anhu? Semua orang muslim mungkin mendambakan hal itu. Sebagian dari kaum muslimin bahkan gencar mengkampanyekan berdirinya khilafah Islamiyah. Tapi jika direnungkan lagi lebih mendalam, hanya dari satu sisi, perekonomian, perniagaan, apakah menurut anda kita layak hidup di zaman Umar bin Khathab radhiallahu anhu?

Hikmah Tak Terungkap di Awal Fajar


Awal Februari, selalu saja ramai dengan artikel tentang valentine. Tulisan ini tidak bermaksud membahas valentine, toh sudah cukup banyak dibahas oleh mereka yang mempunyai ilmu lebih dengan sangat jelas. Jadi tentunya sebagian besar kita sudah mafhum keburukan valeninte. Bagi yang belum paham, saya menganggapnya sebagai musibah. Semoga Allah menunjuki kita semua ke jalan hidayah.

Saudariku, Jilbab Ketatmu Itu....



Ketat, tansparan, dan membentuk tubuh, itulah ciri-ciri jilbab sebagian wanita masa kini. Tampil cantik dan trendi dengan jilbab menjadi moto sebagian muslimah zaman sekarang. Ya.. cantik.. dengan pakaian tipis dan ketat yang menggoda, pernak-pernik perhiasan yang menggelantung mulai dari kepala sampai pin besar di dada, sapuan make up di wajah, sepatu hak tinggi runcing dengan wangi parfum yang menggelitik sambil berlenggok laksana bandul jam.… lengkaplah sudah wanita menjadikan dirinya layaknya etalase.

Ya Ukhti, Tempat Kita Bukan di Jalan


Bismillah, semoga Allah memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua saudariku. 

Tulisan ini wujud sayang dan rasa prihatin kepada saudari muslimah, terinspirasi dari berbagai pengamatan, semoga tulisan ini bermanfaat. Aamiin.

Sejak runtuhnya kekuasaan orde baru di Indonesia yang terwujud setelah serangkaian demonstrasi besar-besaran, kegiatan itu (baca: demonstrasi) seolah menjadi budaya yang rutin dilaksanakan. Seolah ada pembenaran bahwa suara rakyat yang (jika mengikuti system demokrasi) seharusnya disalurkan melalui wakil-wakilnya di parlemen – terlepas apakah wakil tersebut benar-benar merepresentasikan masyarakat yang diwakilinya atau tidak – pun juga dapat diutarakan langsung dengan berkumpul dijalanan, meneriakkan yell-yell atau slogan tertentu, dengan spanduk dan gambar-gambar, ataupun kegiatan lain yang mengundang perhatian. Tentu saja demonstrasi yang dimaksudkan disini bukan berupa unjuk kebolehan atau kemampuan dalam bidang tertentu, melainkan sebuah unjuk kekuatan untuk mempengaruhi opini bahkan menekan pihak lain, mengajukan protes dan sejenisnya, meskipun kemudian disamarkan dengan menamakannya sebagai “aksi damai” yang tidak jarang berujung kericuhan.

Sungguh, Wanita Hitam itu Lebih Baik



Pernahkah anda berpikir sejenak, apa yang telah anda raih di dunia? Keluarga, pendidikan, karier, status sosial, ketenaran.... Saya, dan barangkali juga anda saudariku Muslimah, mungkin terjebak dalam lingkaran itu. Yang bernilai di mata kita adalah harta, dan berbagai perhiasan dunia. Yang mempesona hati kita adalah karier yang terus menanjak, status sosial yang tinggi, yang membanggakan bagi kita adalah pendidikan tinggi, dan lebih bangga lagi jika itu pendidikan luar negeri, yang menggembirakan hati kita adalah anak-anak yang berhasil dalam pendidikan dan hidup mereka serba kecukupan. Bercerita tentang keberhasilan kita dalam kehidupan duniam, kita menjadi berapi-api.

