Panduan Wanita Solehah

Panduan Wanita Solehah

Panduan Wanita Solehah

Bab 1.01 Bahaya Pandang Memandang

Allah SWT berfirman yang bermaksud :
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan mereka karena yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan jangan memperlihatkan perhiasan mereka." (An Nur : 30-31)
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud
"Pandangan mata itu panah yang beracun dari panah-panah iblis. Oleh karena itu barang siapa yang meninggalkan pandangan karena takut dari siksa Allah serta iman, maka ia akan memperoleh kemanisan iman dalam hatinya."
Berkata Nabi Isa a.s.
"Takutlah kamu sekalian pada pandangan karena sesungguhnya ia dapat menumbuhkan syahwat di dalam hati dan dapat menimbulkan fitnah (godaan) karena pandangan itu."
Nabi Sulaiman a.s berkata kepada puteranya:
"Hai anakku! Berjalanlah di belakang harimau dan ular-ular besar yang berwama hitam dan janganlah kamu berjalan di belakang seorang perempuan."
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 1.02 Adab-adab Anak Perempuan Remaja

Table of contents 

Di dalam rumah:

  1. Menghormati penjaganya dan menerima nasihat yang diberi.
  2. Memperbaiki diri untuk menjadi wanita solehah.
  3. Menjaga nama baik penjaganya.
  4. Melatih diri dengan urusan rumah tangga seperti menjahit, memasak dan membereskan rumah.
  5. Banyakkan sholat dan puasa sunat.
  6. Jadikan Al Quran sebagai hiburan dan menghafaznya.
  7. Banyak mengkaji sejarah wanita-wanita utama salafussoleh untuk dicontohi

Di luar rumah:

  1. Keluar bersama-sama penjaga atau muhramnya.
  2. Senantiasa menundukkan pandangan dan hindarkan dari memandang ke sana ke mari.
  3. Hiasilah diri dengan sifat malu.
  4. Berkata yang benar apabila bertemu kawan
  5. Jangan pergi ke tempat-tempat umum seperti pasar.
  6. Hindari dan bersahabat atau berbincang dengan laki-laki.
  7. Jangan bergaul dengan wanita-wanita fasik.
  8. Menuju langsung ke tempat yang dituju tanpa menyimpang ke tempat lain.
  9. Menjaga martabat.
  10. Menjaga aurat sebagaimana yang dituntut oleh syariat.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 1.03 Adab-adab Wanita Yang Dipinang

  1. Hendaklah dia menyerahkan kepada orang tua dan keluarganya untuk:
    i. Menyelidiki laki-laki yang meminangnya yaitu tentang agamanya, kepahamannya, kepribadian dan ketetapan janjinya.
    ii. Memperhatikan keluarga tunangnya itu dan penghuni penghuni rumahnya.
    iii. Memperhatikan ibadah laki-laki yang meminangnya seperti sholatnya secara individu dan secara berjemaah.
    iv. Memperhatikan matlamat pemiagaan dan perusahaan atau matlamat dalam pekerjaan laki-laki yang meminangnya.
  2. Pada hari pertunangannya, hendaklah ia menggalakkan tunangnya agar memperkuatkan agamanya dan bersikap zuhud.
  3. Hendaklah bersama-sama berniat di atas satu dasar hidup yaitu hidup untuk Tuhan.
  4. Bersifat 'qanaah' (memadai dengan apa yang telah ada tanpa rasa tamak) dalam membina rumah tangga. Setelah diterima peminangan hendaklah dia mematuhi kehendak-kehendak calon suaminya itu untuk memperkuat hubungan dalam pergaulan dan mengekalkan cinta kasih setelah menikah nanti.
  5. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
    "Apabila seorang yang kamu berpuas hati tentang agamanya dan perangainya datang meminang (anak gadis) kamu maka terimalah lamaran itu. Seandainya kamu menolak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi."
    (Riwayat At Tarmizi)
  6. ergaulan setelah pertunangan masih terbatas. Pertemuan harus diatur mengikut syariat dengan ditemani muhram atau penjaga.
  7. auhkan pergaulan bebas agar terpelihara dari dosa, fitnah dan salah sangka tunangnya.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 1.04 Tanda-tanda Perempuan Yang Baik Maruah Dan Akhlaknya

  1. Berakhlak dengan Allah seperti tekun dan bersungguh-sungguh beribadah. Sabar dalam menempuh kesusahan (ujian) dari Allah dan dalam mengerjakan perintah-perintah-Nya, senantiasa bersyukur dengan karunia Allah, tenang dalam menerima ketentuan Allah serta banyak mengingati Allah.
  2. Mentaati suaminya, redha dengan pemberian suami, melayan suami dengan baik, bersopan santun dalam segala percakapan dan perbuatan, menjaga aurat dan kehormatan diri serta memelihara kehormatan suami.
  3. Berakhlak dengan ibu bapa, memuliakan mereka serta membantu dan menyenangkan mereka. Senantiasa berusaha mengajak keluarga kepada kebaikan dan keredhaan Allah.
  4. Balk pergaulannya dengan teman, tetangga dan masyarakat sekitarnya. Tidak mengganggu dan menyakiti mereka, malah membantu dan memudahkan mereka sesuai dengan kemampuan.
  5. Tumpuan hatinya ialah untuk memperbaiki ibadah dan akhlaknya, mengurus rumah tangga dengan balk, nemelihara ibadah, menjaga hubungan dengan manusia dan senantiasa berusaha untuk menasihati dan mengajak orang lain melakukan kebaikan.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.01 Sajak Istri Istri

Isteri-isteri itu adalah amanah Tuhan
yang mesti dijaga, diawasi dan dibajai hatinya
mengambil alih kuasa dari ibu bapanya di bawah nama suami
adakalanya menghibur hati pencerah fikiran dan penguat jiwa
adakalanya menyeksa jiwa
duri pada fikiran pan racun pada hati neraka rumah tangga
akan tumbuh uban sebelum masanya
akan jadi tua sebelum ketikanya
didiklah dia, jangan marah-marah
lemah lembut dan berhemah
simpati dan timbang rasa
kita akan dapat tundukkannya
jangan biarkan mengikut kehendaknya
kecuali syariat membolehkannya
dia akan terus tersasul dan tersalah
dayus pada kita
Neraka padahnya
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.02 Perkawinan Tujuan Dan Falsafahnya

Falsafah Perkawinan

Perkawinan atau mendirikan rumah tangga merupakan satu titik permulaan untuk terbentuknya sebuah masyarakat Islam. Dari rumah tangga yang mengamalkan Islamlah akan terbentuknya sebuah masyarakat Islam.

Tujuan Perkawinan

  1. Oleh karena laki-laki ada nafsu kepada perempuan dan sebaliknya, maka untuk menyelamatkan keadaan, perkawinan adalah perlu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina, ia memberi saluran yang halal bagi mereka untuk memenuhi keperluan nafsu masing-masing.
  2. Dapat melahirkan keturunan yang akan menyambung tugas manusia sebagai khalitah Allah yang harus berusaha untuk menegakkan agama Allah dan sebagai aset yang berharga di Akhirat kelak.
  3. Islam dapat direalisasikan datam suasana keluarga sebelum tercetusnya masyarakat Islam yang lebih besar.
  4. Dapat meramaikan umat Islam dan ini menjadi kebanggaan Rasulullah saw di Akhirat kelak.
  5. Tidak terputus keturunan disamping niat untuk memberikan hiburan kepada pasangan masing-masing.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.03 Rumah Tangga Yang Berkat

  1. Pilih pasangan yang beragama sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
    °Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, karena agamanya. Pilihlah yang beragama agar kamu beruntung. "
    (Riwayat Bukhan dan Muslim)
    Bagi pihak wanita, untuk mendapat calon suami beragama, perlulah perempuan itu sendiri beragama, karena Allah berfirman yang bermaksud:
    "Laki-laki yang balk Itu adalah untuk perempuan yang baik." (An Nur : 26)
  2. Selama pertunangan, hindarilah pergaulan bebas. Kalaupun ingin bertemu. biarlah ditemani oleh muhram. Pertemuan menurut syariat boleh diatur. Adalah lebih baik dipercepatkan pernikahan.
  3. Majelis walimah yang berkat ialah majelis yang menurut syariat, terhindar daripergaulan bebas laki-laki dan perempuan, tidak ada adat persandingan dan pernbaziran belanja (apa lagi kalau sampai berhutang), tidak melewatkan waktu sholat dan tidak disertai dengan hal-hal yang melalaikan.
  4. Pernikahan yang berkat itu, murah mas kawinnya, dalam bulan Syawal, pada hari Jum'at, dalam perhimpunan orang-orang soleh dan dalam rumah Allah (masjid).
  5. Suami-isteri hendaklah ada kesepahaman dan berusaha melaksanakan tanggung jawab masing-masing serta saling redhameredhai, berbincang jika ada masalah dan mudah bertenggang rasa. Masing-masing henddaklah berusaha mencari keredhaan Allah dan doa mendoakar
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.04 Tugas Istri Di Dalam Rumah

  1. Senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya.
  2. Hendaklah senantiasa me,nbersihkan rumah menurut syariat Islam.
  3. Menyediakan makanan untuk suami tanpa disuruh atau diminta.
  4. Menyediakan makanan yaiig disukai oleh suami.
  5. Menjahit pakaian untuk su imi dan anak-anak.
  6. Mencuci pakaian suami dan anak-anak.
  7. Menyediakan keperluan-keperluan lain untuk Suami.
  8. Menjaga harta suami, tidak menyerahkannya kepada orang lain tanpa keijinannya.
  9. Mendidik anak-anak menjadi manusia yang beriman agar tidak membebankan ibu bapaknyaa di Akhirat kelak.
  10. Menjadi penghibur suami ketika dia berada di rumah dengan memberi layanan yang baik. Seorang isteri hendaklah menjadi kan rumah tangganya seperti surga buat suami dan anak-anak.
Tanggung jawab wanita tersimpul dalam sebuah Hadis Rasulullah yang bermaksud:
"Apabila seorang wanita menunaikan kewajibannya terhadap Tuhannya, mentaati suaminya dan menggerakkan peralatan tenunannya, maka seolah-olah ia membaca tasbih kepada Allah terus-menerus. Dan selama mana berkekalan alat tenunan itu pada tangannya maka seolah-olah ia sholat berjemaah. Apabila ia menjerang periuk unluk memberi makanan kepada anak-anaknya nescaya Allah menggugurkan semua dosanya (kecuali dosa besar). "
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.05 Adab-adab Ketika Berhubungan Dengan Suami

  1. Sunat berwuduk sebelum berlimak dengan harapan ika dari
    perhubungan itu terjadi anak, mudah-mudahan anak tersebut
    berakhlak baik. Sunat juga berwuduk setelah berjimak.
  2. Sunat berwangi-wangian dan berhias agar membangkitkan
    keinginan bermesra.
  3. Sunat bersenda gurau sehingga melahirkan kasih sayang, bukan
    dengan paksaan. Ada ulama berpendapat anak yang lahir hasil
    dari hubungan suami isteri yang tidak didahului dengan senda
    gurau akan menjadi kurang cerdas otaknya.
  4. Sunat memulakan dengan Bismillah dan berdoa:
    Maksudnya: ' Dengan nama Allah, jauhkan kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari karunia yang Engkau berikan kepada kam." (Riwayat Bukhan dan Muslim)
    Ketika itu niatkanlah yang baik-baik, agar hubungan suami isteri itu menghasilkan anak yang soleh, yang beriman dan yang bertakwa.
  5. Hindarkan clan memandang kemaluan suami
  6. Hindarkan dari bertelanjang bulat dan menghadap kiblat. Sunat berselimut, misalnya dengan kain selimut.
  7. Sunat berjimak pada malam Senin, Kamis dan Jum'at sebaliknya makruh melakukannya pada malam "yaumul'abid"(hari putih) yaitu pada 13, 14, 15 dan juga pada awal dan akhir bulan Qamariah.
  8. Makruh berjimak ketika dalam keadaan lapar atau terlalu kenyang.
  9. Haram hukumnya mengadakan perhubungan jenis ketika haid dan nifas.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.06 Panduan Berhadapan Dengan Suami

  1. Ketika suami sedang berbicara, dengarlah dengan baik, diam dan tidak memotong pembicaraannya.
  2. Sikap suami hendaklah diterima dengan syukur, tidak menjawab apabila dimarahi dan bersabar ketika hati disakiti karena kadang-kadang dia sengaja hendak menguji kita. Anggaplah marahnya suami adalah karena dosa si isteri. Karena Allah murkalah, maka Allah datangkan hukuman melalui suami.
  3. Cepat bertindak ketika suami berhalat ses,iatu sekalipun sedang letih. Tegasnya, taat kepada kehendak suami kecuali kehendak yang melanggar syariat.
  4. Memenuhi keperluan suami dengan baik, mengutamakan kehendak suami daripada kehendak anak-anak (disinilah tanda kasih sayang terhadap suami). Jika diijinkan bolehlah mendahulukan kehendak anak atau orang lain.
  5. Ketika berhadapan dengan suami, hendaklah senantiasa berhias diri, bersihkan mulut, berwangi-wangian (di dalam rumah) dan berwajah manis.
  6. Memuliakan ibu bapa dan keluarga suami, menghormati isteri-isterinya (madu kita) dan melayani anak-anak suami (anak tiri kita) dengan baik.
  7. Menjaga ketenteraman hati suami, membantu menyelesaikan masalah suami atau sekurang-kurangnya menunjukkan rasa gembira dan simpati.
  8. Menjaga harta suami dengan baik dan jangan mengkhianatinya, menjaga kebersihan dan kerapian rumah. Menyediakan peralatan mandi atau pakaian sebelum suami ke kamar mandi.
  9. Menghormati suami, berdiri mengantar kepergian suami dan menyambut kepulangannya dengan senyuman.
  10. Mesti sama-sama merasakan perasaan suami :
    • Senang kalau ia senang dan bersimpati kalau ia berduka.
    • Bergurau kalau ia bergurau, tenang kalau ia tenang.
    • Terhibur ketika menerima pemberian suami.
    • Tidak memperkecilkannya.
    • Tegasnya, dapat menyelami perasaan suami dan sanggup berkorban demi kesenangan suami.
  11. Memelihara maruah (kehormatan) suami.
  12. Memahami suami, jika dia pemimpin membantu dia dengan mengambil berat soal kebajikan anak-anak buahnya. Jika suami guru, kita hendaklah melengkapkan diri dengan ilmu. Hendaklah kita siap dengan apa saja keadaan, kedudukan atau perbuatan suami.
  13. Senantiasa mendoakan suami dan tidak menyusahkan suami dengan kehendak pribadi. Senantiasa berakhlak baik dengan suami, tidak bertengkar di depan anak-anak. Hendaklah membela suami atau keluarga suami jika terfitnah, walaupun hati sendiri yang terluka.
  14. Pastikan niat kita melayan suami semata-mata mengharapkan keredhaan Allah, semoga suami kuat beribadah, berjuang bersungguh-sungguh pada jalan Allah, agar terjalin kasih sayang karena Allah dan mendapat keturunan yang banyak dan baik.
  15. Hendaklah isteri senantiasa bersikap malu kepada suaminya.
  16. Memelihara kehormatan ketika suami tidak ada di rumah.
  17. Merasa cukup dengan apa yang ada (qana'ah).
  18. Selalu bersikap belas kasihan serta merasa takut kepada suami dan senantiasa merasa diri kita yang bersalah.
  19. Merasakan suami mempunyai kelebihan. Diantara sabda Rasulullah SAW bermaksud:
    "Allah Tabaraka wa Taala membenci seorang isteri yang tidak berterima kesih kepada suaminya, sedang ia memang memerlukan suaminya." (Riwayat An Nasai)
    "Siapa saja isteri yang keluar rumah tanpa ijin dari suaminya, tetaplah ia di dalam kemurkaan Allah sampai ia kembali atau suaminya redha kepadanya."
    (Riwayat Al Khatib)
    "Apabila seorang wanita sholat lima waktu berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, mematuhi suaminya, maka dapatlah dia memasuki Surga."
    (Riwayat Al Bazzar)
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.07 Tanggung Jawab Istri Terhadap Suami

