Salafiyyin itu adalah orang-orang yang berupaya untuk
meniti jejak generasi salafus shalih. Adapun generasi salafus shalih
itu adalah tiga generasi pertama dalam Islam dari umat Muhammad
shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam. Yaitu generasi murid-murid Nabi
Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi sallam, karena mereka berjumpa
dengan beliau di masa hidupnya dan beriman kepadanya serta mati dalam
keadaan iman kepadanya. Mereka ini dinamakan shahabat Nabi shallallahu
`alaihi wa alihi wa sallam. Kemudian generasi kedua ialah para
murid-murid shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi sallam. Yaitu
mereka yang sempat berjumpa dengan para shahabat Nabi dan beriman kepada
Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi sallam
serta mati dalam keadaan iman dengan Islam. Generasi kedua ini dinamakan
generasi tabi'in (atau generasi yang mengikuti jejak pendahulunya).
Selanjutnya generasi ketiga, ialah generasi para murid-murid tabi'in.
Yaitu generasi yang sempat berjumpa dengan para tabi'in dan beriman
dengan Islam serta mati di atas keimanan itu. Meraka ini dinamakan
generasi tabi'it tabi'in.
Laman
- Kajian Ustadz Armen Halim Naro
- Kajian Islam
- Download Free MP3 Kajian Islam
- Download Serba Gratis
- Islamic Calender
- Kumpulan Ceramah Ramadhan Terlengkap oleh Berbagai Ustadz
- Kisah dan Karomah Para Sahabat Rasulullah
- Adab dan Akhlak Islam
- Hadits Arba'in An-Nawawi
- Kisah Teladan dan Sejarah Islam
- Biografi Ulama
- Beranda
- Hadits Shahih, Hasan, Dhaif, Dan Maudhu
- Doa dan Wirid Rasulullah
- Kumpulan Tausiyah
Sabtu, 18 Februari 2012
BERSIKAP ADIL DAN BIJAKSANA DALAM BERGAUL
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Janganlah seorang mu’min lelaki membenci seorang wanita mu’minah. Karena, kalaupun ia tidak menyenangi suatu karakter yang ada padanya, tentu ia menyenangi karakter lain yang ada padanya” [1]
Hadits ini mengandung dua hikmah yang agung.
Pertama.
“Artinya : Janganlah seorang mu’min lelaki membenci seorang wanita mu’minah. Karena, kalaupun ia tidak menyenangi suatu karakter yang ada padanya, tentu ia menyenangi karakter lain yang ada padanya” [1]
Hadits ini mengandung dua hikmah yang agung.
Pertama.
Langganan:
Postingan (Atom)