Jumat, 09 Maret 2012

Because Iam Your Mahram


Jam belum lagi menunjukkan tengah hari, tetapi terik mentari begitu menyengat dan karena kota kami terletak di tepi laut, maka kelembaban udara pun sangat tinggi. Kombinasi yang sangat menyesakkan, serasa berada di tengah ruang sauna. Kami berjalan dari klinik ke tempat parkir. Hanya beberapa belas meter, tetapi keringat segera saja bercucuran membasahi sekujur tubuh. Abu Ibrahim mengambil Khadijah dari tanganku dan melangkah cepat di depanku. Tiba di kendaraan, ia membuka pintu untukku, mempersilakan aku duduk lalu baru mengembalikan Khadijah padaku, karena ia harus mengemudi.

Kamis, 08 Maret 2012

Beruntungnya Para Permaisuri Itu??

Terkadang karena ketidakmengertian, banyak orang tidak mengetahui keagungan ajaran Islam dalam segala aspeknya termasuk diantaranya adalah memuliakan wanita. Tidak ada dimuka bumi ini satupun agama yang memuliakan wanita sebagaimana Islam memuliakan mereka. Hanya orang yang diharamkan darinyalah yang tidak bisa merasakan kenikmatan ini. Maka banyak wanita di Eropa merasa iri dengan kemuliaan yang dirasakan oleh wanita muslimah.

Rabu, 07 Maret 2012

SUAMIKU BUKAN LELAKI SEMPURNA

Dulu di tengah hangatnya teh panas dan sepotong rotii di pagi hari, saya dan teman-teman satu kos sering ngobrol tentang sosok ikhwan atau suami ideal.

Menurut kami seorang ikhwan yang paham agama pastilah sosok yang amat ‘super’. Super ngemong, sabar, romantis, dan sebagainya, tiada cela dan noda. Dalam pikiran polos kami saat itu, seorang ikhwan itu pasti ittibaussunnah dalam segala hal, termasuk dalam berumah tangga.

JANGAN SALAH MENDIDIK (Untukmu Anak Sholeh)

Penyusun: Ust. Zaenal Abidin bin Syamsudin, Lc

Lembaga pendidikan hanya sebuah sarana dan sekolah hanya sekadar tempat singgah anak untuk menjalani persiapan menuju jenjang pendidikan berikutnya. Namun, sangat disayangkan sebagian lembaga pendidikan ternyata lebih banyak mewarnai perilaku dan tabiat buruk anak. Oleh karena itu, bila sukses dunia-akhirat adalah pertimbangan utama, maka orangtua harus pandai-pandai memilih lembaga pendidikan yang sejalan dengan syariat Islam.
Banyak orang awam dan berkantong tebal salah dalam memilih lembaga pendidikan. Alih-alih mempertimbangkan kebersihan akidah dan keluhuran akhlak bagi anak-anaknya, mereka hanya berorientasi pada keberhasilan di dunia. Alhasil, mereka hanya memilih sekolah favorit yang ternama dan bergengsi walaupun harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. Sekolah mahal dipakai sebagai alat pengangkat prestise orangtua, sekadar alat untuk menunjukkan bahwa orangtua mampu menyekolahkan anak di sekolah pilihan orang kaya. Bila sudah begini, janganlah terlalu berharap memiliki anak shalih.

Berikut beberapa contoh (14 contoh) kesalahan orang tua dalam memberikan pendidikan buat anak-anaknya:
1. Salah Tujuan

Pangeran Berkuda Putih??

Salman Al-Farisi Radhiallaahu ‘Anhu

( Pencari Kebenaran )

Dari Persi datangnya pahlawan kali ini. Dan dari Persi pula Agama Islam nanti dianut oleh orang-orang Mu’min yang tidak sedikit jumlahnya, dari kalangan mereka muncul pribadi-pribadi istimewa yang tiada taranya, baik dalam bidang kedalam ilmu pengetahuan dan ilmuan dan keagamaan, maupun keduniaan.

Dan memang, salah satu dari keistimewaan dan kebesaran al-Islam ialah, setiap ia memasuki suatu negeri dari negeri-negeri Allah, maka dengan keajaiban luar biasa dibangkitkannya setiap keahlian, digerakkannya segala kemampuan serta digalinya bakat-bakat terpendam dari warga dan penduduk negeri itu, hingga bermunculanlah filosof-filosof Islam, dokter-dokter Islam, ahli-ahli falak Islam, ahli-ahli fiqih Islam, ahli-ahli ilmu pasti Islam dan penemu-penemu mutiara Islam .