  1. Allah Taala berfirman yang bermaksud:
    "Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) alas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang solehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki. "
    "Wanita-wanita yang kamu kuatirkan akan durhaka padamu, maka nasehatilah mereka (didiklah) mereka. Dan pisahkanlah dari tempat tidur mereka (jangan disetubuhi) dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu bersikap curang. Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi lagi Maha Besar." (An Nisa : 34)
  2. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Siapa saja isteri yang meninggal dunia, sedangkan suaminya redha terhadap kepergiannya, maka ia akan masuk Surga."
    (Riwayat Tarmizi)
  3. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Apabila seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki."
    (Riwayat Ahmad dan Thabrani)
  4. Seorang perempuan datang ke hadapan Nabi SAW lalu berkata, "Wahai Rasulullah SAW, saya mewakili kaum wanita untuk menghadap tuan (untuk menanyakan tentang sesuatu). Berperang itu diwajibkan oleh Allah hanya untuk kaum laki-laki, jika mereka terkena luka, mereka mendapat pahala dan kalau terbunuh, maka mereka adalah tetap hidup di sisi Allah. lagi dicukupkan rezekinya (dengan buah-buahan Surga). Dan kami kaum perempuan selalu melakukan kewajiban terhadap mereka (yaitu melayani mereka dan membantu keperluan mereka) lalu apakah kami boleh ikut memperoleh pahala berperang itu?"
    Maka Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Sampaikanlah kepada perempuan-perempuan yang kamu jumpai bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran maka pahalanya seimbang dengan pahala perang membela agama Allah. Tetapi sedikit sekali dari kamu sekalian yang menjalankannya."
  5. Sayidina Ali k.w.j. berkata: "Seburuk-buruk sifat bagi kaum laki laki itu adalah sebaik-baik sifat bagi kaum perempuan yaitu kikir dan bersikap keras dan takut. Karena sesungguhnya perempuan itu jika kikir, maka ia memelihara harta suaminya dan jika bersikap keras, maka ia menjaga diri dari berbicara kepada setiap orang dengan perkataan yang halus (mesra) yang menimbulkan sangkaan yang buruk, dan jika penakut. maka ia takut dari segala sesuatu, oleh karena itu ia tidak berani keluar dari rumahnya dan ia menjauhi tempat-tempat yang menimbulkan kecurigaan yang buruk karena takut kepada suaminya".
  6. Seharusnya seorang isteri mengetahui kedudukan dirinya seolah olah seorang 'hamba' perempuan yang dimiliki oleh suaminya atau sebagai 'tawanan' yang lemah. Oleh karena itu dia tidak boleh membelanjakan sedikit pun dari hartanya (sendiri) kecuali dengan seijin suaminya karena ia diumpamakan sebagai orang yang dalam kawalan (perhatian).
  7. Wajib bagi seorang isteri:
    • Merendahkan pandangannya terhadap suaminya.
    • Tidak berkhianat terhadap suaminya ketika suaminya tidak ada termasuk juga hartanya.
    • Menunaikan hajat suami (jika diajak oleh suaminya) biarpun di waktu sibuk atau susah (ditamsilkan berada di punggung unta oleh Rasulullah).
    • Meminta ijin suami untuk keluar dari rumahnya. Kalau keluar rumah tanpa ijin suaminya maka dia dilaknati oleh malaikat sampai ia bertaubat dan kembali.
  8. Diceritakan dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda, maksudnya:
    "Sungguh-sungguh meminta ampun untuk seorang isteri yang berbakti kepada suaminya yaitu burung di udara, ikan-ikan di air dan malaikat di langit selama ia selalu dalam kerelaan suaminya. Dan siapa saja dikalangan isteri yang tidak berbakti kepada suaminya, maka ia mendapat laknat dari Allah dan malaikat serta semua manusia. "
  9. Siapa saja di kalangan isteri yang bermuka masam di hadapan suaminya, maka ia dalam kemurkaan Allah sampai ia dapat membuat suasana yang menggembirakan suaminya dan memohon kerelaannya.
  10. Aisyah r.ha berkata:
    "Wahai kaum wanita Seandainya kamu mengerti kewajiban terhadap suamimu, tentu seorang isteri akan menyapu debu dari kedua telapak kaki suaminya dengan sebagian mukanya."
  11. . Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Tiga orang yang tidak diterima sholatnya (tidak diberi pahala sholatnya) oleh Allah dan tidak diangkat kebaikan mereka ke langit ialah: hamba yang lari dari tuannya hinggalah dia kembali, seorang isteri yang dimurkai oleh suaminya hinggalah dia memaafkannya, orang yang mabuk hingga dia sadar kembali."
  12. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Jika seorang isteri berkata kepada suaminya: Tidak pernah aku melihat kebaikanmu sama sekali, maka hancur leburlah pahala amal kebaikannya."
    Keterangan:
    Maksud Hadis ini ialah jika seorang isteri memperkecilkan usaha baik suaminya seperti dalam memberi nafkah dan memberi pakaian maka hancur leburlah pahala amal kebaikannya.
  13. Nabi Muhammad SAW bersabda, maksudnya:
    "Siapa saja isteri yang meminta cerai dari suaminya tanpa sebab-sebab yang sangat diperlukan, maka haramlah bau Surga ke atasnya."
    Keterangan:
    Hal ini biasanya terjadi pada seorang isteri yang tidak berminat kepada suaminya lagi kecuali kalau dia meminta cerai kepadanya karena kuatir tidak dapat menjalankan kewajiban terhadap suaminya untuk menghindarkan diri dari kekecewaan suaminya.
  14. Nabi SAW bersabda maksudnya:
    "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada seorang isteri yang tidak bersyukur kepada suaminya."
    Keterangan:
    Hal ini biasa terjadi pada suami yang miskin dan isteri yang kaya. Lalu isteri itu menafkahkan hartanya kepada suaminya, kemudian mengungkitnya.
  15. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Pertama urusan yang ditanyakan kepada isteri pada hari Kiamat nanti ialah mengenai sholatnya dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajibannya terhadap suaminya atau tidak). "
  16. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Empat perempuan yang berada di Neraka ialah:
    Perempuan yang kotor mulutnya terhadap suaminya. Jika suaminya tidak ada di rumah ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya bersamanya ia memakinva (memarahinya). Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang suami tidak mampu.
    Perempuan yang tidak menjaga auratnya dari kaum laki-laki dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik kaum laki laki).
    Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan minum dan tidur, dan ia tidak mau berbakti kepada Allah dan tidak mau berbakti kepada Rasul-Nya dan tidak mau berbakti kepada suaminya."

    Keterangan:
    Seorang perempuan yang bersifat dengan sifat-sifat ini akan dilaknati kecuali jika dia bertaubat.
  17. Al Hakim bercerita bahwa seorang perempuan berkata kepada Nabi SAW: "Sesungguhnya putera bapa saudaraku melamarku. Oleh karena itu berilah peringatan kepadaku apa kewajiban seorang isteri terhadap suaminya. Kalau kewajiban itu sesuatu yang mampu aku jalankan, maka aku bersedia dinikahkan." Maka Baginda bersabda: "Kalau mengalir darah dan nanah dari kedua lubang hidung suaminya lalu (isteri) menjilatnya, maka itu pun belum dianggap menjalankan kewajibannya terhadap suaminya. Seandainya diperbolehkan untuk manusia bersujud kepada manusia lain, tentu aku perintahkan :seorang isteri bersujud kepada suaminya."
    Berkatalah perempuan itu, "Demi Tuhan yang mengutus Tuan, aku tidak akan menikah selama dunia ini masih ada."
  18. Imam Thabrani menceritakan bahwa seorang isteri tidak dianggap menjalankan kewajibannya terhadap Allah hingga ia menjalankan kewajibannya terhadap suaminya, dan seandainya suami memintanya (untuk digauli) sedang ia (isteri) di atas belakang unta maka tidak boleh dia menolaknya.
  19. Sayidina Ali k.w.j. berkata: "Aku masuk ke rumah Nabi SAW berserta Fatimah lalu aku dapati Baginda sedang menangis tersedu-sedu, kemudian aku berkata: "Tebusan Tuan adalah ayahku dan ibuku wahai Rasulullah, apakah yang membuat Tuan menangis?" Baginda bersabda, "Wahai Ali! Pada malam aku diangkat ke langit aku melihat kaum perempuan dari umatku disiksa di Neraka dengan bermacam-macam siksaan, lalu aku menangis karena begitu berat siksaan mereka yang aku lihat. Aku melihat perempuan yang digantung dengan rambutnya serta mendidih otaknya. Dan aku melihat perempuan yang digantung dengan lidahnya sedangkan air panas dituangkan pada tenggorokannya.
    Dan aku melihat perempuan yang benar-benar diikat kedua-dua kakinya sampai kedua-dua susunya dan diikat kedua-dua tangannya sampai ubun-ubunnya dan Allah mengarahkan ular ular dan kalajengking menyengatinya. Dan aku melihat seorang perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai dan ia ditimpakan sejuta siksaan. Dan aku melihat seorang perempuan berbentuk anjing dan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya (jalan belakang) sementara malaikat memukul kepalanya dengan tongkat besar dari api Neraka
    ." Lalu Sayidatina Fatimah Az Zahra r.ha berdiri dan berkata, "Wahai kekasihku dan cahaya mataku! Perbuatan apa yang dilakukan oleh mereka hingga ditimpa seksaan ini?" Maka Nabi SAW bersabda: "Wahai anakku! Adapun perempuan yang digantung rambutnya itu adalah karena dia tidak menutupi rambutnya dari pandangan kaum laki-laki ajnabi.
    Adapun perempuan yang digantung dengan lidahnya karena dia telah menyakiti suaminya.
    Adapun perempuan yang digantung kedua-dua susunya karena dia telah mempersilahkan (orang lain) untuk menduduki tempat tidur suaminya.
    Adapun perempuan yang diikat kedua-dua kakinya sampai keduadua susunya dan diikat kedua-dua tangannya sampai ke ubun ubunnya dan Allah mengarahkan ular-ular untuk menggigitnya dan kala jengking untuk menyengatinya karena dia tidak mandi junub setelah haid dan dia mempermainkan (meninggalkan) sholat. Adapun perempuan yang berkepala babi dan berbadan keledai karena dia adalah ahli adu domba dan pembohong. Adapun perempuan yang berbentuk anjing dan api masuk ke mulutnya dan keluar dari duburnya karena ia ahli umpat lagi penghasut.
    Wahai anakku! Celaka bagi perempuan yang tidak berbakti kepada suaminya.
    "
  20. Seorang isteri hendaklah menyadari bahwa seorang suami bagi isteri adalah bagaikan ayah bagi seorang anak karena taatnya seorang anak kepada ayahnya dan memohon keredhaannya adalah wajib Seorang suami pula tidak wajib mentaati isteri
  21. Menjadi pendorong serta penasehat dalam hal-hal kebaikan.
  22. Memahami hal-hal yang digemari dan yang dibenci oleh suami.
  23. Setiap perbuatannya hendaklah menyenangkan hati suami.
  24. Senantiasa menambahkan ilmu agamanya serta amalan.amalannya dengan berbagai macam cara seperti membaca, mendengar kaset-kaset ceramah agama serta mengikuti majlis- majlis agama.
  25. Demi cinta terhadap suaminya seorang isteri akan melakukan khidmat dan bakti kepada suaminya cara hal yang sebesar. besarnya sampai hal yang sekecil-kecilnya seperti menggunting kuku, memotong kumis, dan meminyakkan rambut suami. Rasulullah SAW pernah berkata kepada Siti Fatimah: "Ya Fatimah, apabila seorang wanita meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya, memotong kumis dan menggunting kukunya maka Allah akan memberinya minum dari air Surga yang mengalir di sungai sungainya dan diringankan Allah baginya sakaratul maul dan akan didapatinya kubumya menjadi sebuah taman yang indah dan taman taman Surga. "
  26. Senantiasa menyediakan air di sisi suami. Selama ia berbuat yang demikian selama itulah ia didoakan keampunan oleh para malaikat.
  27. Memasak makanan menurut kesukaan atau selera suami.
  28. Menambal baju atau pakaiannya yang buruk.
  29. Siapkan barang-barang keperluan di dalam sakunya seperti sisir, celak, sikat gigi. cermin dan minyak wangi (ikut Sunnah).
  30. Ikut kemauan suami pada waktu bersenda gurau, memijat, mengipas dan sebagainya.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.08 Kewajiban Suami Terhadap Istri

Nas-nas Al Quran dan hadis:

  1. Allah Taala berfirman, yang bermaksud:
    "Dan gaulilah mereka (isteri-isterimu) dengan cara sebaik-baiknya." (An Nisa 19)
  2. Dan Allah berfirman lagi:
    'Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban menurut cara yang baik akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan atas isterinya." (Al Baqarah : 228)
  3. Diceritakan dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda pada waktu haji widak (perpisahan) setelah baginda memuji Allah dan menyanjung-Nya serta menasehati para hadirin yang maksudnya:
    'Ingatlah (hai kaumku), terimalah pesanku untuk berbuat baik kepada para isteri, isteri-isteri itu hanyalah dapat diumpamakan kawanmu yang berada di sampingmu, kamu tidak dapat memiliki apa-apa dari mereka selain berbuat baik, kecuali kalau isteri-isteri itu melakukan perbuatan yang keji yang jelas (membangkang atau tidak taat) maka tinggalkanlah mereka sendirian di tempat tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Kalau isteri-isteri itu taat kepadamu maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkan mereka.
    Ingatlah! Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isterimu dan sesungguhnya isteri-isterimu itu mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap dirimu. Kemudian kewajiban isteri-isteri terhadap dirimu ialah mereka tidak boleh mengijinkan masuk ke rumahmu orang yang kamu benci. Ingatlah! Kewajiban terhadap mereka ialah bahwa kamu melayani mereka dengan baik dalam soal pakaian dan makanan mereka.

    (Riwayat Tarmizi dan Ibnu Majah)
  4. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
    "Kewajiban seorang suami terhadap isterinya ialah suami harus memberi makan kepadanya jika ia makan dan memberi pakaian kepadanya jika ia berpakaian dan tidak boleh memukul mukanya dan tidak boleh memperolokkan dia dan juga tidak boleh meninggalkannya kecuali dalam tempat tidur (ketika isteri membangkang)." (Riwayat Abu Daud)
  5. Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
    "Siapa saja seorang laki-laki yang menikahi perempuan dengan mas kawin sedikit atau banyak sedangkan dalam hatinya ia berniat untuk tidak memberikan hak perempuan tersebut (mas kawinnya) kepadanya. maka ia telah menipunya, kemudian jika ia meninggal dunia, sedang ia belum memberi hak perempuan tadi kepadanya maka ia akan menjumpai Allah pada hari Kiamat nanti dalam keadaan berzina."
  6. Nabi SAW bersabda yang bermaksud
    "Sesungguhnya yang termasuk golongan mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang baik budi pekertinya dan mereka yang lebih halus dalam mempergauli keluarganya (isteri anak-anak dan kaum kerabatnya). "
  7. Nabi SAW bersabda yang bermaksud :
    "Orang-orang yang terbaik dan kamu sekalian ialah mereka yang lebih baik dan kamu dalam mempergauli keluarganya dan saya adalah orang yang terbaik dari kamu sekalian dalam mempergauli keluargaku." (Riwayat lbnu Asakir)
  8. Diceritakan dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda yang bermaksud:
    "Barang siapa yang sabar atas budi pekerti isterinya yang buruk, maka Allah memberinya pahala sama dengan pahala yang diberikan kepada Nabi Ayub a.s karena sabar atas cobaan-Nya." ( Cobaan ke alas Nabi Ayub ada empat hal: Habis harta bendanya., Meninggal dunia semua anaknya., Hancur badannya., Dijauhi oleh manusia kecuali isterinya benama Rahmah )
    " Dan seorang isteri yang sabar atas budi pekerti suaminya yang buruk akan diberi oleh Allah pahala sama dengan pahala Asiah isteri Firaun".
  9. Al Habib Abdullah Al Haddad berkata:
    "seorang laki-laki yang sempurna adalah dia yang mempermudah dalam kewajiban-kewajiban kepadanya dan tidak mempermudah dalam kewajiban-kewajibannya kepada Allah. Dan seorang laki-laki yang kurang ialah dia yang bersifat sebaliknya."
    Maksud dan penjelasan ini ialah seorang suami yang bersikap sudi memaafkan jika isterinya tidak menghias dirinya dan tidak melayaninya dengan sempurna dan lain-lain tetapi ia bersikap tegas jika isterinya tidak melakukan sholat atau puasa dan lain-lain, itulah suami yang sempurna. Dan seorang suami yang bersikap keras jika isterinya tidak menghias dirinya atau tidak melayaninya dengan sempurna dan lain-lain tetapi bersikap acuh tak acuh (dingin) jika isteri meninggalkan kewajiban-kewajiban kepada Allah seperti sholat, puasa dan lain-lain, dia seorang suami yang kurang.
  10. Dianjurkan bagi seorang suami memperhatikan isterinya (dan mengingatkannya dengan nada yang lembut/halus) dan menafkahinya sesuai kemampuannya dan berlaku tabah (jika disakiti oleh isterinya) dan bersikap halus kepadanya dan mengarahkannya ke jalan yang baik dan mengajamya hukum-hukum agama yang perlu diketahui olehnya seperti bersuci, haid dan ibadah-ibadah yang wajib atau yang sunat.
  11. Allah Taala berfirman yang bermaksud:
    'Hai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu dan ahli keluargamu dari api Neraka." (At Tahrim : 6)
    Ibnu Abbas berkata:
    "Berilah pengetahuan agama kepada mereka dan berilah pelajaran budi pekerti yang bagus kepada mereka."
    Dan Ibnu Umar dari Nabi SAW bahwa baginda bersabda: 'Tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang imam yang memimpin manusia adalah pemimpin dan ia bertanggung jawab at,is rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam mengurusi ahli keluarganya. Ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan bertanggung jawab alas keluarganya. Seorang hamba adalah pemimpin dalam mengurus harta tuannya, ia bertanggung jawab atas peliharaannya. Seorang laki-laki itu adalah pemimpin dalam mengurusi harta ayahnya, ia bertanggung jawab atas peliharaannya. Jadi setiap kamu sekalian adalah pemimpin dan setiap kamu harus bertanggung jawab alas yang dipimpinnya." (Muttafaq 'alai )
  12. Nabi SAW bersabda yang bermaksud: "Takutlah kepada Allah dalam memimpin isteri-istrimu , karena sesungguhnya mereka adalah amanah yang berada disampingmu, barangsiapa tidak memerintahkan sholat kepada isterinya dan tidak mengajarkan agama kepadanya, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya."
  13. Allah Taala berfirman yang bermaksud:
    "Perintahkanlah keluargamu agar melakukan sholat." (Thaha:132)
  14. Diceritakan dan Nabi SAW bahwa baginda bersabda yang bermaksud: "Tidak ada seseorang yang menjumpai Allah swt dengan membawa dosa yang lebih besar daripada seorang suami yang tidak sanggup mendidik keluarganya."

