بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Para sahabat rahimakumullah,
Mukhlis,
artinya orang yang ikhlas. Seorang dengan kualitas mukhlis adalah orang
yang hatinya bersih dari keinginan memperoleh pujian. Semua
perbuatannya, perkataannya, pemberiannya, penolakannya, perkataannya,
diamnya, ibadahnya dan seterusnya, semata-mata dilakukan hanya untuk
Allah SWT. Oleh karena itu baginya pujian orang tidak membuatnya
berbangga hati, dan kekecewaan serta caci maki orang tidak membuatnya
surut dari amal kebajikan. Dari deretan predikat kualitas yang
dicontohkan Nabi dengan urutan Muslim, Mu'min, 'Alim (orang terpelajar),
Amil (yang beramal) dan Mukhlis, maka selain mukhlis, mereka masih
berpeluang mengalami kesia-siaan (halka)
Ketahuilah bahwa semakin banyak kita berharap sesuatu dari selain Allah SWT, maka semakin banyak kita akan mengalami kekecewaan. Karena, tiada sesuatu apapun yang dapat terjadi tanpa ijin Allah. Sesudah mati-matian berharap dihargai makhluk dan Allah tidak menggerakkan orang untuk menghargai, maka hati ini akan terluka dan terkecewakan karena kita terlalu banyak berharap kepada makhluk. Belum lagi kerugian di akhirat karena amal yang dilakukan berarti tidak tulus dan tidak ikhlas, yaitu beramal bukan karena Allah.
Ketahuilah bahwa semakin banyak kita berharap sesuatu dari selain Allah SWT, maka semakin banyak kita akan mengalami kekecewaan. Karena, tiada sesuatu apapun yang dapat terjadi tanpa ijin Allah. Sesudah mati-matian berharap dihargai makhluk dan Allah tidak menggerakkan orang untuk menghargai, maka hati ini akan terluka dan terkecewakan karena kita terlalu banyak berharap kepada makhluk. Belum lagi kerugian di akhirat karena amal yang dilakukan berarti tidak tulus dan tidak ikhlas, yaitu beramal bukan karena Allah.