Ternyata bahwa pentolan-pentolan itu berasal dari setiap penjuru dan muncul dari setiap bangsa, hingga masa-masa pertama perkembangan Islam penuh dengan tokoh-tokoh luar biasa dalam segala lapangan, baik cita maupun karsa, yang berlainan tanah air dan suku bangsanya, tetapi satu Agama. Dan perkembangan yang penuh berkah dari Agama ini telah lebih dulu dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan beliau telah menerima janji yang benar dari Tuhannya Yang Maha Besar lagi Maha Mengetahui. Pada suatu hari diangkatlah baginya jarak pemisah dari tempat dan waktu, hingga disaksikannyalah dengan mata kepala panji-panji Islam berkibar di kota-kota di muka bumi, serta di istana dan mahligai-mahligai para penduduknya.

Senin, 05 Maret 2012

Kebencian Ulama Salaf terhadap Popularitas

MasyaAllah inilah yg tidak banyak kita ketahui.

Dari Habib bin Abu Tsabit diriwayatkan bahwa ia berkata: “Suatu hari Ibnu Mas’ud keluar rumah. Tiba-tiba orang-orang mengikutinya. Beliau kemudian bertanya: “Apakah kalian membutuhkan sesuatu?” Mereka menjawab: “Tidak, kami hanya ingin berjalan bersamamu.” Beliau berkata: “Pulanglah, yang demikian itu adalah kehinaan bagi yang mengikuti dan malapetaka bagi yang diikuti(Shifatush Shafwah I:406)

Dari seorang lelaki diriwayatkan bahwa ia berkata: “Aku pernah melihat bekas kegundahan di wajah Abu Abdillah (yakni Imam Ahmad) yang kala itu sedang disanjung seseorang. Orang itu bekata kepada beliau: “Semoga Allah memberimu pahala atas jasamu terhadap Islam.” Beliau menjawab: “Justru Allah memberi kejayaan kepada Islam karena jasanya terhadapku. Siapa dan apa kedudukan saya?”(Siyaru A’laamin Nubalaa’ XI:225)