KESIMPULAN TANGGUNG JAWAB SUAMI

  1. Menjadi pemimpin anak isteri di dalam rumah tangga.
  2. Mengajarkan ilmu fardhu 'ain (wajib) kepada anak isteri yaitu ilmu tauhid, fiqih dan tasawuf.
    Ilmu tauhid diajarkan supaya aqidahnya sesuai dengan aqidah Ahli Sunnah wal Jamaah.
    Ilmu fiqih diajarkan supaya segala ibadahnya sesuai dengan kehendak agama.
    Ilmu tasawuf diajarkan supaya mereka ikhlas dalam beramal dan dapat menjaga segala amalannya daripada dirusakkan oleh rasa riya' (pamer), bangga, menunjuk-nunjuk orang lain dan lain-lain.
  3. Memberi makan, minum, pakaian dan tempat tinggal dari uang dan usaha yang halal.
    Ada ulama berkata:
    'Sekali memberi pakaian anak isteri yang menyukakan hati mereka dan halal maka suami mendapat pahala selama 70 tahun."
    Tidak menzalimi anak isteri yaitu dengan:
    • Memberikan pendidikan agama yang sempurna.
    • Memberikan nafkah lahir dan batin secukupnya.
    • Memberi nasihat serta menegur dan memberi panduan/ petunjuk jika melakukan maksiat atau kesalahan.
    • Apabila memukul jangan sampai melukakan (melampaui batas).
  4. Memberi nasihat jika isteri gemar bergunjing/bergosip, mengomel serta melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perintah agama.
  5. Melayani isteri dengan sebaik-baik pergaulan.
  6. Berbicara dengan isteri dengan lemah-lembut.
  7. Memaafkan keterlanjurannya tetapi sangat memperhatikan kesesuaian tingkah lakunya dengan syariat.
  8. Kurangkan perdebatan.
  9. Memelihara harga diri / kehormatan mereka.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.09 Peringkat Memberi Tanggung Jawab Asasi (Pokok) Terhadap Istri

  1. Suami senantiasa peka dalam memberi tanggung jawabnya kepada isteri tanpa perlu diminta. Dalam hal-hal yang tidak dharuri, juga dia berikan tanpa perlu diminta, tetapi tidak pula dia memberi sehingga keterlaluan, malah senantiasa di dalam batasan syariat. Suami ini adalah suami golongan Siddiqin.
  2. Suami yang peka dalam memberi tanggung jawab kepada, isterinya tanpa perlu diminta. Tetapi tidak pula memberi hal yang diluar keperluan melainkan diminta, dan senantiasa dalam batas syariat. Suami ini adalah suami golongan Muqarrobin.
  3. Suami yang mampu tetapi tidak memberi apa-apa kepada isterinya sekali pun yang dharuri (diperlukan). Tetapi kalau diminta, tidak pula dia keberatan untuk memberinya Inilah suami yang Soleh
  4. Suami yang mampu tetapi tidak mau bertanggung-jawab terhadap isterinya, sekalipun dalam hal-hal yang dharuri. Kalau memberi pun secara terpaksa dan sakit hati. Kalau boleh dia hanya ingir menumpang hasil usaha isteri. Inilah suami yang Fasik.


Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.10 Perbincangan Suami Istri Yang Ada Cita-cita Islam

  1. Perkataan yang selalu dikeluarkan atau percakapannya selain bercakap-cakap untuk menghiburkan satu sama lain, ia juga untuld.. mendatangkan rasa ghairah satu sama lain. Ini untuk menghindarkan suami atau isteri merasa tidak puas dengarl.pasangan masing-masing sehingga hubingan menjadi dingin
  2. Bercakap, berbincang dan bertukar likiran tentang iman.
  3. Bagaimana Islam dapat diamalkan di dalam din maupun di dalam keluarga.
  4. Bagaimana akan mendidik anak secara Islam secara lebih berkesan.
  5. Bagaimana hendak memajukan pelajaran anak-anak dan memperhalus akhlak mereka agar taat kepada Allah SWT, Rasul dan kedua ibu bapa.
  6. Bagaimana hendak melahirkan kasih sayang dan perpaduan dikalangan anak-anak.
  7. Bagaimana hendak menghadapi anak-anak yang nakal dan terjebak dengan gejala-gejala yang tidak sehat.
  8. Bagaimana hendak melatih anak-anak (perempuan) agar pandai mengurus rumah tangga, memasak, menjahit dan sebagainya.
  9. Bagaimana hendak melatih anak-anak (laki-laki) supaya memiliki ilmu fardhu ain yang mencukupi, bertanggung jawab dan memiliki ciri-ciri kepimpinan.
  10. Bercakap-cakap tentang isu-isu semasa terutama yang berhubungan dengan Islam.
Seandainya perbincangan di antara suami dan isteri tidak ada cerita tentang iman, tentang Islam, tentang ibadah, akhlak, Akhirat, tentang dosa dan pahala, cerita-cerita sedih tentang gejala masyarakat, maka tidak akan wujudlah kasih sayang dan tidak ada ketenangan di dalam keluarga. Akhimya tujuan perkawinan untuk berhibur sudah menjadi huru-hara sehingga membawa kepada perceraian.


Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.11 Rumah Tangga Surga

Di antara ciri-ciri sebuah rumah tangga surga itu ialah:
  1. Apabila suami melihat isteri, terasa tenang di hati karena setianya
  2. Suami sangat bertanggung jawab.
  3. Anak-anak apabila melihat ibu ayah, jiwa yang kosong terasa terisi . dan apabila mereka tidak ada, terasa kekosongan di hati.
  4. Ibu bapa merasa sejuk hati apabila melihat anak-anak karena merea taat mengikuti kata-katanya.
  5. Tidak ada cacian atau makian sesama anggota keluarga.
  6. Sama sekali tidak ada pukul-memukul, tendang-menendang atau sepak terjang.
  7. Kesemua anggota keluarga membesarkan Allah swt melalui sholat berjemaah, qiamullail (sholat malam), membaca Al Quraf, bertasbih, membaca tahlil dan tahmid, kuliah untuk keluarga dan lain-lain.
  8. Makan berjemaah bersama-sama.
  9. Saling mengingati di antara satu sama lain dengan kasih sayang
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.12 Peringkat Istri Yang Meminta Haknya Dari Suami

  1. Isteri yang tidak akan meminta apa-apa dan suaminya sekalipun yang perlu (dharuri). Apa yang disediakan oleh suaminya, diterima dengan penuh malu dan bersyukur. Kalau ada, adalah. Kalau tidak ada, dia bersabar, tetapi tidak meminta. Apalagi yang tidak perlu, kalau diberi pun dia tolak bahkan adakalanya yang perlu pun dia tolak dengan baik. Dia lebih suka menolong suaminya.
    Inilah isteri yang bersitat Siddiqin. Golongan ini susah hendak dicari terutama di akhir zaman ini, seperti mencari belerang merah, atau mencari gagak putih. Ini adalah perempuan yang luar biasa.
  2. Isteri yang tidak meminta dan suaminya kecuali yang perlu (dharuri) sahaja. Yang tidak perlu dia tidak akan meminta bahkan kalau suaminya memberi yang tidak perlu dia tolak dengan baik. Tetapi kalau yang diperlukan pun tidak ada, dia tetap sabar. Namun dia tidak akan mendesak suaminya. Dia tetap bersabar dengan keadaan itu. Inilah isteri yang bersifat Muqarrobin. Golongan ini juga sukar untuk dicari di zaman kebendaan ini, zaman manusia memburu dunia, di zaman orang memandang dunia adalah segala-galanya.
  3. Isteri yang meminta kepada suaminya yang perlu (dharun) dan juga sekali-sekali meminta juga yang tidak perlu seperti ingin sedikit kehidupan yang selesa baik di dalam segi makan minum, tempat tinggal, kendaraan. Namun kalau suaminya tidak memberi, dia tetap sabar dan tidak pula menjadi masalah. Inilah isteri yang Solehah lebih mudah dicapai tetapi tetap memerlukan pengorbanan perasaan yang tinggi dan hati yang lebih mencintai Tuhan dan Akhirat daripada hidup di dunia yang sementara ini.
  4. Isteri yang selalu saja meminta-minta, bukan saja yang perlu (dharuri), yang tidak perlu pun dia suka meminta-minta. Kalau diberi pun tidak pemah puas tidak pernah merasa cukup. Sudah mewah pun masih merasa tidak cukup. Kalau tidak diberi, akan menjadi masalah dan dia akan cemberut, marah-marah, sakit hati, merajuk hingga menjadi masalah dalam rumah tangga. Inilah isteri yang fasik. Isteri seperti ini selalu saja durhaka dengan suami, apalagi dengan Tuhan. Sikap tindakannya, percakapannya selalu saja menyusahkan suaminya. Akhirnya krisis rumah tangga tidak pernah berhenti, senantiasa bergolak. Lama kelamaan bercerai suami isteri. Kalau pun tidak bercerai, hanya karena hendak menjaga muka atau tidak ingin anak jadi kucar-kacir, tetapi apalah arti rumah tangga yang seperti ini. Ia ibarat neraka dunia,
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 2.13 Istri Yang Dianggap Durhaka Kepada Suami

  1. Apabila dipanggil oleh suaminya ia tidak datang. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
    "Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur. ia tidak datang nescaya malaikat melaknat isteri itu sampai Subuh." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
  2. Membantah suruhan atau perintah suami. Sabda Rasulullah SAW:
    'Siapa saja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat dan Allah dan malaikat serta semua manusia."
  3. Bermuka masam terhadap suami. Sabda Rasulullah SAW:
    "Siapa saja perempuan yang bermuka masam di hadapan suaminya berarti ia dalam kemurkaan Allah sampai ia senyum kepada suaminya atau ia meminta keredhaannya."
  4. Jahat lidah atau mulut pada suami. Sabda Rasulullah SAW:
    "Dan ada empat golongan wanita yang akan dimasukkan ke dalai Neraka (diantaranya) ialah wanita yang kotor atau jahat lidahnya terhadap suaminya."
  5. Membebankan suami dengan permintaan yang diluar kemampuannya.
  6. Keluar rumah tanpa izin suaminya. Sabda Rasulullah SAW:
    "Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya."
    (Riwayat Al Khatib)
  7. Berhias ketika suaminya tidak disampingnya. Maksud firman Allah
    "Janganlah mereka (perempuan-perempuan) menampakkan perhiasannya melainkan untuk suaminya."
    (An Nur 31)
  8. Menghina pengorbanan suaminya. Maksud Hadis Rasulullah SAW
    "Allah tidak akan memandang (benci) siapa saja perempuan yang tidak berterima kasih di atas pengorbanan suaminya sedangkan dia masih memerlukan suaminya."
  9. Mengijinkan masuk orang yang tidak diijinkan suaminya ke rumah
    maksud Hadis:
    "Jangan ijinkan masuk ke rumahnya melainkan yang diijinkan A suaminya." (Riwayat Tarmizi)
  10. Tidak mau menerima petunjuk suaminya.
    Maksud Hadis:
    "Isteri yang durhaka hukumnya berdosa dan dapat gugur nafkahnya ketika itu. Jika ia tidak segera bertaubat dan meminta ampun dari suaminya, Nerakalah tempatnya di Akhirat kelak. Apa yang isteri buat untuk suami adalah semata-mata untuk mendapat keredhaan Allah SWT"
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 3.01 Amalan Ketika Mengandung

  1. Jaga makan minum dan sumber yang syubhat atau pun haram.
  2. Beribadah sebaik mungkin, berzikir, membaca Al Quran dan berusaha mendekatkan hati dengan Allah,
  3. Biasakan membaca Surah Maryam (untuk mendapat anak yang soleh), Surah Yusuf (untuk mendapat anak yang cantik). Surat Luqman (untuk mendapatkan anak yang bijak) dan Surah Yasin (agar memudahkan bersalin).
  4. Selain dari itu ibu-ibu juga harus mengamalkan doa berikut setiap kali selesai menunaikan sholat lima waktu:
    Artinya: "Ya Allah, peliharalah anakku selama dalam kandunganku dan sembuhkan dia, sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tiada sembuhan melainkan penawar-Mu, sembuh yang tiada rnernnggalkan kesan buruk. Ya Allah, lahirkanlah dia dan kandunganku dengan kelahiran yang mudah dan sejahtera (selamat). Va Allah, jadikanlah dia shhat sempuma, cerdik, berakal dan benlmu serta beramal soleh. Ya Allah, elokkan akhlak (perangainya), fasihkanlah lidahnya dan perelokkan suaranya untuk membaca Hadis dan AI Ouran dengan berkat Nabi Muhammad SAW."
  5. Kelika terasa sakit hendak bersalin, ibu-ibu hendaklah mengamalkan doa berikut:
    Artinya: "Tiada Tuhan yang disembah sebenar-benamya melainkan Engkau (ya Allah) Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk di kalangan orang-orang yang zalim."
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 3.02 Watak Dan Akhlak Ketika Mengandung

  1. Sebagian besar ibu yang mengandung mudah hilang kesabaran karena merasa tidak nyaman. Jauhilah sifat pemarah, merajuk dan sebagainya agar anak yang dilahirkan jiwanya kuat.
  2. Jaga adab-adab, contohnya jangan makan sambil berjalan, durhaka kepada suami dan lain-lain, karena akhlak ibu yang mengandung akan mempengaruhi watak dan akhlak kandungannya.
  3. Dilarang menyakiti atau menyeksa binatang, dikuatirkan balasan Allah ditimpakan kepada anak yang dikandung.
  4. Pergaulan suami isteri hendaklah beradab.
  5. Pendidikan anak-anak bermula sebelum ayah dan ibu berkawin lagi. Sebab itulah pemilihan jodoh dan majlis akad nikah' sangat penting dilaksanakan mengikut syariat Islam.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 3.03 Batasan Pahala Bagi Istri-istri Yang Hamil

Nabi SAW bersabda:
"Apakah redha, hai golongan wanita, bahwasanya seorang wanita yang sedang hamil dari suaminya, yang telah dinikah dengan halal (menurut syariat Islam), Allah membenkan pahala kepadanya sebagaimana pahala orang berjihad fisabilillah. Apabila ia merasa sakit untuk melahirkan anaknya maka ia mendapat pahala yang banyak sekali sehingga manusia tidak mengerti seberapa banyaknya pahala itu. Apabila telah lahir lalu disusui, bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya Allah memberi dia pahala satu kebaikan. Apabila si ibu semalaman tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberi pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah."
(Riwayat Al Hassan bin Safwan, Thabrani Jan Ibnu As Sahir dan Salamah yang menyusukan Sayidina Ibrahim putera daripada Rasulullah).
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 3.04 Hal-hal Yang Perlu Dilakukan Sewaktu Kelahiran Anak

  1. Ibu perlu selalu menjaga auratnya ketika hendak bersalin.
  2. Anak yang dilahirkan hendaklah disambut dengan tangan yang suci (wanita beriman) dalam suasana penuh keislaman. Kemudian didengarkan dengan kalimah memuji kebesaran Allah dengan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri.
  3. Jika anak itu hendak disusukan oleh orang lain, maka pilihlah perempuan yang solehah dan kuat beragama. Sebaiknya ibunyalah yang mempunyai sifat demikian. Susu yang bersih memberi keberkatan kepada anak dan tingkah laku ibu atau ibu susu menjadi contoh atau tiruan kepadanya.
  4. Sunat dicukur kepala anak serta memberi sedekah emas atau perak seberat timbangan rambutnya itu pada hari ketujuh kelahirannya. Hikmahnya akan menambahkan tenaga dan menyehatkan badan serta pendengarannya. Sunat juga mengaqiqahkan anak itu pada hari itu yaitu dengan dua ekor kambing bagi bayi lelaki dan seekor kambing bagi bayi perempuan. Sabda Rasulullah SAW:
    "Anak diaqiqahkan pada hari ketujuh, lalu diberi diberi nama dan dibuangkan segala yang mengganggunya (di cukur)." Abi Abdullah meriwayatkan dari bapanya, bahwa Rasulullah SAW telah membuat aqiqah untuk cucunya Hasan dan Husein dengan dua ekor kambing pada hari ketujuh kelahiran kedua-duanya. Tidak dipatahkan akar tulang-tulang kambing itu. Dagingnya dibuat sup dan dijamu kepada tetangga.
  5. Pada hari ketujuh itu juga ibu bapa disuruh memberi nama yang bagus seperti nama para rasul dan sahabat Rasulullah agar mendapat keberkatannya. Contohnya Muhammad, Ahmad, Abdullah, Rokiah, Khadiijah, Ummu Salamah, Maimunah, Atiqah dan lain-lain. Sabda Rasulullah SAW: Di antara kewajiban ayah kepada anaknya ialah mendidiknya baik-baik dan memberinya nama yang baik. " Sabda Rasulullah SAW lagi:
    "Suatu kaum yang mengadakan musyawarah lalu lahir di dalamnya seorang yang bemama Muhammad akan mendapat kebaikan kaum itu."
  6. Hendaklah selalu diperdengarkan kepada anak-anak kecil akan kalimah-kalimah suci. Misalnya di dalam buaian diperdengarkan kalimah yang artinya: "Tidak ada Tuhan yang disembah melainkan Allah, yang memerintah, benar lagi nyata, Muhammad utusan Allah, benar janjinya lagi dipercayai.'
  7. Sunat memotong kuku bayi.
  8. Sunat mencecahkan makanan manis yang tidak dimasak (seperti kismis, kurma dan madu) ke bibir dan langit-langit bayi.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 3.05 Sajak Nasihat Untuk Anak

Anakku dengarlah ayahmu bermadah sebagai nasihat untukmu semasa hayat masih di badan sebelum ayah memejamkan mata sebagai ingatanku dan kenanganmu
Anak-anakku yang tercinta
Jika kamu alim jadilah obor kepada semesta
Jika kamu jahil bernaunglah di bawah cahaya. Jika kamu kaya jadilah bank kepada masyarakat
Jika kamu miskin berbanggalah untuk keredhaan Tuhanmu hindarlah dari meminta-minta
supaya terpelihara keizzahanmu
biarlah kamu miskin dengan Tuhanmu
kaya dengan manusia
Jika kau saudagar
jauhilah riba betulkan timbangan
berbuat adillah dalam berjual bell
jika kamu perlu mintalah kepada Tuhanmu agar manusia tidak menghinamu
Jika pemimpin jadilah payung kepada umatnya
rendahkan sayapmu jika kamu dipimpin
serahkanlah kepada kebijaksanaan ketuamu
Jika kamu pejuang
banyakkan mengingati Tuhanmu hadapilah musuh
jangan melampaui balasan-batasannya.
Jika kamu menderita, tersiksa berserahlah kamu itu tanda 'basyar' dari Tuhan Tuhan kasih padamu
kasih Tuhan itu lebih dari kasih seorang ibu kepada anaknya
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 3.06 Tanggung Jawab Ibu Terhadap Anak-anak

Seorang ibu bertanggung jawab membesarkan anak-anaknya dalam suasana Islam dan ia bertanggung jawab terhadap amanah ini di Akhirat nanti. Yang harus dilaksanakan terhadap anak-anak ialah yang berhubungan dengan hal-hal berikut:

A Didikan

  1. Senantiasa menanamkan rasa bertuhan dalam diri anak-anak. Rasa-rasa seperti Allah itu Maha Melihat, Allah itu Maha Adil, Allah itu Maha Pemurah dan lain-lain sifat kesempurnaan Tuhan hendaklah ditanamkan dalam segala hal Inilah yang dikatakan menanamkan iman dalam din anak-anak
  2. Senantiasa menanamkan rasa kehambaan dalam diri anak-anak. Rasa ini ialah rasa berdosa, rasa diri lemah, hina, senantiasa bergantung kepada Tuhan dalam segala hal, senantiasa rasa tidak selamat tanpa rahmat dan pengampunan Tuhan.
  3. Melatih anak-anak berakhlak mulia, bukan saja karena kebiasaan, tetapi karena takut dan malu kepada Tuhan.
  4. Kuatkan dan suburkan tubuh anak-anak dengan makanan yang halal dan dengan memberi riadhah, tetapi hindarkan mereka dan bermain benda-benda berbahaya.
  5. Memperhatikan kecenderungan anak-anak (suburkan kecenderungan yang baik dan kawal kecenderungan yang buruk), memberi petunjuk mengenal ilmu-ilmu adab dan menambahkan minat mereka pada pelajaran.
  6. Ajarlah mereka cara berhadapan dengan semua lapisan masyarakat dan memuliakan setiap orang yang digaulinya.
  7. Ajar mereka supaya menghormati ayahnva dan orang yang lebih tua.
  8. Didik mereka supaya menghormati gurunya.
  9. Tanamkan rasa cinta terhadap pnbadi Rasulullah SAW dan ahlul baitnya serta para Sahabat baginda dan pejuang-pejuang kebenaran agar ia berjiwa besar.
  10. Ajar mereka akan Al Ouran dan tanamkan rasa cinta kepadanya.
  11. Biasakan mereka melalui cara hidup Islam tanpa menyerupai cara jahiliah dan kafir.
  12. Tanamkan cita-cita untuk hidup dan mati dalam berbakti kepada Allah sebagai pejuang dan menjadi anggota masyarakat yang baik.
  13. Hendaklah diajar anak-anak tentang akhlak dan budi pekerti yang mulia. Biasakan anak-anak dengan perangai yang terpuji. Apabila mereka menampakkan akhlak yang baik dan perbuatan yang terpuji hendaklah ia dimuliakan dan diberi ganjaran yang sesuai.
  14. Apabila anak mulai berakal, latihlah ia supaya ia kuat berperasaan malu yaitu malu melakukan perbuatan yang keji tetapi tidak malu melakukan kebaikan.
  15. Anak hendaklah diajar dan dibiasakan dengan sifat qana'ah dan berhemat cermat. Ajari dia bahwa mengambil harta orang lain atau meminta-minta itu tercela, hina dan rendah derajat karena sifat itu merupakan kebiasaan seekor anjing yang mengibaskan ekomya menunggu pemberian orang.
  16. Laranglah anak dari bersumpah baik itu benar atau salah kecuali dalam keadaan darurat.
  17. Ibu dan bapak hendaklah selalu mendoakan anak dengan doa yang baik-baik dan janganlah memaki atau menyumpah mereka. Sabda Rasulullah SAW: "Doa ibu lebih cepat makbul." Orang bertanya, "Kenapa ya Rasulullah?" Jawab baginda: "ibu lebih penyayang dari bapak dan doa dari orang yang penyayang tidak akan tersia-sia."Seorang pemuda datang kepada Abdullah bin Al Mubarak r.a. yang mengeluhkan anaknya. Beliau bertanya, 'Pernahkah anda mendoakan dia celaka?" Jawab orang itu, "Ada." Ujar beliau, "Andalah yang merusakkan dia."
  18. Laranglah anak-anak bermain di hadapan ibu bapak, guru atau orang yang lebih tua. Sebaliknya didiklah anak-anak supaya menghormati mereka itu dan memandang mereka dengan penuh takzim.
  19. Selalu mengingatkan anak supaya berbakti kepada ibu bapak. Sabda Rasulullah SAW:
    "Dirahmati Allah bapak yang membimbing anaknya untuk berbakti kepadanya."
    Firman Allah SWT yang bermaksud:
    "Dan telah berwasiat Kami lerhadap manusia agar mereka berbuat baik kepada kedua ibu bapak."
  20. Anak-anak hendaklah diawasi baik-baik dan dilarang dan berteman dengan kawan-kawan yang buruk akhlak. Hindarkan juga mereka dari berteman dengan kanak-kanak yang dibiasakan bersenang senang dan bermewah-mewah seperti memakai pakaian yang mewah, tidak menutup aurat, berwarna warni dan berbagai macam mode.
  21. Anak anak harus diajar duduk mengikuti Sunnah
  22. Latihlah anak anak supaya berdiri bila didatangi oleh orang yang lebih tua atau bercakap dengan mereka. Dalam majelis bila orang yang lebih tua berdiri, hendaklah berdiri juga.
  23. Jangan biasakan anak anak melakukan pekerjaan secara rahasia karena ini melatih dia berbuat kemungkaran
  24. Latihlah mereka mendirikan shalat bila umurnya tujuh tahun. Jika pada umur 10 tahun ia masih malas sholat, ia boleh dipukul.
  25. Didiklah anak supaya takutkan Allah. Firman Allah Swt yang artinya:
    "Ambillah olehmu bekal di dunia untuk akhirat dan sebaik baik bekal ialah anak yang takut kepada Allah Swt."
Didikan anak anak terhimpun dalam hadits Rasulullah:
"Didiklah anak anak dengan tiga perkara:
  1. Cintakan Nabi Muhammad SAW
  2. Cintakan keluarga dan sahabat Baginda
  3. Selalu membaca Alquran"
Seorang ulama berkata:
"Didiklah anak anak agar mereka kasih dan takut kepada ibu bapak. Jangan kasih saja, kelak dia akan melawan. Dan jangan takut saja, kelak dia akan benci".

B. Menasihati dan Menghukum Anak-anak

  1. Jika sekali-sekali anak-anak membuat kesalahan ia patut dimaafkan sekiranya kesalahan itu tidak berbahaya atau tidak disembunyikan dari pengetahuan orang ramai untuk menutup aibnya.
  2. Anak-anak yang melakukan kesalahan jangan dtcaci supaya mereka tidak biasa mendengar cacian. Cacian yang berulang ulang membuatkan mereka berani membuat kesalahan itu lagi
  3. Seorang ayah jangan selalu memarahi dan memberi malu pada anak anak sebaliknya memberi petunjuk yang baik berkali-kali sehingga dia terbiasa dengan kebaikan itu.
  4. Seorang ibu harus menasihati anak-anaknya supaya segan dengan bapaknya dan meninggalkan segala kelakuan yang buruk.
  5. Kesalahan anak hendaklah dinasihatkan secara umum di hadapan anak-anak yang lain tanpa menyebutkan nama pribadi dan jika tidak berkesan hendaklah dinasihati dengan cara empat mata yaitu antara bapak dengan anak. Jika cara ini masih tidak berkesan, kanak-kanak itu hendaklah dirotan sekiranya umurnya telah mencapai sepuluh tahun.
  6. Jika anak-anak dipukul dengan rotan, pukul tanpa mencederakan dan jangan beri peluang orang lain membantunya. Sebaliknya, biarkan dia menahannya sebagai seorang yang berani.
  7. Utamakan menasihati, mengajar dan mendidik anak agar beradab daripada memukul.
  8. Hukuman biarlah sesuai dengan umur dan kesalahan anak anak serta dengan niat mendidik, bukan karena marah. Kalau perlu dirotan hendaklah dirotan pada tempat yang tidak berbahaya seperti di kaki, jangan di muka yang dapat menyebabkan kecacatan. Sabda Rasulullah SAW:
    "Sesuatu pemberian yang lebih utama dari seorang bapak kepada anaknya ialah mengajarnya adab. Mengajar anak adab itu lebih utama daripada rnenakut nakutkan dia dengan pukulan karena meninggalkan kebaikan atau melanggar perintah Allah."

C. Makan Minum

  1. Ajarlah anak-anak kita makan dan minum mengikut Sunnah Rasulullah SAW. Di antaranya
    • Mengambil makanan dan menyuap dengan cara yang betul yakni menggunakan tangan kanan saja. Jangan biarkan dia menggunakan tangan kiri
    • Setelah membasuh tangan lalu membaca doa ketika memulai makan. Sekurang-kurangnya membaca 'Bismillah'. Sebaik. baiknya bacalah doa iniArtinya: "Ya Allah, berikanlah berkat bagi makanan yang telah Engkau rezekikan dan hindarkanlah kami dari api Neraka.'
    • Jangan memulai makan sebelum orang lain memulainya.
    • Jangan memandang makanan dengan pandangan yang liar atau tajam.
    • Jangan melihat muka orang yang sedang makan.
    • Makanan hendaklah dikunyah hancur-hancur sebelum ditelan supaya mudah dicerma.
    • Jangan sampai mengotorkan pakaian dengan makanan itu. Sekali-sekali biasakan makan tanpa lauk-pauk supaya ia tidak menganggap lauk-pauk itu suatu keharusan.
    • Sewaktu minum janganlah menghembuskan nafas ke dalam cawan.
    • Jika minuman itu panas, jangan. dibiarkannya meniup. sebaliknya didiklah mereka bersabar dan tunggu sampai dingin.
    • Gelas dipegang dengan tangan kanan, jika menggunakan tangan kiri, hendaklah dialas dengan tangan sebelah kanan.
  2. Ingatkan anak-anak supaya jangan banyak makan karena ia suatu sifat tercela seperti sifat binatang. Anak-anak yang banyak makan hendaklah ditegur di hadapan anak-anak lain. Sebaliknya anak anak yang makan sedikit serta menjaga adab-adabnya diberi pujian yang sewajarnya. Orang yang kurang makan mudah menerima ilmu.
  3. Didiklah dia selalu supaya berpuas hati dengan makanan yang ada dan tidak cerewet.
  4. Beri anak-anak makanan yang halal, tanpa syubhat karena kesucian makanan mempengaruhi roh dan jasad manusia. Sabda Nabi SAW yang bermaksud:
    'Setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram, api Neraka adalah lebih utama baginya."

D. Pakaian dan Perhiasan

  1. Jangan membiasakan anak-anak dengan perhiasan dan cara-cara hidup bersenang-senang dan bermewah-mewah, nanti apabila dewasa ia akan menghabiskan waktunya untuk mengejar kemewahan.
    Sabda Rasulullah SAW: "Barang siapa yang meningggalkan pakaian mewah karena tawaduk karena Allah sementara ia dapat membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan sekalian manusia untuk disuruh memilih sendin pakaian iman yang ingin dipakainya."
  2. Anak laki-laki hendaklah dilarang (berulangkali) memakai pakaian sutera atau pakaian yang berwarna-warni karena kedua-duanya adalah pakaian perempuan, Orang laki-laki seharusnya malu memakai pakaian tersebut. Apabila melihat orang laki-laki memakai pakaian begitu hendaklah dicela.
  3. Anak-anak hendaklah dibiasakan dengan pakaian lengkap menutup aurat serta menanamkan perasaan malu kepada mereka jika keluar rumah tanpa menutup aurat.
  4. Anak-anak juga perlu dilatih dan dibiasakan dengan pakaian yang melambangkan syiar Islam, terutama pakaian orang-orang soleh.
  5. Ajarkan anak-anak adabnya yaitu memakai dengan memulakan bagian kanan dan membuka pakaian dimulakan dengan bagian kin.
  6. Ajarkanlah juga membaca doa ketika berpakaian yaitu

    Maksudnya : "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini dan kebaikan sesuatu yang dibuat untuknya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan sesuatu dibuat untuknya."
    Sementara doa membuka pakaian pula ialah:
    Maksudnya: "Dengan nama Allah yarg tiada Tuhan selain Dia".

E. Tempat Tidur

  1. Jangan biasakan anak-anak tidur di kasur yang empuk (terutamanya anak laki-laki). Sekali-sekali ajar anak-anak supaya bersabar dengan tempat tidur yang keras dan kasar supaya semua anggota tubuhnya menjadi keras dan kuat serta tubuhnya tidak gemuk.
  2. Pisahkan tempat tidur anak-anak dari tempat tidur ibu bapaknya apabila anak-anak itu sudah mengerti pergaulan suami isteri sebaik-baiknya apabila anak-anak itu sudah mumaiyiz yaitu berumur enam tahun selewat-lewatnya setelah berumur sembilan tahun. Pisahkan juga tempat tidur anak laki-laki dan tempat tidur anak perempuan.
    Dari Umar bin Syuaib, dari ayahnya, dari neneknya r.a, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Pisahkanlah anak laki-laki dari anak-anak perempuan di tempat tidur rnereka."
  3. Antara adab-adab tidur yang perlu diajar dan diperhatikan ialah
    • Gosok gigi dan berwuduk sebelum masuk tidur dan membaca doa:
      Maksudnya: "Dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup."
    • Tidur menghadap ke kiblat sama ada miring ke kanan. dengan dada menghadap kiblat atau kepala ke arah kiblat.
    • Jangan biasakan anak-anak tidur dalam satu selimut bersama-sama.
    • Ceritakan kisah-kisah Nabi, para Sahabat dan orang soleh dengan niat mendidik untuk menanamkan sifat takwa, berani dan berakhlak.
    • Latih anak-anak bangun sebelum subuh (tergantung pada umurnya).
    • Ajarkan doa bangun tidur,
      Maksudnya: "Segala puji bagiAllah yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan (tidur) dan kepada-Nya kami akan kembali."
    • Setelah itu cucilah tangan supaya bersih dari najis-najis yang mungkin terpegang atau tersentuh sewaktu tidur

F. Memiliki Harta

  1. Hendaklah dididik anak-anak supaya jangan terlalu mencintai emas, perak dan uang ringgit hingga menunjukkan sikap tamak terhadap barang-barang itu.
  2. Jangan dididik berbangga di depan kawan-kawan dengan sesuatu yang dimilikinya seperti pakaian, alat permainan dan alat tulis. Biasakan ia dengan sifat merendah diri (tawaduk).
  3. Bagi anak yang kaya, dia hendaklah dididik bahwa kemuliaan itu terletak pada sifat suka memberi atau bersedekah dan bukannya mengambil hak orang lain. Mengambil hak orang lain itu adalah celaan dan kehinaan.
  4. Jangan mengikut kemauan anak-anak dalam bersenang-senang' bermewah-mewah.

G. Kesehatan dan Gerak Badan (Riadah)

  1. Pada waktu siang ajak anak-anak berjalan, bergerak dan bersenam supaya mereka tidak biasa menjadi malas.
  2. Setelah anak-anak selesai belajar atau mengaji, ajak mereka bermain untuk melepaskan lelah tetapi jangan biasakan mereka terburu-buru ketika keluar bermain.
  3. Anak-anak jangan dipaksa belajar dan dilarang bermain, karena itu akan mematikan hatinya, menumpulkan otaknya dan mendatangkan rasa bosan dalam hidupnya.
  4. Peliharalah anak-anak dari segala macam penyakit. Sabda Rasulullah SAW: "Bau tubuh anak-anak adalah sebagian angin Surga."
  5. Laranglah anak-anak biasa tidur waktu siang karena ia menghidupkan sifat malas (kecuali tidur Khailullah sebelum waktu Zuhur untuk memudahkan melakukan ibadah qiamullail sebelum
    Subuh), tetapi jangan ditahan ia tidur pada malam hari.
  6. Biasakan anak-anak memakai sepatu ketika berjalan.
  7. Pastikan tangan dan kuku anak-anak selalu bersih setiap saat
  8. Ajar anak-anak gosok gigi.
  9. Latih anak-anak merapikan rumah sambil bermain. Sedia tempat sampah dalam rumah. Ajak ia bersama-sama menyusun dan merapikan barang-barang yang ia berantakkan.
  10. Bentuk riadah yang dibenarkan ialah jenis berlumba, yang dilarang. ialah jenis berebut.

H. Hiburan

  1. Ibu bapak hendaklah menggembirakan dan menghibur anak-anak dengan cara-cara yang dibenarkan oleh syariat .
    Sabda Rasulullah SAW: "Surga itu ialah sebuah kampung kesenangan, tidak akan masuk ke dalamnya selain orang yang menggembirakan anak-anak." '
    Sabda Rasulullah SAW lagi "Barang siapa menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seperti orang yang selalu menangis karena takutkan Allah, orang yang menangis karena takutkan Allah diharamkan oleh Allah akan api Neraka ke atas tubuhnya."
  2. Ibu bapak hendaklah selalu mencium anak-anak untuk menggembirakan mereka. Rasulullah SAW bersabda:
    "Ciumlah anakmu karena pahala setiap ciuman itu dibalas dengan satu derajat di Surga. Nisbah di antara dua derajat ialah 500 tahun."
    Aqrak bin Rabis suatu kali melihat Nabi SAW mencium cucu baginda Hasan. Aqrak berkata: "Anakku sepuluh orang banyaknya, namun tidak ada seorang pun yang pemah kucium." Sabda Nabi SAW: "Orang yang tidak penyayang tidak pula akan disayang."
  3. Berilah anak-anak buah tangan atau hadiah.
    Dari Anas, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa keluar ke pekan mukmin dan membeli barang-barang dan kembali ke rumah dengan membawa hadiah untuk anak-anaknya niscaya mendapat rahmat dari Allah dan tidak disiksa di Akhirat kelak. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak laki laki dalam membeli hadiah.
    Dari Anas, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa pergi ke pasar dan membeli suatu barang untuk ahli keluarganya dan ia memikulnya ke rumah, pahalanya seperti ia memikul sedekah untuk orang yang sangat berhajat. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak laki-laki. Maka barang siapa menyukakan anak perempuan seolah-olah ia memerdekakan anak Nabi Ismail. "
  4. Samakan perbelanjaan anak-anak.
    Sabda Rasulullah SAW yang telah diriwayatkan oleh Thabrani dan Ibnu Abbas : "Samakanlah uang belanja anak-anakmu."
  5. Dilarang menghiburkan anak-anak dengan hal-hal yang dapat merusakkan akhlaknya seperti lagu-lagu dan bahan-bahan bacaan khayalan atau cerita asyik-mahsyuk. Begitu juga program TV, pesta-pesta, film dan yang sejenisnya.
  6. Anak-anak juga harus dilarang dari memuja dan menyebut orang yang diketahui banyak melakukan perkara fasik seperti penyanyi-penyanyi.