Dari Muhammad bin Al-Mukandir diriwayatkan bahwa ia berkata: “Ada sebuah tiang di masjid rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam yang biasa kugunakan untuk shalat dan belajar di malam hari. Pada waktu itu penduduk Madinah mengalami paceklik. Maka merekapun keluar untuk menjalankan shalat Istisqa’. Namun hujan tidak juga turun. Pada malam harinya, seperti biasa aku shalat ‘Isya di masjid Rasulullah Shallallahu’alaiwasallam, lalu aku mendatangi tiang itu dan menyandarkan tibuhku disana (istirahat). tiba-tiba datang seorang lelaki berkulit hitam kecoklat-coklatan, mengenakan kain sarung, dan pada lehernya tergantung kainyang lebih kecil lagi. Lelaki itu kemudian mendekati tiang di depanku, sementara (tanpa dia ketahui) aku berada di belakangnya. Kemudian dia shalat dua raka’at lalu duduk seraya berdoa: “Wahai Rabb-ku. Para Penduduk Madinah kota Nabi-Mu telah keluar meminta hujan, namun Engkau tidak juga mencurahkan hujan. Kini aku bersumpah atas nama-Mu, turunkanlah hujan. “Ibnul Mukandir bergumam: “Jangan-jangan ini orang gila.” Ia meneruskan: “Tatkala lelaki itu meletakkan tangannya, tiba-tiba aku mendengar suaru guntur, diikuti dengan hujan yang turun dari langit yang menyebabkan diriku berkeinginan kembali ke rumah. Ketika ia mendengar suara hujan, ia segera memuji Allah dengan berbagai pujian yang belum pernah kudengar yang semacam itu sebelumnya.” Perawi melanjutkan: “Kemudian lelaki itu berkata: “Siapa saya, dan apa kedudukan saya, sehingga doa saya terkabul. Akan tetapi aku tetap berlindung dengan memuji diri-Mu dan berlindung dengan pertolongan-Mu.” Lalu perawi melanjutkan: “Kemudia lelaki itu mengenakan kain yang digunakan untuk menyelimuti tubuhnya, lalu kain yang bergantung di punggungnya ia turunkan ke kakinya. Setelah itu ia shalat. Ia terus menjalankan shalatnya, sampai ia merasa akan datang shubuh. Setelah itu ia melaksanakan shalat Witir dan shalat sunnah Fajar dua raka’at. Kemudian dikumandangkan iqamat shubuh, ia turut shalat berjama’ah bersama orang banyak. Akupun turut shalat bersamanya. Setelah Imam mengucapkan salam, ia (lelaki hitam) segera bangkit dan keluar masjid. Akupun mengikutinya dari belakang, hingga pintu masjid. Lalu dia mengangkat pakaiannya dan berjalan di air yang tergenang(karena hujan). Akupun ikut mengangkat pakaianku dan berjalan di genangan air. Namun kemudian aku kehilangan jejak.
Pada malam selanjutnya, aku kembali shalat isya di masjid Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu aku mendatangi tiang tersebut dan berbaring di sana. Tiba-tiba lelaki itu datang lagi dan berdiri di tempat biasa. Ia menyelimuti tubuhnya dengan kain, sementara kain lainnya yang berada di punggungnya ia selempangkan di kedua kakinya, kemudian melakukan shalat. Ia terus melakukan shalat, sampai ia khawatir kalau datang waktu shubuh, baru ia melakukan Witir dan dua raka’at sunnah Fajar. Setelah itu iqamat berkumandang. Ia langsung shalat berjama’ah, akupun turut bersamanya. Ketika Imam telah mengucapkan salam, ia keluar. Aku juga keluar mengikutinya. Ia berjalan dengan cepat. Akupun mengikutinya hingga samapi ke salah satu rumah di kota Madinah yang kukenal. Akupun kembali ke masjid.
Setelah terbit matahari, dan aku tetlah menunaikan shalat (Dhuha). Aku segera keluar mendatangi rumah tersebut. Kudapati dirinya sedang duduk menjahit. Ternyata ia tukang sepatu. Ketika ia melihatku, ia segera mengenaliku. Ia berkata: “Wahai Abu Abdillah, selamat datang. Ada yang bisa kubantu? Anda ingin saya buatkan sepatu?” Aku segera duduk dan berkata: “Bukankah engkau yang menjadi temanku di malam pertama itu?” Rona wajahnya berubah menghitam dan berteriak sambil berkata: “Wahai Ibnul Munkadir, apa urusanmu dengan kejadian itu?” Perawi melanjutkan: “Lelaki itu marah dan akupun segera meninggalkannya.” Aku mengatakan: “Sekarang juga aku keluar dari tempat ini.”
Pada malam ketiga, aku kembali shalat Isya di akhir waktu di Masjid Rasulullah Shallallahu’alaiwasallam, kemudian menuju tempatku untuk berbaring. namun lelaki itu tidak kunjung datang. Ibnul Mukandir bergumam: “Inna lillahi, apa yang telah kuperbuat?” Pagi harinya, aku duduk-duduk di masjid hingga matahari terbit. Kemudian aku keluar untuk mendatangi rumah yang ditempati lelaki tersebut. Ternyata kudapati pintunya terbuka. Dan ternyata rumah itupun sudah tidak berpenghuni lagi. Pemilik rumah yang ditinggali lelaki itu bertanya kepadaku: “Wahai Abu Abdillah, apa yang terjadi antara Anda dengan dirinya kemarin?” Aku balik bertanya: “Apakah gerangan yang terjadi dengannya?” Orang-orang disitu berkata: “Ketika anda keluar dari rumahnya kemarin, lelaki itu segera membentangkan kainnya di tengah ruangan rumahnya. Kemudian ia tidak menyisakan selembar kulit ataupun sepatu. Semuanya dia letakkan dalam kainnya, lalu diangkut. Setelah itu kami tidak tahu lagi kemana lagi dia pergi.
Muhammad bin Al-Mukandir berkata: “Setiap rumah yang ada di kota Madinah yang kuketahui pasti kusinggahi untuk mencarinya. Namun aku tidak menemukannya lagi. Semoga Allah merahmatinya.(Shifatush Shafwah II:190-192)

Sumber : Aina Nahnu Min Akhlaaqis Salaf, Abdul Azis bin Nashir Al-Jalil Baha’uddien ‘Aqiel, 
Edisi  Indonesia “Panduan Akhlak Salaf” 
alih bahasa : Abu Umar Basyir Al-Medani