I. Ibadah

  1. Apabila anak sudah bersifat mumaiyiz seperti adanya sifat malu, hendaklah diperketatkan lagi pengawasan terhadapnya dan dididik melaksanakan hukum syariat.
  2. Anak yang sudah mumaiyiz juga wajib dididik soal-soal taharah (bersuci) dengan betul serta dilatih beribadah terutamanya sholat dan puasa.
  3. Apabila berumur tujuh tahun hendaklah disuruh sholat dan jika masih lagi meninggalkan sholat sedangkan dia sudah berumur sepuluh tahun pukullah dia sebagai didikan, tetapi jangan sampai mencederakannya.
    Dari Umar bin Syuaib dari ayahnya dari neneknya berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Suruhlah anak-anakmu sholat ketika umumya tujuh tahun dan pukullah dia karena meninggalkan sholat jika dia telah berumur sepuluh tahun. Dan pisahkan anak laki-laki dan anak-anak perempuan dalam tempat tidur mereka."

J. Pendidikan Tambahan Selain di Sekolah

  1. Anak-anak hendaklah dididik dan dilatih menulis dan membaca serta juga memahami Al Quran dan Hadis Rasulullah SAW. Selalu menceritakan sejarah Rasulullah SAW, para rasul lain,
    para Sahabat dan orang-orang soleh zaman dahulu dan sekarang supaya tertanam pada dirinya kecintaan kepada mereka.
  2. Dilarang membaca atau mendengar cerita-cerita atau lagu-lagu yang menggambarkan kisah cinta asyik maksyuk, kisah-kisah khayalan, komik dan kartun dari bahan-bahan bacaan yang tidak berlandaskan syariat karena semuanya itu akan menumbuhkan benih-benih kerosakan di dalam dirinya.
  3. Apabila anak-anak telah baligh, ajarlah dia ilmu-ilmu agama dan hukum-hukurn syariat, hikmah dan cerita-cerita tentang mati, Syurga, Neraka, padang Mahsyar, Mizan dan lain-lain.
  4. Sabda Rasulullah SAW: "Muliakan anak-anak dengan mengajar mereka adab dan ilmu agama. Barang siapa memuliakan anak anaknya, Allah akan memuliakannya di dalam Surga."
  5. Sabda Rasulullah SAW lagi: "Barang siapa direzekikan dengan anak, wajiblah baginya mengajar anak itu adab dan akhlak semoga ia mendapal kemewahan rezeki dari syafaat (pertolongan) anak-anaknya."
  6. Barang siapa meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan jahil dia turut menanggung tiap-tiap dosa yang dilakukan oleh anaknya itu, dan barang siapa membekalkan anaknya itu dengan ilmu dan adab, pahala anak itu turut diperolehinya.
  7. Wajib bagi ibu bapak mencegah anak-anak dan melakukan dosa atau hal-hal yang haram seperti berzina, liwat, mencuri, minum arak, mengumpat, mengadu domba, berdusta, menyanyi lagu mengkhayalkan atau dengan iringan musik, dan menampakkan aurat.

K. Berdikari

  1. Apabila anak telah dewasa terutama anak laki-laki, hendaklah diajar kaedah mencari sumber pendapatan dan penghidupan sendiri yang halal dan menepati syariat.
  2. Apabila anak-anak telah berumur 16 tahun (terutama yang perempuan) hendaklah dicarikan jodoh dan dikawinkan ia.
    Sabda Rasulullah SAW:
    "Setelah anak perempuan kamu berumur 16 tahun maka kawinkanlah ia dan ketika itu ayah memegang tangannya sambil berkata: "Anakku, kau telah kudidik, kuajar dan kukawinkan. Semoga aku dilindungi Allah dan bencana karena dirimu di dunia dan di Akhirat."
  3. Thabrani menwayatkan dari Ibnu Umar r.a. Seorang laki-laki bertanya, "Ya Rasulullah, kepada siapakah saya harus berbakti?" Jawab baginda: "Berbaktilah kepada ibu bapakmu." Kata laki-laki itu lagi, "Ibu bapaku sudah tidak ada lagi." Sabda Nabi SAW: "Kalau begitu berbaktilah kepada anakmu. Ibu bapak berhak terhadap dinmu dan anakmu pula berhak atas dirimu."

L. Adab Dengan Ibu bapak

  1. Taat kepada dua ibu bapak dalam semua hal kecuali yang durhaka (maksiat) kepada Allah dan Rasul, itupun hendaklah dengan cara yang lembut.
  2. Salam dan cium tangan keduanya pada waktu pagi dan sebelum masuk tidur dan waktu-waktu lain yang munasabah.
  3. Doakan keampunan bagi mereka seperti doa ini:
    Maksudnya: "Ya Allah, ampunilah dosa Kedua ibu bapaku dan kasihanilah mereka sepertimana mereka mengasihaniku sejak kecil dahulu."
  4. Tidak masuk ke dalam kamar kedua ibu bapak sebelum mendapat keizinan daripada mereka.
  5. Meminta izin dari keduanya apabila hendak keluar rumah.
  6. Tidak menjulurkan atau melunjurkan kaki ketika duduk di hadapan keduanya.
  7. Tidak tidur atau berbaring, sementara ibu bapak sedang duduk melainkan mendapat ijin.
  8. Tidak memotong percakapan mereka.
  9. Tidak duduk di tempat yang lebih tinggi atau lebih mulia, sedangkan kedua mereka duduk di bawah atau tempat yang lebih rendah.
  10. Tidak lalu atau melintas di hadapan mereka kecuali setelah diizinkan.
  11. Menjawab panggilan mereka dengan segera walaupun sedang melakukan amalan sunat.
  12. Segera melakukan suruhan dan patuh meninggalkan larangan.
  13. Jangan mengejutkan mereka dengan tujuan mengusik atau bergurau.
  14. Tidak berjalan mendahului mereka di siang hari, tetapi boleh di waktu malam.
  15. Tidak menjamah hidangan makanan sebelum mereka mendahuluinya dan tidak mernanjangkan tangan untuk mengambil makanan di hadapan mereka.
  16. Berbincang segala masalah tanpa menepikan ibu bapak dalam urusan hidup.
  17. Bercakap dengan lemah-lembut, beradab dan merendahkan suara di hadapan mereka.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 3.08 Adab-adab Bertetangga

  1. Hendaklah anda mulakan dengan ucapan salam sewaktu bertemu dengan tetangga.
  2. Janganlah bercakap-cakap hingga berlarutan dengan mereka ataupun lalai sehingga meninggalkan sholat fardhu.
  3. Janganlah membanyakkan pertanyaan (selidik) kepada tetangga anda.
  4. Ziarahilah tetangga anda apabila mereka sakit.
  5. Ucapkanlah tahniah (selamat) sewaktu mereka memperolehi kegembiraan.
  6. Ucapkanlah takziah ketika mereka menghadapi bala seperti kematian.
  7. Maniskanlah percakapan dengan anak-anak dan pembantu rumah mereka.
  8. Maafkanlah keterlanjuran mereka.
  9. Apabila menegur kesalahan mereka, hendaklah dengan lemah lembut.
  10. Menundukkan pandangan dari memandang aurat tetangga.
  11. Membantu tetangga ketika mereka mengharapkan atau memerlukan pertolongan.
  12. Janganlah memperhatikan sikap pembantu-pembantu rumahnya dalam pekerjaan.
    Rasulullah SAW bersabda, yang bermaksud: "Siapa (benar-benar) beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia berbuat baik kepadanya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
    "Senantiasalah Jibril menyuruh aku berbuat baik kepada tetangga hingga aku menyangka bahwa tetangga itu boleh pusaka mempusakai." (Riwayat Bukhari)
    "Tidaklah dinamakan beriman (dengan sempurna) padaku orang yang bermalam dengan kenyang, sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar padahal ia mengetahuinya"
    (Riwayat Al Bazaar)
    "Dua perlakuan orang yang tidak dikasihani Allah pada hari Kiamat ialah orang yang memutuskan perhubungan keluarga dan tetangga yang jahat " (Riwayat Ad Dhailami)
    "Wahai wanita-wanita Islam, janganlah seorang tetangga merasa malu memberikan kepada tetangganya (sesuatu makanan) sekalipun sepotong kaki kambing." (Riwayat Bukhari)
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 4.01 Adab Wanita Keluar Rumah

  1. Seorang wanita boleh keluar rumah seandainya ia mempunyai suatu hajat yang amat perlu yang dibolehkankan oleh syariat. Contohnya:
    • Menuntut ilmu fardhu ain seandainya ibu bapa atau suami atau penjaganya tidak mempunyai waktu atau tidak mempunyai kemampuan untuk mengajamya.
    • Menziarahi kaum kerabat, sanak-saudara, tetangga ataupun sahabat.
    • Keluar mencari nafkah yang halal disebabkan wanita itu sebatang kara atau keadaannya miskin atau penjaganya sakit atau cacat.
    • Untuk menjadi saksi. Rasulullah SAW bersabda, artinya:
      "Sesungguhnya telah diijinkan Allah bagimu (yakni wanita)keluar rumah sesuatu hajatmu (yang sebenar, yang tidak ada maksiat)." (Riwayat Bukhari)
  2. Keluar dengan berdoa meminta perlindungan dari fitnah dan gangguan manusia serta syaitan: Maksudnya: "Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya upaya melainkan dengan pertolongan-Nya."
  3. Apabila tempat tujuan kurang dari dua marhalah (48 batu) wanita dapat ditemani oleh kanak-kanak. Apabila perjalanan lebih jauh dari itu, hendaklah wanita itu ditemani oleh muhramnya.
  4. Hendaklah menutup aurat supaya:
    1. Mudah dikenali bahwa ia adalah wanita beriman.
    2. Tidak ada gangguan.
    3. Mendapat keampunan Allah.
      Ini tersimpul dalam firman Allah yang maksudnya "Wahai Nabi,katakanlah kepada isteri-isterimu dan anak-anakmu dan juga wanita-wanita yang beriman agar mereka menjatuhkan (melabuhkan) jilbab ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu adalah sebaik-baik cara supaya mereka dikenali, maka mereka tidak akan diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang." (Al-Ahzab : 59)
  5. Hindarkan berjalan di jalan besar yang penuh dengan orang ramai
  6. Jangan menampakkan perhiasan diri (seperti rantai, gelang dan sebagainya) atau menghentakkan kaki untuk membunyikan perhiasan (seperti gelang kaki atau sepatu dengan hak keras).
  7. Berjalanlah dengan sopan. Hindarkan dari banyak bersenda gurau di jalanan.
  8. Jangan memakai wangi-wangian karena ia membangkitkan nafsu laki-laki. Jika memakainya, jangan terlalu banyak, cukuplah sekadar tidak berbau busuk.
  9. Tundukkan pandangan dan kekalkan selalu. Jangan sekali kali bertegur sapa atau melayan laki-laki yang bukan muhram.
  10. Meminta keampunan kepada Allah di sepanjang perjalanan.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 4.02 Adab Bergaul

  1. Hadapilah kawan anda atau musuh anda dengan air muka yang manis tanpa merendah-rendahkan mereka dan tidak pula merasa takut kepada mereka.
  2. Hendaklah memberi salam kepada orang yang terdekat apabila masuk dalam sesuatu majelis.
  3. Apabila berada di dalam majelis, laksanakanlah segala adab adabnya:
    • Jangan duduk dalam keadaan sombong.
    • Jangan berjalan ke sana ke mari
    • Jangan menarik perhatian orang kepada perhiasan anda.
    • Awasilah pribadi dan sikap anda.
    • Jadikanlah majelis itu sebagai tempat yang tenang dan janganlah banyak menguap (jika menguap juga, tutuplah mulut dengan belakang tapak tangan kiri).
    • Jangan banyak berpaling ke kiri atau ke kanan.
    • Jangan mengganggu kumpulan-kumpulan manusia.
  4. Jadikanlah perbincangan anda indah dan teratur.
  5. Dengarlah percakapan yang sedang diperbincangkan, jangan sekali-kali masuk campur dalam percakapan itu seandainya anda baru masuk dalam majelis itu.
  6. Kurangkan perbincangan yang lucu dan juga hikayat-hikayat (yang kebanyakannya direka-reka).
  7. Janganlah menceritakan kebolehan-kebolehan anda dengan bukti-bukti yang ada pada anak-anak.
  8. Jangan bersifat berpura-pura.
  9. Janganlah mengambil perhatian kepada kabar-kabar yang fasik atau berita yang belum tentu sahihnya.
  10. Hendaklah menganggap tidak tahu sesuatu keaiban yang terjadi kepada kawan-kawan.
  11. Tunjukkan rasa gembira apabila menerima hadiah atau pemberian.
  12. Janganlah anda memamerkan kelebihan dan keutamaan isteri dan anak-anak , karena ditakuti orang lain akan merasa hina dan rendah diri dan anda tidak dapat menyenangkan mereka.
  13. Jawablah setiap pertanyaan dengan lemah-lembut dan penuh berhikmah.
  14. Bersikap lemah-lembut tetapi tegas.
  15. Bersopan dalam perbincangan dan hindarkan pertengkaran.
  16. Janganlah memperkecilkan seseorang sehingga dia tersisih, barangkali dia lebih baik dari kita.
  17. Hendaklah berfikir terlebih dahulu sebelum meneruskan perbincangan atau memberi berbagai alasan.
  18. Janganlah memuji seseorang dihadapannya sehingga membesarkan mazmumahnya.
  19. Berbicaralah ketika anda tidak dipengaruhi kemarahan.
  20. Kurangkan bergaul erat dengan pembesar-pembesar, keluarga, anak-anak dan pengiring-pengiringnya sekalipun mereka dapat menurut perintah.
  21. Jauhilah dari berkawan dengan orang-orang yang berbadan sehat saja karena dia mungkin memusuhi anda (disebabkan dia banyak membantu anda dan kemudian anda melupakan budinya).
  22. Janganlah membesar-besarkan orang kaya di hadapan orang miskin.
  23. Jauhilah dari banyak meludah di hadapan manusia karena perbuatan itu tidak sopan.
  24. Janganlah menunjukkan kepada sahabat anda apa-apa kelemahan anda, karena apabila dia mendapati anda tergugat, maka dia menggunakan kesempatan itu untuk melakukan permusuhan terhadap anda.
  25. Janganlah bercanda dengan orang-orang yang berakal, nanti akan menyebabkan mereka membenci atau memandang rendah kepada anda.
  26. Janganlah bersenda gurau dengan orang-orang bodoh karena nanti dia berani bertindak ke atas anda, karena sesungguhnya bersenda gurau itu menimbulkan beberapa keadaan yaitu:
    • Mengurangkan kehebatan.
    • Menjatuhkan kewibawaan.
    • Menjatuhkan air muka (memalukan)
    • Mengakibatkan duka cita (penyesalan).
    • Menghilangkan nikmat kasih sayang
    • Menimbulkan perdebatan ahli-ahli fiqih.
    • Memberanikan orang-orang bodoh (bertindak).
    • Mematikan hati (jiwa).
    • Menjauhkan din dari Allah.
    • Mengakibatkan celaan.
    • Melenyapkan cita-cita tinggi.
    • Memalapkan segala rahasia hati.
    • Mematikan fikiran dan pendapat.
    • Membanyakkan dosa.
    • Melahirkan keaiban,
Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah dia menghubungkan tali kekeluargaan. " (Riwayat Bukhari dan Muslim)
'Sikap merendah diri itu tidaklah menambahkan kepada seorang hamba selain bertambahnya ketinggian, karena itu merendah dirilah kamu nescaya kamu ditinggikan oleh Allah. Manakala sikap memaafkan kesalahan itu tidaklah menambahkan kepada seseorang hamba selain bertambahnya kemuliaan, oleh karena itu bermaaf maaflah kamu, niscaya kamu dimuliakan oleh Allah,' (Riwayat Ibnu Abid Dunya)
Allah Taala berfirman dalam Hadis Qudsi yang bermaksud: 'Aku adalah yang ketiga dalam kumpulan dua orang selagi salah seorang dari mereka tidak mengkhianati yang lainnya. Apabila salah seorang dari mereka berkhianat, Aku pasti meninggalkan mereka berdua." (Riwayat Abu Daud dan At Hakim)
"Seseorang itu menurut aliran teman sepergaulannya, karena itu setiap orang hendaklah memperhatikan (memilih) siapa yang dijadikan teman pergaulannya." (Riwayat Ahmad dan At Tabrani)
'Sesungguhnya kamu tidak sekali-kali akan sanggup melapangkan (melayan) manusia dengan kekayaanmu, karena itu hendaklah kamu melapangkan mereka dengan senyum manis dan ramah-tamahmu." (Riwayat At Bazzar)
'Orang-orang yang berkasih sayang karena-Ku adalah berhak menerima kasih sayang-Ku yaitu Aku lindungi mereka di bawah naungan arasy pada hari Kiamat yang tiada naungan lain pada hari itu selain naungan-Ku." (Riwayat Ibnu Abi Dunya)
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 4.03 Batas-batas Pergaulan Wanita

  1. Tidak ada batasan dalam pergaulan suami isteri.
  2. Sewaktu dalam pertunangan, hendaklah ada muhramnya ketika bertemu dengan calon suaminya.
  3. Si isteri hendaklah meminta izin dari suaminya untuk mengizinkan laki-laki lain selain suaminya masuk ke rumah walaupun kaum keluarganya sendiri dengan syarat suami nya ada di rumah atau ada muhramnya yang lain.
  4. Menutup aurat kecuali muka dan telapak tangan ketika berhadapan dengan ipar.
  5. Jangan bergaul dengan mereka yang tidak disukai oleh suami.
  6. Apabila ada keperluan yang mendesak untuk berbicara dengan laki-laki lain maka hendaklah ditemani oleh muhramnya dan berbicara di balik tabir jika seorang diri.
  7. Dibolehkan bergaul bagi seorang wanita hanyalah dengan lelaki berikut:
    • Suaminya.
    • bapak mertua.
    • bapaknya dan keturunannya ke atas.
    • bapak saudaranya (sama ada pihak bapak atau ibunya).
    • Kakak adik laki-lakinya.
    • Anak laki-lakinya.
    • Anak laki-laki suaminya (anak tirinya).
    • Anak laki-laki susuannya.
    • Anak saudara (dari adik beradikriya yang laki-laki atau perempuan).
    • Anak susuan saudara laki-laki susuannya.
    • Cucu laki-lakinya dan seterusnya kepada keturunannya ke bawah.
    • Anak kepada adik-beradik sesusuan (anak saudara susu).
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 4.04 Adab Berpakaian

Ciri-ciri pakaian wanita Islam di luar rumah ialah:
  1. Pakaian itu haruslah menutup aurat sebagaimana yang dikehendaki syariat.
  2. Pakaian itu tidak terlalu tipis sehingga kelihatan bayang-bayang tubuh badan dari luar.
  3. Pakaian itu tidak ketat atau sempit tapi longgar dan enak dipakai. la haruslah menutup bagian-bagian bentuk badan yang
    menggiurkan nafsu laki-laki.
  4. Warna pakaian tsb suram atau gelap seperti hitam, kelabu asap atau perang.
  5. Pakaian itu tidak sekali-kali dipakai dengan bau-bauan yang harum.
  6. Pakaian itu tidak 'bertasyabbuh' (bersamaan atau menyerupai)dengan pakaian laki-laki yaitu tidak meniru-niru atau menyerupai pakaian laki-laki.
  7. Pakaian itu tidak menyerupai pakaian perempuan-perempuan kafir dan musyrik.
  8. Pakaian itu bukanlah pakaian untuk bermegah-megah atau untuk menunjuk-nunjuk atau berhias-hias.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 4.05 Aurat Perempuan Yang Merdeka

Aurat perempuan dalam sholat

Aurat perempuan yang merdeka (demikian juga khunsa) dalam sholat adalah seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan yang lahir dan batin hingga pergelangan tangannya. Oleh karena itu jika nampak rambut yang keluar ketika sholat atau nampak batin telapak kaki ketika rukuk dan sujud, maka batallah sholatnya.

Aurat perempuan merdeka di luar sholat

  1. Di hadapan laki-laki ajnabi atau bukan muhram
    Yaitu seluruh badan. Artinya, termasuklah muka, rambut, kedua telapak tangan (lahir dan batin) dan kedua telapak kaki (lahir dan batin). Maka wajiblah ditutup atau dilindungi seluruh badan dari pandangan laki-laki yang ajnabi untuk mengelakkan dari fitnah. Demikian menurut mahzab Syafei.
  2. Di hadapan perempuan yang kafir
    Auratnya adalah seperti aurat bekerja yaitu seluruh badan kecuali kepala, muka, leher, dua telapak tangan sampai kedua siku dan kedua telapak kakinya. Demikianlah juga aurat ketika di hadapan perempuan yang tidak jelas pribadi atau wataknya atau perempuan yang rosak akhlaknya.
  3. Ketika sendirian, sesama perempuan dan laki-laki yang menjadi muhramnya
    Auratnya adalah di antara pusat dan lutut Walau bagaimanapun, untuk menjaga adab dan untuk memelihara dan berlakunya hal yang tidak diingini, maka perlulah ditutup lebih dari itu agar tidak menggiurkan nafsu. Ini adalah penting untuk menghindarkan fitnah.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 4.06 Tugas Wanita Di Luar Rumah

Kaum wanita dibolehkan menceburi bidang tugas di luar rumah bahkan adakalanya hal ini menjadi kewajiban asalkan dibatasi syariat. Di antaranya:
  1. Bidang pendidikan.
    • Sebagai guru.
    • Sebagai pengasuh.
    • Sebagai pentarbiah.
    • Penasihat pada sesama kaum wanita.
  2. Bidang perobatan
    • Sebagai dokter.
    • Sebagai jururawat.
    • Sebagai bidan.
    • Sebagai tukang urut yang memberi khidmat kepada kaum sejenisnya.
  3. Bidang Sosial
    1. Mengurus jenazah kaum sejenisnya (perempuan).
    2. Menziarahi orang sakit.
    3. Membantu orang yang susah.
    4. Membantu anak-anak yatim.
  4. Bidang penulisan.
    1. Memberi panduan melalui tulisan kepada kaum wanita mengenai tugas mereka sebagai wanita Islam.
    2. Menulis mengenai pendidikan anak-anak menurut syariat Islam.
    3. Memberi tarbiah dan menasehati kaum wanita melalui tulisan.
    4. Menyelesaikan masalah melalui tulisan terutamanya bagi masalah yang dihadapi oleh kaum wanita.
  5. Membantu tugas suami.
    1. Berniaga yang terkawal syariat.
    2. Bertani yang sesuai kemampuan wanita itu sendiri.
    3. Sebagai wakil suami dalam berurusan dengan wanita lain.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 4.07 Adab Terhadap Pembantu Rumah Tangga

  1. Janganlah seorang ketua rumah tangga memaksa pembantu rumahnya melakukan sesuatu diluar kesanggupannya. Rasulullah SAW tidak pemah memukul seseorang dengan tangannya, tidak memukul wanita dan tidak pula memukul hambanya, karena baginda memukul hanya ketika berperang di jalan Allah. (Riwayat Muslim)
  2. Hendaklah bertimbang rasa terhadap mereka pada saat mereka menghadapi kesukaran atau keletihan.
  3. Janganlah memukul atau menyakiti tubuh mereka."Allah tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya" (Al Baqarah : 286)
  4. Janganlah sering mencaci mereka yang menyebabkan mereka berani membalas.
  5. Memaafkan kesalahan mereka.
  6. Layani permintaan mereka apabila mereka meminta (seperti suatu keringanan atau cuti).
  7. Eloklah makan sehidangan atau makanan yang sama seperti yang dihidangkan oleh mereka.
  8. Bayarlah upah mereka menurut kadar yang selayaknya diterima oleh mereka.
  9. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud
    "Berilah upah buruh (pekerja) sebelum kenyang peluhnya" (Riwayat ibnu Majah) (Jika bergaji bulanan, maka dibayar di akhir bulan itu).
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 4.09 Adab Dalam Pergaulan

  1. Hendaklah menggembirakan saudara-saudara seagama sewaktu berjumpa dengan mereka.
  2. Setiap perjumpaan hendaklah didahului dengan ucapan salam.
  3. Hendaklah bergaul dengan mesra.
  4. Jika dalam majlis, hendaklah meluaskan tempat duduk dan jika tidak ada tempat duduk, hendaklah berdiri secara tidak bersempit sempitan.
  5. Hendaklah diam sewaktu kawan sedang berbicara dan jangan terus menyambung sebaik-baik saja dia selesai berbicara.
  6. Adalah kurang baik menentang pendapatnya.
  7. Memperindahkan percakapan dalam bercerita
  8. Memanggil atau menyebut namanya dengan sebaik-baik nama (sebutan yang disukainya).
    Sabda Rasulullah SAW maksudnya: 'Tiga hal yang dapat memumikan kecintaan sahabatmu kepadamu (yaitu) memberi salam apabila bertemu, melapangkan tempat duduk untuknya di majlis dan memanggilnya dengan nama yang disukainya" (Riwayat Bukhari)
    'Termasuk satu kesopanan bahwa seorang teman mendengar dengan sungguh hati apabila saudaranya sedang berbicara dan termasuk adab perjalanan, seorang teman turut berhenti bersama sama saudaranya apabila tali sepatu saudaranya itu putus sewaktu berjalan." (Riwayat Anas)
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 5.01 Tanda-tanda Wanita Yang Baik Akhlaknya

  1. Baik tingkah lakunya terhadap suaminya, anak anaknya, ibu bapaknya, teman-temannya, tetangganya dan masyarakatnya yaitu:
    • Dengan suaminya bersopan santun dalam segala percakapan dan perbuatannya.
    • Dengan anak-anaknya berbicara dengan bahasa yang baik (tidak suka memaki-maki dan berbahasa kasar).
    • Dengan ibu bapaknya senantiasa bersopan santun dan beradab.
    • Dengan teman-teman, tetangga dan masyarakatnya tidak suka bertengkar dan mencaci-maki serta memfitnah.
  2. Tidak jahat mulut yaitu tidak suka mengadu kepada ibu bapak, teman-teman dan tetangganya mengenai keburukan suaminya.
  3. Banyak sabamya dalam menempuh segala kesusahan dan ujian dari Allah serta dalam mengerjakan perintah-penntah-Nya.
  4. Tidak berhias ketika keluar rumah karena kecantikan isteri hanyalah untuk suaminya dan bukan untuk orang lain.
  5. Tidak cepat berkeluh-kesah dalam menempuh kehidupan.
  6. Tidak memaksa suami untuk memenuhi semua keinginannya.
  7. Memadai (redha) dengan apa saja pemberian suaminya baik itu pemberian itu disukai atau tidak.
  8. Tidak suka banyak berbicara, berbicara hanya yang perlu saja.
  9. Selalu berada di rumah.
  10. Selalu berpuasa.
  11. Selalu merenungkan keaiban diri.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 5.02 Wasiat Rasulullah Kepada Wanita

  1. Telah bersabda Rasulullah SAW maksudnya:
    "Kebanyakan wanita itu adalah isi Neraka dan kayu apinya." Sayidatina Aisyah bertanya, "Mengapa, wahai Rasulullah?" Jawab Rasulullah SAW: Karena kebanyakan perempuan itu tidak sabar dalam menghadapi kesusahan, kesakitan dan cobaan seperti kesakitan waktu melahirkan anak, mendidik anak-anak dan melayani suami serta melakukan kerja-kerja di rumah.
  2. Rasulullah SAW bersabda:
    "Wanita, apabila ia sholat lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, maka masuklah ia dari mana saja pintu surga yang ia kehendaki."
    (Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, Thabrani dan Anas bin Malik)
  3. Rasulullah SAW bersabda:
    "Pertama kali urusan yang akan ditanyakan pada hari Akhirat nanti ialah mengenai sholat dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajibannya atau tidak)."
  4. Imam Thabrani menceritakan bahwa seorang isteri tidak dianggap menjalankan kewajibannya kepada Allah sehingga ia menjalankan kewajibannya kepada suaminya. Seandainya suaminya memintanya (untuk digauli) walaupun (dia) sedang berada di belakang unta maka ia tidak boleh menolaknya.
  5. Nabi SAW bersabda:
    'Apabila lari wanita dari rumah suaminya, tidak diterima sholatnya sehingga ia kembali dan mengulurkan tangannya kepada suaminya (meminta maaf)." (Riwayat dan Hassan)
  6. Abdullah bin Amru bin Al Ash r.a. berkata: 'Bersabda Rasulullah SAW: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah." (Riwayat Muslim)
  7. Sabda Rasulullah SAW:
    "Siapa saja perempuan yang memakai bau bauan, kemudian ia keluar melihat kaum lelaki ajnabi agar mereka mencium bau harumnya maka ia adalah perempuan zina dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina." (Riwayat Ahmad, Thabrani dan Hakim)
  8. Sebaik-baik bagi wanita ialah tinggal di rumah, tidak keluar kecuali untuk urusan yang mustahak. Wanita yang keluar rumah akan dipesonakan oleh iblis. Sabda Rasulullah SAW:
    "Perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar, mendongaklah syaitan memandangnya." (Riwayat Tarmizi)
  9. Haram bagi wanita melihat laki-laki sebagaimana laki-laki haram melihat wanita (yang halal nikah) kecuali dalam urusan menuntut ilmu dan berjual-beli.
    Diriwayatkan bahwa pada suatu hari, ketika Rasulullah bersama sama isteri-isterinya (Ummu Salamah dan Maimunah), datang seorang datang seorang sahabat yang buta matanya (Ibnu Maktum), Rasulullah menyuruh isteri-isterinya masuk ke dalam. Bertanya Ummu Salamah, 'Bukankah orang itu tidak dapat melihat kami, ya Rasulullah?"
    Rasulullah menjawab, "Bukankah kamu dapat melihatnya?" (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
  10. Rasulullah SAW bersabda:
    "Perempuan yang memakai pakaian dalam keadaan berhias (bukan untuk suami dan muhramnya) adalah seumpama gelap-gulita pada han Kiamat, tidak ada nur baginya. " (Riwayat Tarmizi)
  11. Sabda Rasulullah SAW:
    'Dikawini wanita karena empat sebab: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka carilah yang kuat beragama niscaya kamu bertuah (beruntung)." (Riwayat Bukhari)
  12. Rasulullah SAW bersabda:
    "Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkawinannya, cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kawinnya)."
  13. Nabi SAW pemah bersabda:
    "Wanita yang taat akan suaminya, semua burung-burung di udara, ikan di air, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristighfar baginya selama dia masih taat pada suaminya dan diredhainya (serta menjaga sholat dan puasanya).
  14. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
    "Wanita yang taat berkhidmat pada suaminya akan tertutup tujuh pintu Neraka dan akan terbuka pintu-pintu Surga. Masuklah dan mana saja pintu yang disukainya dengan tidak dihisab."
  15. Rasulullah SAW bersabda:
    "Siapa saja wanita yang bermuka masam sehingga menyebabkan tersinggung hati suaminya, maka wanita itu dimurkai Allah sampai ia bermanis muka dan tersenyum mesra pada suaminya."
  16. Hendaklah isteri berpuas hati (redha) dengan suaminya yang telah dijodohkan oleh Allah, baik itu miskin atau kaya
  17. Ibnu Umar berkata bahwa telah datang seorang wanita kepada Rasulullah saw lalu bertanya,"Apakah hak suami atas isteri?" Jawab baginda,"Tunaikanlah hajatnya sekalipun engkau berada di alas belakang unta. Jangan berpuasa sunat melainkan seijin suami, kalau engkau berpuasa juga maka pahalanya untuk suami dan dosa untuk isteri. Jangan keluar melainkan dengan ijinnya, jika keluar juga akan dilaknat oleh malaikat Rahmat dan malaikat azab sehinggalah ia kembali ke rumahnya."
  18. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
    "Tidak boleh seorang isteri mengerjakan puasa sunat kalau suaminya ada di rumah serta dengan tidak seijinnya dan tidak boleh memasukkan seorang laki-laki ke rumahnya dengan tidak seijin suaminya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
  19. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
    "Tidaklah putus balasan dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya."
  20. Dari Muaz bin Jabal, bersabda Rasulullah: "Siapa saja wanita yang berdiri diatas kedua kakinya membakar roti untuk suaminya, hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api, maka diharamkan muka dan tangannya dan api Neraka."
  21. Dan siapa saja wanita yang menunggu suaminya hingga pulang lalu disapukan mukanya, dihamparkan tempat duduknya atau menyediakan makan minumnya atau merenung ia pada suaminya atau memegang tangannya, membaikkan hidangan padanya, memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya karena mencari keredhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya tiap-tiap langkahnya dan setiap renungannya pada suaminya seperti memerdekakan seorang hamba. Pada hari Kiamat nanti, Allah karuniakan nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas karuniaan karamah itu. Tidak ada seorang pun yang sampai ke martabat itu melainkan nabi-nabi.
  22. Thabit Al Bananiy berkata: "Seorang wanita dari Bani Israil yang buta sebelah matanya, sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila dia menghidangkan makanan di hadapan suaminya, dipegang pelita sampai suaminya selesai makan. Pada suatu malam, pelitanya kehabisan sumbu, maka diambil rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada esok harinya matanya yang buta telah sembuh Allah karuniakan karamah (kemuliaan) pada perempuan itu karena memuliakan dan menghormati suaminya."
  23. Dan lbnu Mas'ud bersabda Rasulullah SAW: 'Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkannya ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (sepuluh ribu tahun) karena dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga untuk turun ke mahligai suaminya dan menghadapnya."
  24. Nabi SAW bersabda:
    "Siapa saja wanita yang berkata kepada suaminya: Tidak pemah aku dapat dari engkau satu kebaikanpun. Maka Allah akan hapuskan amalannya selama 70 tahun walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malam hari."
  25. Sabda junjungan Rasulullah SAW:
    "Sebaik-baik wanita ialah wanita (isteri) yang apabila engkau memandang kepadanya ia menyenangkan engkau, jika engkau memerintah diturutinya perintah engkau (taat) dan jika engkau berpergian dijaga harta engkau dan dirinya."
  26. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
    "Perempuan tidak berhak keluar dari rumahnya kecuali jika terpaksa (karena suatu urusan yang mustahak) dan dia juga tidak berhak melalui jalan lalu-lalang melainkan di tepi-tepinya."
  27. Syeikh Abdullah berkata:
    "Durhaka seorang perempuan yang keluar dan rumahnya kepada majlis zikir atau majlis ilmu yang bukan fardhu ain. Wajiblah atasnya keluar supaya belajar dia akan segala fardhu ain itu dan haram atas suaminya mencegah isteri jika dia (suami) tidak mampu mengajarnya. Jika dia ada ilmu niscaya wajiblah atasnya mengajar akan isterinya itu maka ketika itu haramlah perempuan itu keluar dari rumahnya lagi durhaka dia."
  28. Sabda Rasulullah SAW:
    "Apabila seorang laki-laki memanggil isterinya ke tempat tidur tetapi ditolaknya, hingga marahlah suaminya, maka tidurlah wanita itu dalam laknat malaikat sampai pagi. "
  29. Abu Bakar As Siddiq mengatakan. aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
    "Wanita-wanita yang menggunakan lidahnya untuk menyakiti hati suaminya, ia akan mendapat laknat dan kemurkaan Allah, laknat malaikat juga laknat manusia semuanya "
  30. Ibnu Umar r.a. berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: "Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu masing-masing akan ditanya dan suami pemimpin kepada keluarganya dan isteri pemimpin rumah tangga suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian pemimpin dan akan bertanggungjawab atas pimpinanmu. "
    (Riwayat Bukhari dan Muslim)
  31. Tersebut dalam kitab Muhimmah karangan Syeikh Abdullah bin Abdul Rahim Pattani:
    "Hendaklah isteri mendahulukan suaminya atas hak dirinya dan seluruh kaum kerabatnya."
  32. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
    "Wanita yang tinggal di rumah bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama-samaku di dalam surga."
  33. Rasulullah SAW bersabda:
    "Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu." (Riwayat Ahmad)
  34. Rasulullah SAW bersabda:
    "Wanita yang meminta suaminya menceraikannya dengan tidak ada sebab yang dibenarkan oleh syariat, haramlah baginya bau
    surga." (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
  35. Rasulullah SAW bersabda:
    "Wanita yang meninggal dunia dalarn keadaan suaminya redha (tidak marah) padanya, niscaya ia masuk surga." (Riwayat Tarmizi)
  36. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
    "Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan baginya seribu kejahatan."
  37. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
    "Apabila seorang wanita mulai sakit hendak bersalin maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah (perang sabil)".
  38. Nabi SAW bersabda:
    "Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosanya seperti keadaan ibunya melahirkannya."
  39. Rasulullah SAW bersabda:
    "Perintahkanlah anak-anakmu semua yang berumur tujuh tahun untuk mengerjakan sholat. Apabila mereka telah berumur sepuluh tahun tetapi belum mengerjakan sholat hendaklah dipukul (tetapi jangan sampai luka) dan pisahkanlah tempat tidurnya."
    (Riwayat Abu Daud)
  40. Sabda Rasulullah SAW:
    "Ya Fatimah, barang siapa wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis dan mengerat kukunya, memberi minum Allah akan dia dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman daripada taman-taman surga, dan dicatatkan Allah baginya kebebasan dari api Neraka dan selamatlah ia melintas titian Sirat"
  41. Hal-hal yang menjadikan wanita itu durhaka kepada suaminya seperti tersebut dalam kitab Muhimmah:
    a. Menghalang suami dari bersuka-suka dengan dirinya baik itu untuk jimak atau menyentuh mana saja bagian tubuhnya.
    b. Keluar rumah tanpa izin suami baik itu ketika suami ada di rumah ataupun tidak ada.
    c. Keluar rumah karena belajar ilmu yang bukan ilmu fardhu ain. Dibolehkan keluar untuk belajar ilmu fardhu ain jika suaminya tidak mampu mengajar.
    d. Tidak mau berpindah (berhijrah) bersama suaminya.
    e. Mengunci pintu, tidak mengijinkan suami masuk ke rumah ketika suami ingin masuk.
    f. Bermuka masam ketika berhadapan dengan suami.
    g. Minta talak.
    h. Berpaling atau membelakangi suami ketika berbicara.
    i. Menyakiti hati suami baik itu dengan perkataan atau perbuatan.
    j. Meninggalkan tempat tidur tanpa izin.
    k. Mengijinkan orang lain masuk ke dalam rumah, sedangkan orang itu tidak disukai oleh suami.
  42. Tersebut dalam kitab Muhimmah, suatu ketika di Madinah, Rasulullah SAW keluar mengiringi jenazah. Baginda mendapati beberapa orang wanita dalam majelis. Baginda lalu bertanya: "Apakah kamu menyolatkan mayat?" Jawab mereka, "Tidak." Sabda baginda, "Sebaiknya kamu sekalian tidak perlu ziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetap tinggallah di rumah dan berkhidmat kepada suami niscaya pahala sama dengan ibadah- ibadah orang laki-laki."
  43. Imam Ghazali rh.m berkata: "Wajib bagi wanita mengikuti perintah suaminya selagi tidak membawa maksiat."
  44. Ulama-ulama ada berkata, wajib bagi wanita-wanita:
    a. Mengekalkan malu pada suaminya.
    b. Merendahkan (menundukkan) mata ketika berpandangan.
    c. Mengikut kata-kata dan suruhannya.
    d. Dengar dan diam ketika suami berbicara.
    e. Berdiri menyambut kedatangannya.
    f. Berdiri menghantar kepergiannya,
    g. Hadir bersamanya ketika masuk tidur.
    h. Memakai wangi-wangian untuk suaminya.
    i. Membersihkan dan menghilangkan bau mulut untuk suaminya.
    j. Berhias ketika hadirnya dan tinggalkan hiasan ketika tidak adanya.
    k Tidak berkhianat ketika ketidak adaan suaminya.
    l. Memuliakan keluarga suaminya.
    m. Memandang pemberian suami yang kecil sebagai besar dan berharga.
    n. Ketahuilah, Surga dan Neraka bagi seorang wanita itu bergantung pada redha atau tidaknya suami padanya
  45. Dicentakan di dalam kitab Muhimmah bahwa seorang Badwi menemui Rasulullah lalu berkata," Tidak akan aku percaya pada engkau sebelum
    ditunjukkan padaku suatu mukjizat." "Apakah yang engkau kehendaki" tanya Rasulullah. "Suruh pohon kurma yang kering itu menghadap engkau," kata Badwi itu. Maka bersabda Rasulullah, "Pergilah engkau kepada pohon yang kering itu, katakan bahwa Muhammad memanggilnya." Arab Badwi itu pun melakukan apa yang diperintahkan. Setelah diberitahu kemudian, pohon kurma itu kelihatan bergerak gerak ke kiri dan ke kanan hingga tercabut akar-akarnya dan berjalan ia menghadap Rasulullah, lalu memberi salam. Rasulullah menjawab salamnya. Melihat peristiwa itu Arab Badwi itu terus mengucap kalimah syahadah. "Cukuplah ya Rasulullah, cukuplah," katanya lagi. Rasulullah pun memerintahkan pohon itu kembali ke tempatnya. Arab Badwi itu berkata lagi. "Wahai Rasulullah, aku telah meminta darimu sesuatu yang tidak pernah diminta oleh orang lain. Itu pun engkau tunaikan, karena itu ijinkan aku sujud kepadamu setiap kali sujud sholat di belakangmu." Jawab baginda, "Tidak harus seorang manusia sujud kepada manusia dan jika diharuskan, maka akan aku perintahkan semua kaum wanita sujud pada suaminya, karena membesarkan dan memuliakan hak-hak suami mereka."
  46. Dari Ali bin Abi Talib: Aku dengar Rasulullah bersabda: "Tiga golongan dari umatku akan mengisi Neraka Jahanam selama tujuh kali umur dunia. Mereka itu adalah:
    a. Orang yang gemuk tetapi kurus.
    b. Orang yang berpakaian tetapi bertelanjang.
    c. Orang yang alim tetapi jahil.
    Adapun yang gemuk tetapi kurus itu ialah wanita yang gemuk (sehat) tubuh badannya, tetapi kurang ibadahnya. Orang yang berpakaian tetapi telanjang ialah wanita yang cukup pakaiannya tetapi tidak taat agama (yaitu berpakaian tipis atau terlalu ketat hingga terbayang bentuk tubuh badannya). Orang yang alim tetapi jahil ialah ulama yang menghalalkan yang haram karena kepentingan pribadi. "
  47. Rasulullah SAW bersabda:
    "Empat golongan wanita yang berada di surga ialah:
    a. Perempuan yang menjaga dirinya dari berbuat haram lagi berbakti kepada Allah dan suaminya.
    b. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati keadaan serba kurang (dalam kehidupannya) bersama suaminya.
    c. Perempuan yang bersifat pemalu dan jika suaminya datang maka ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
    d. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu ia mengekang dirinya hanya untuk mengurus anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia menikah karena kuatir putera puterinya akan tersia-sia. (Kalau ada jaminan putera-puterinya tidak akan disia-siakan barulah ia mau menikah).

    Dan empat golongan wanita yang berada dalam Neraka ialah:
    a. Wanita yang jelek (kotor) mulutnya terhadap suaminya. Jika suaminya pergi, ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya datang ia memakinya (memarahinya),
    b. Wanita yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang dia tidak mampu.
    c. Wanita yang tidak menutupi dirinya dari kaum laki-laki dan keluar rumah dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik kaum laki-laki).
    d. Wanita yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur dan ia tidak sanggup berbakti kepada Allah dan tidak sanggup berbakti kepada Rasul-Nya dan tidak sanggup berbakti kepada suaminya."
  48. Rasulullah SAW bersabda:
    "Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, pada hari Kiamat nanti Allah jadikan lidahnya sepanjang 70 hasta kemudian diikat ke belakang tengkuknya."
  49. Rasulullah SAW bersabda:
    "Aku berdiri di atas surga, kebanyakan orang yang masuk ke masuk ke dalamnya ialah golongan miskin, manakala orang-orang kaya tertahan di luar pintu surga karena dihisab. Selain dari itu ahli Neraka diperintahkan masuk ke dalam Neraka dan aku telah berdiri di atas pintu Neraka, aku lihat kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya ialah wanita."
    (Riwayat Imam Bukhari dan Usamah bin Lad r.a)
  50. Rasulullah SAW juga bersabda: "Aku lihat api Neraka, tidak pemah aku melihatnya seperti hari ini, karena ada pemandangan yang dahsyat di dalamnya. Telah aku saksikan kebanyakan ahli Neraka ialah wanita." Baginda ditanya, "Mengapa begitu, ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Wanita mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan ihsannya. Jika engkau berbuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia masih belum merasa puas hati dan cukup." (Riwayat Imam Bukhari)
  51. Sabda Nabi SAW: "Kebanyakan ahli Neraka adalah terdiri dari kaum wanita." Maka menangislah mereka dan bertanya salah seorang daripada mereka, "Mengapa terjadi demikian, apakah karena mereka berzina atau membunuh anak atau kafir?" Jawab Nabi, "Tidak, mereka ini ialah mereka yang tidak bersyukur akan nikmat suaminya, sesungguhnya tiap-tiap seorang kamu adalah dalam nikmat suaminya."
  52. Sabda Rasulullah SAW:
    "Keadaan wanita sepuluh kali ganda seorang laki-laki di dalam Neraka dan dua kali ganda seorang laki-laki di dalarn surga. "
  53. Suatu hari Rasulullah SAW datang melawat anaknya Fatimah ra dan didapatinya sedang menangis. Maka bertanyalah Rasulullah
    SAW: "Apakah yang membuat engkau menangis, wahai Fatimah?'
    Fatimah menjawab, "Wahai ayahku, aku menangis disebabkan oleh keletihan yang tidak terkira ketika mengisar tepung dan menyediakan keperluan rumah. Sekiranya ayahanda menyuruh Imam Ali membeli seorang wanita suruhan, itu akan menjadi pemberian yang besar bagiku."

    Mendengar kata-kata itu, hati Rasulullah teriris hingga berlinang air mata baginda. Lalu baginda pun duduk berhampiran alat pengisar kemudian mengambil segenggam gandum dan melafazkan (basmalah).

    Ketika Rasulullah memasukkan gandum tersebut ke dalam alat pengisar maka bergeraklah alat itu dengan sendirinya sambil alat itu memuji Allah dalam bahasa yang amat indah dan suara yang amat merdu sehingga semuanya dikisar. Lalu Baginda pun berkata, "Berhentilah kamu wahai alat pengisar " Ketika itu Allah telah menjadikan alat itu dapat berkata-kata. "Demi Allah yang mengantarmu dengan kebenaran sebagai seorang Rasul dan dengan berita sebagai orang yang diamanahkan. Aku tidak akan berhenti sebelum kau memberi jaminan dari Allah untuk menempatkan aku di dalam surga dan menjauhkan aku dari api Neraka." Berkata Rasulullah SAW: "Kau adalah batu, namun kau takut pada api Neraka" Alat pengisar menjawab, "Wahai Rasulullah, aku telah mendengar kata-kata ini dari Al Quran: "Wahai orang yang beriman, jauhkanlah dirimu dan ahli keluargamu dari api Neraka yang pembakarnya terdiri dari manusia dari batu-batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, tidak mendurhakai terhadap apa yang diperintahkan Allah kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
    Maka Rasulullah pun mendoakan untuk keselamatan batu itu. Selesai berdoa turunlah malaikat Jibril a.s dan berkata: "Wahai Muhammad, Tuhan yang untuknya segala pujian dan yang Maha Tinggi, mengirim salam dan penghormatan dan berpesan kepada engkau, beritahu batu itu berita gembira bahwa Allah telah menganugerahkan pada batu itu keselamatan dari api neraka dan meletakkannya di antara batu-batu surga di dalam mahligai Fatimah di mana ia akan bercahaya bagaikan matahari di alam ini."

    Lalu disampaikan berita itu. Baginda memandang kepada Fatimah lalu bersabda: "Wahai Fatimah, sekianya begitu kehendakAllah, pengisar ini akan bekerja setiap hari tetapi Allah ingin mencatatkan untukmu perbuatan baik dan meninggikan derajatmu karena tanggung jawabmu yang berat itu. "

    "Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan membina tujuh parit di antara dirinya dengan api Neraka, jarak di antara parit itu ialah sejauh langit dan bumi. "

    "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utas benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat."

    "Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam benang yang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khusus untuknya di atas takhta di hari Akhirat."

    "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya pahala sama seperti orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang tidak berpakaian."

    "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya, menyikatnya, mencuci pakaian-pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan yang jahat dan menjadikan dinnya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memperhatikan." (Riwayat Abu Hurairah)
  54. Asma binti Khanyah Fazari diriwayatkan telah berkata pada puterinya pada hari pernikahan anaknya itu: "Hai anakku, kini engkau akan keluar dari sarang di mana engkau dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenali. Itulah suamimu. Jadilah engkau tanah bagi suamimu (taat perintahnya) dan dia akan menjadi langit bagimu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya dia dapat menjadi tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan berbagai-bagai kesukaran karena itu akan memungkinkan dia meninggalkamu. Kalau dia mendekatimu, dekatilah dia dan jika dia menjauhimu maka jauhilah dia dengan baik. Peliharalah benar-benar suamimu itu akan hidungnya, pendengarannya, matanya dan lain-lain. Janganlah biarkan suamimu itu mencium sesuatu darimu melainkan yang harum, Jangan pula dia mendengar melainkan yang enak dan janganlah dia melihat melainkan yang indah saja pada dirimu."
Madah
Bila isteri lebih masyhur dari suaminya, suami rasa bertuah dalam derita, kalau suami lebih masyhur dari isterinya, isteri rasa bertuah dalam kebanggaan.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.01 Bersuci Dan Hukumnya

Table of contents 
Penjelasan bersuci
  1. Menurut perkataan sehari-hari, bersuci artinya membersihkan diri atau benda-benda dari najis dan kotoran seperti air ludah, kotoran hidung dan tahi telinga.
  2. Arti bersuci menurut syariat ialah menghilangkan halangan untuk beribadah dikarenakan adanya hadas atau najis atau menghilangkan halangan untuk memakan suatu benda dengan sebab kenajisannya.
  3. Alat untuk bersuci itu ialah air, tanah dan batu. Namun airlah yang paling mudah untuk digunakan sebagai alat untuk bersuci.
  4. Hukum bersuci dari hadas dan najis adalah wajib mengikut ijmak ulama. Syarat bersuci dan hadas adalah dengan air dan sekiranya air tidak ada ataupun tidak dapat menggunakan air untuk bersuci maka hendaklah bertayammum.

AIR YANG SAH UNTUK BERSUCI

Air yang sah untuk bersuci hanyalah air mutlak termasuk:
  1. Air hujan,
  2. Air embun.
  3. Air laut.
  4. Air sungai.
  5. Air sumur.
  6. Air mata air.
  7. Air salju.
Air di atas tidak peduli sifat asalnya putih, hitam, kelabu, jernih, keruh masam, manis dan sebagainya, asalkan ia sumber asli yang keluar dari bumi atau turun dari langit.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.02 Pembagian Air

Table of contents 
Air terbagi kepada empat bagian:
1. Air Mutlak. Air yang suci dan dapat menyucikan benda yang lain (dapat digunakan untuk mengangkat najis dan hadas) dan tidak makruh digunakan. la disebut air mutlak. Air mutlak ialah air yang tidak bercampur dengan suatu benda yang dapat mengubah nama air itu. Umpamanya, air sumur atau air ledeng, kita tetap menyebutnya air saja dengan tidak perlu menyebut air sumur atau air ledeng karena air itu tidak terikat dengan perkataan sumur atau ledeng. orang terus paham itu adalah air.
Berbeda dengan air yang bercampur dengan kopi, air mawar, air kelapa dan lain-lain. Air itu telah berubah namanya jadi air kopi, air mawar, air kelapa dan sebagainya. Air kopi, air kelapa, air tebu dan lain-lain tidaklah termasuk dalam golongan air mutlak bahkan termasuk ke dalam golongan air yang suci pada dirinya tetapi tidak menyucikan benda lain.
2. Air Musyammas. Air yang suci pada dirinya dan menyucikan benda yang lain juga tetapi makruh digunakan pada badan. Maknanya karena ditakuti terkena penyakit sopak atau bertambah kuat sopaknya atau menjadi kekal sopaknya. la dikenal dengan nama air musyammas yaitu air yang terkena panas matahari di dalam tempat seperti besi, tembaga dan lain-lain. Air ini hanya makruh digunakan unruk membasuh badan, untuk masak makanan dan untuk minuman

3. Air Mustakmal. Air yang suci pada dirinya tetapi tidak dapat menyucikan benda yang lain, ia dikenal sebagai air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk mengangkat hadas yang pertama pada anggota wuduk yang wajib atau mandi wajib dan telah digunakan untuk membasuh najis. Air itu pada lahimya tidak berubah dan tidak bertambah beratnya. Air itu jika dikumpulkan sampai cukup dua kolah atau lebih akan menjadi air mutlak. Yang juga disebut air mustakmal adalah air yang berubah salah satu daripada tiga sifat yaitu bau, rasa atau warna dengan sebab bercampur dengan cairan atau serbuk yang suci seperti sirup, kopi dan susu serta tidak tampak di mata seperti yang bercampur dengan air mawar yang sudah hilang baunya. Jika terjadi pada suatu benda yang suci tetapi tidak berlaku perubahan sampai hilang nama air mutlak seperti bercampur dengan teh yang sedikit (tidak menguningkan air itu) atau bercampur dengan gula yang sedikit (tidak memaniskan air itu), maka air itu masih suci dan menyucikan yang lain. Air yang berubah karena bercampur dengan suatu benda yang tidak dapat dihindarkan seperti tanah atau lumut di tempat air yang mengalir dan berlekuk dianggap suci lagi menyucikan.
4. Air Muannajis. Air yang terkena najis yaitu air yang terjatuh najis ke dalamnya atau sesuatu yang terkena najis, jika air itu tidak sampai dua kolah baik berubah atau tidak ia disebut air mutannajis dan air ini tidak suci dan tidak dapat menyucikan yang lain. Tidak disebut air mutannajis jika terjatuh ke dalamnya najis yang dimaafkan seperti bangkai binatang yang tidak berdarah (jenis binatang yang tidak berdarah sendiri) seperti lalat, kumbang, lipas, kalajengking dan nyamuk. Tetapi jika bangkai-bangkai itu dicampakkan dengan sengaja ke dalam air itu, atau ia telah merubah sifat air itu maka tidak lagi dimaafkan. Tidak dihukumkan mutannajis juga jika air itu bercampur dengan najis yang halus lagi tidak dapat dilihat oleh mata yang sederhana walaupun ia najis mughallazah (najis berat).
Air yang banyak (dua kolah atau lebih) tidak menjadi mutannajis dengan sebab masuk ke dalamnya benda yang najis melainkan jika berubah sifatnya baik itu bau, rasa atau warnanya.

UKURAN AIR DUA KOLAH

Air dua kolah itu sebanyak kurang lebih:
a. 52 galen atau
b. 13 tin minyak tanah atau
c. 230 liter atau
d. penuh sebuah tangki empat persegi yang panjangnya 23 inci. lebarnya 23 inci dan dalamnya 23 inci (7 kaki padu), atau
e. penuh sebuah tangki bulat garis pusatnya 18 inci dan dalamnya 46 inci.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.03 Najis Dan Cara Menyucikannya

  1. Setiap benda yang cair atau lembut yang keluar dari dubur atau qubul hukumnya najis kecuali mani baik itu mani manusia atau binatang. Ini tidak termasuk mani anjing dan babi atau keturunan dari keduanya.
  2. Bagi benda yang keras seperti biji, cacing tidaklah najis. Cuma apabila terkena najis harus dibersihkan. Sebagai contoh biji guli yang keluar dari dubur seorang anak-anak yang tertelannya, tidaklah najis setelah dicuci dapat disimpan. Berbeda dengan batu karang yang keluar dari orang berpenyakit kencing manis, ia adalah najis sebab batu itu terjadi dari air kencing, bukan ditelannya.
  3. Benda yang keluar dari lubang yang lain selain dubur atau qubul hukumnya suci kecuali muntah dan air liur basi yang keluar dari dalam tembuni makanan yang warnanya kuning dan berbau busuk. Kedua-duanya najis.
  4. Ain najis tidak boleh disucikan. Yang boleh disucikan ialah sesuatu yang terkena najis (mutannajis).
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.04 Benda-benda Najis Dan Pembagian Najis

Table of contents 
Najis ada banyak.
  • Darah, nanah, danur, susu binatang yang tidak boleh dimakan, arak (tiap-tiap cairan yang memabukkan tidak termasuk yang beku atau keras), anjing, babi dan segala bangkai semuanya najis kecuali bangkai manusia, ikan dan belalang.
Najis terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Najis Mukhaffafah:
Najis yang ringan yaitu air kencing anak lak -laki di bawah umur dua tahun yang belum makan makanan kecuali menghisap susu ibu saja. Cara menyucikannya cukup dengan dipercikkan air saja pada tempat kencing itu.
2. Najis Mughallazah:
Najis yang berat yaitu anjing, babi dan keturinan kedua-duanya. Jika seseorang terkena anggota binatang tersebut dalam keadaan basah wajib disucikan dengan disamak. Cara menyucikannya ialah dengan dicuci tujuh kali dengan air mutlak dan salah satunya hendaklah dengan air tanah.
3. Najis Mutawassitah:
Najis pertengahan yaitu selain najis mukhaffafah dan najis mughallazah. Cara menyucikannya jika ada ain, hendaklah dihilangkan ainnya itu dan segala sifatnya yaitu rasanya, baunya dan warnanya. Jika setelah dicuci didapati masih tidak hilang rasanya seperti kesat, hendaklah dicuci lagi hingga hilang rasa itu. Setelah itu jika tidak hilang juga, ia dimaafkan. Jika bau atau wama najis itu masih tidak hilang setelah dicuci dan digosok tiga kali, hukumnya adalah dimaafkan. Jika najis itu sudah tidak ada lagi ainnya dan tidak ada lagi sifatnya seperti air kencing yang sudah kering pada kain dan hilang sifatnya, cukuplah dengan dicucuri air pada tempat yang terkena najis itu (najis hukmi).
Arak apabila telah menjadi cuka dengan sendirinya maka hukumnya suci dengan syarat tidak dimasukkan benda lain di dalam tempat pemeramannya.

PERINGATAN


1. Cara mencuci tiap-tiap yang terkena najis yang diiktirafkan oleh syariat ialah dengan cara dialirkan atau dijiruskan air yang suci (air mutlak) ke atas benda yang dicuci meskipun sekali saja. Jika tidak dibuat begitu, seperti dicelupkan benda yang kena najis itu ke dalam air yang sedikit seperti dalam basin atau periuk yang telah ada air di dalamnya walaupun air itu mutlak, hukumnya tidak suci walaupun beberapa kali celup sekalipun. Hal ini harus diambil perhatian karena banyak berlaku di rumah makan-rumah makan, orang mencuci daging dan ikan dengan dicelup-celupkan saja. Kecuali kalau dicelupkan ke dalam air yang lebih dari dua kolah.
2. Satu cara lagi ialah dengan mengubah najis aini menjadi najis hukmi (atau najis yang telah hilang bau, rasa dan warna). Kaedahnya adalah seperti berikut:
a. Buangkan sisa najis dahulu.
b. Lapkan kawasan najis.
c. Biarkan beberapa han sehingga ia berubah menjadi najis hukmi yaitu dengan cara ia kering sendiri, diletakkan di bawah kipas angin atau dijemur.
d. Kemudian baru lalukan air ke atasnya sekali atau dilap dengan kain basah.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.05 Bersugi (Menyikat Gigi)

Bersugi artinya menyuci atau membersihkan gigi dengan menggunakan alat seperti sikat gigi, kayu sugi, manggar kelapa dan sabut. Hukumnya sunat muakkad. Digalakkan bersugi ketika hendak membaca Al Quran, sewaktu hendak sholat, apabila berubah bau mulut, setelah bangun dari tidur, sebelum tidur, ketika mengambil air untuk sholat, sewaktu berzikir, sewaktu memasuki Ka'bah, hendak masuk rumah setelah berjalan, ketika hendak bersetubuh, ketika haus dan lapar, ketika hampir mati supaya mudah keluar roh, sewaktu musafirdan lain-lain lagi. Tidak disunatkan bersugi setelah tergelincir matahari sampai masuk matahari bagi orang yang berpuasa malahan makruh bersugi pada masa itu baik itu puasa fardhu atau puasa sunat.
Sunat bersugi dengan tangan kanan: mulai pada sebelah kanan mulut, digosokkan pada langit-langit mulut dengan perlahan-lahan, digosok alas gusi. Bersugi juga banyak fadhilatnya. Sholat dua rekaat dengan bersugi lebih afdhal daripada sholat sunat tujuh puluh rekaat tanpa bersugi. la menyucikan segala kekotoran di mulut, mendatangkan keredhaan Allah, mengurangkan bongkok dan sakit pinggang, menggandakan pahala dan mengingatkan dua kalimah syahadah ketika hampir mati.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.06 Hadas Kecil

Yaitu sesuatu yang tidak dapat dikesan kehadirannya secara lahir tetapi dikira ada oleh syariat pada anggota-anggota wuduk. la mencegah sahnya suatu ibadah seperti sholat. (Untuk suci dari hadas kecil mestilah berwuduk dahulu).
Sebab-sebab hadas kecil:
  1. Keluar sesuatu dari qubul dan dubur baik itu yang keluar itu benda yang suci atau benda yang najis, kering atau basah, sedikit ataupun banyak, sengaja atau terpaksa kecuali mani yang keluar pada kali pertama.
  2. Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang ajnabi
    (yaitu boleh berkawin). Tidak mengapa menyentuh anak-anak yang belum mengerti malu (mumaiyiz). Tidak batal wuduk jika bersentuhan dengan kuku, rambut atau gigi
  3. Menyentuh kemaluan manusia dengan perut jari dan tapak tangan.
  4. Hilang akal disebabkan tidur kecuali tidur yang tetap punggungnya, pitam, mabuk atau gila.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.07 Istinjak

Dalam bahasa asal ia berarti melepaskan diri dari sesuatu. Maksudnya ialah bercebok atau bersuci. Hukumnya wajib, apabila keluar sesuatu dari dua saluran qubul atau dubur seperti kencing atau tahi. Jika angin yang keluar, tidaklah wajib beristinjak. Alat untuk beristinjak adalah dengan menggunakan air atau batu atau benda yang keras tapi suci dan bukan dari benda yang dihormati atau benda yang cair seperti air mawar dan cuka. Cukuplah bersuci dengan air atau tiga butir batu. Yang afdhalnya beristinjak dengan batu dahulu kemudian diikuti dengan air.
Bersuci dengan batu atau sejenisnya hendaklah memenuhi beberapa syarat:
a. Najis yang keluar itu masih basah.
b. Najis itu tidak merebak atau meleleh dari tempat keluarnya.
c. Najis itu tidak terkena percikan najis lain pada tempat najis yang ada itu.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.08 Sebab-sebab Yang Mewajibkan Mandi

  1. Jimak atau bersetubuh - wajib mandi walaupun tidak keluar mani.
  2. Keluar mani baik itu banyak atau sedikit, terjaga atau tertidur, bernafsu atau tidak.
  3. Mati - orang yang hidup wajib memandikan mayat itu kecuali orang itu mati syahid.
  4. Keluar darah haid bagi perempuan yang sudah cukup umurnya (baligh).
  5. Keluar darah nifas yaitu darah yang keluar mengiringi persalinan.
  6. etika bersalin (wiladah) walaupun tidak keluar darah bersama anaknya (tidak ada nifas) diwajibkan mandi juga.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.09 Rukun Mandi Hadas

Table of contents 
  1. Niat - mula niat ketika terkena air pada setiap anggota tubuh
  2. Hilangkan segala najis pada tubuh terlebih dahulu sebelum mandi.
  3. Mengenakan dan meratakan air pada kulit, rambut dan bulu serta seluruh bagian badan atau kemaluan yang zahir ketika qada hajat. Tidak ada beda antara rambut dan bulu yang jarang dengan yang lebat, semuanya harus terkena disampaikan dan diratakan air pada luar dan dalamnya. Rambut yang bersanggul wajib dilepas supaya terkena air. Rambut yang bersimpul dengan sendiri, jika tidak sampai air ke dalamnya adalah dimaafkan. Bulu-bulu di dalam hidung tidak wajib dibasuh karena termasuk anggota dalam (batin) tetapi jika terkena najis wajib dibasuh karena masalah najis lebih berat daripada junub. Wajib meratakan air pada celah kuku, sekiranya ada daki dan kotoran lain hendaklah dibuang kemudian dicuci.


Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.10 Sunat-sunat Mandi Hadas

  1. Menghadap kiblat
  2. Membaca Bismillah
  3. Mencuci dua tangan dan berwuduk (dengan niat berwuduk sunat untuk mandi),
  4. Menggosok dengan telapak tangan mana-mana tempat di seluruh anggota badan,
  5. Mulai cuci anggota sebelah kanan.
  6. Mencuci tiga kali.
PERINGATAN
Hendaklah berturut-turut (muallat) mencuci suatu anggota dengan anggota yang lain. Jangan sampai terjadi tenggang waktu yang lama di antara anggota itu. Muallat di sini ialah jangan sampai kering anggota yang dibasuh itu sebelum mencuci anggota yang lain.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.11 Haid Nifas Dan Istihadhah

Table of contents 

Haid:

Darah yang keluar dari faraj perempuan, ketika berumur sembilan lahun atau lebih dalam keadaan sehat dan secara kebiasaan pada waktu yang tertentu bukan karena sakit. Sekurang-kurangnya masa haid itu sehari semalam. Biasanya enam atau tujuh hari. Sebanyak banyaknya lima belas hari dengan malamnya.

Nifas:

Darah yang keluar mengiringi bayi yang dilahirkan. Darah yang keluar sebelum beranak tidak dinamakan nifas. Sekurang-kurangnya masa nifas itu satu lahzah, sebanyak-banyaknya enam puluh hari dan kebiasaannya empat puluh hari.

Istihadhah:

Darah yang keluar bukan pada masa haid dan nifas. la dikenali sebagaidarah penyakit.

Wiladah:

Salah satu sebab yang menyebabkan wajib mandi ialah wiladah (melahirkan anak), walau anak yang lahir itu tidak basah sekalipun.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.12 Larangan Bagi Orang Yang Haid Dan Nifas

Bagi orang-orang yang sedang haid dan nifas, diharamkan baginya:
  1. Sholat fardhu dan sholat sunat, sujud tilawah dan sujud syukur.
    Larangan sholat ini adalah berdasarkan firman Allah Taala pada surah An-Nisa ayat 43, yang bermaksud:
    "Wahai orang yang benman, janganlah kamu kerjakan sholat, padahal kamu sedang rnabuk sehingga kamu tahu apa yang kamu ucapkan. Dan janganlah kamu kerjakan sholat, padahal kamu sedang junub, kecuali sudah mandi."
  2. Menyentuh, mengangkat, memegang Al Ouran.
  3. Membaca Al Quran walau satu ayat sekalipun. Rasulullah SAW bersabda maksudnya:
    "Orang yang junub dan perempuan yang haid, tidak boleh membaca sesuatu dari Al Ouran." (Riwayat At-Thabrani)
    Adalah diwajibkan bagi seorang wanita itu rnembaca wirid dan zikir yang menjadi amalannya sehari-hari dengan niat zikir bukannya niat membaca Al Qur'an.
  4. Diam di Masjid.
    Orang yang sedang haid dan nifas tidak bolet lewat dan duduk di masjid. Jika haid, ia dikuatirkan terjatuh pada kawasan masjid.
Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Bab 6.13 Kewajiban Mandi Selepas Haid Dan Nifas Serta Permasalahan Istihadah

1. Haid- Masa haid itu sekurang-kurangnya sehari semalam, dan menurut biasanya ialah tujuh hari tujuh malarn. Apabila lebih dari 15 hari, maka itu bukanlah darah haid lagi, tetapi adalah darah istihadah (darah penyakit). Sekurang-kurangnya waktu suci antara dua haid itu 15 hari, dan tidak ada batas bagi lamanya waktu suci itu. Ada kalanya perempuan itu putus haid, yaitu tidak berhaid lagi, menurut pendapat sebagian ulama menyatakan apabila perempuan itu sudah berumur 60 tahun dan ada juga yang menyatakan sampai dengan umur 50 tahun. Apabila seorang perempuan berhenti haidnya, wajiblah mandi, sesuai dengan hadis:
"Dan Aisyah r.a bahwa Fatimah binti AN Hubaisy bertanya kepada Nabi SAW katanya: "Ya Rasulullah, aku ini perempuan yang istihadah (penyakit keluar darah terus) tak pemah bersih-bersih, apakah saya boleh meninggalkan sholat? Maka jawab Nabi SAW: "Tidak, karena sesungguhnya itu tidak lain dan darah penyakit, bukan darah haid, maka apabila telah datang darah haid, tinggalkan sholat, dan apabila telah pergi (sudah kering atau sudah cukup harinya haid) maka bersihkanlah darah itu dan kerjakan sholat." (Riwayat Muslim)
Rasulullah SAW bersabda artinya:
'Maka apabila datang haid, tinggalkanlah sholat, dan apabila bersih darah haid itu, mandilah dan sholatlah"
2. Nifas - Nifas adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan, mengiringi wiladah (setelah melahirkan anak). Lamanya nifas itu adakalanya sebentar saja (satu lahzah), dan biasanya 40 hari. Selama-lama nifas itu 60 hari 60 malam. Jika lebih dari 60 hari, itu adalah darah istihadah. Mengenai kaum perempuan bernifas lamanya 40 hari itu adalah sesuai dengan hadis Nabi SAW. Dan Ummi Salamah r.a. dia berkata:
"Adalah para wanita yang bemifas pada masa Rasulullah SAW itu, duduk/berhenti selama 40 hari dan 40 malam." (Riwayat Abu Daud, Tirmizi dan lain-lain)
Pada hadis lain, ada pula dinyatakan artinya: dari Anas r.a ia berkata:
"Adalah Rasulullah SAW membatasi waktu bagi perempuan perempuan yang nifas itu 40 hari, kecuali ia melihat suci sebelum itu"(Riwayat Ibnu Majah)
3. Istihadhah - Kalau lebih dari 40 hari, maka itu bukan nifas lagi tetapi adalah istihadah. Bila istihadah, maka tidak boleh ia meninggalkan sholat dan puasanya, sesuai dengan hadis Nabi SAW.
Dari Abdullah bin Amr, katanya: telah bersabda Rasulullah SAW:
"Orang-orang yang bernifas, harus menunggu 40 hari dan malam, maka jika ia telah melihat suci sebelum itu, maka ia istihadah, la wajib mandi dan wajib menegakkan sholat. ' (Riwayat Al-Hakim)
Mengenai orang yang istihadah, ia wajib menunaikan sholat. Satu kali berwuduk untuk satu kali sholat yang fardhu dan boleh untuk beberapa kali sholat sunat. Syaratnya pula sudah masuk waktu sholat barulah ia wuduk untuk sholat fardhu.

Artikel ini adalah bagian dari buku Panduan Wanita Solehah yang berisi panduan-panduan untuk wanita soleh dari Abuya Syeikh Ashaari bin Muhammad At Tamimi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar