Jangan Seneng Digenitin Ikhwan
"udah gw dipanggil "dek", dia menyebut dirinya "mas", ditambah lagi dikasih coklat pas milad. Dan sempurnalah ke-GR-an si akhwat."
Pernah ngalamin kayak di atas? GR
setengah mati karena sms-nya senantiasa berhias emoticon smile. Atau
karena disemangatin pas mau ujian. Atau dikasih taujih, nasihat-nasihat
yang menyejukkan. trus senyum-senyum di depan layar HP atau laptop?
Ahahaha.. Ayo jujuur, jujuuuur.. :p
Sebenernya ini adalah kondisi rawan
buat akhwat. Awalnya gw malu nulis tentang ginian, tapi trnyata yang
ngalamin ini banyak juga. Dan semuanya lebih memilih diam dan gak
nyeritain ke siapa-siapa. Tapi gw mau cerita aja. Biar jadi pelajaran.
Mungkin salah satu penyebab kegalauan para akhwat adalah
perilaku-perilaku genit para ikhwan.
Kalo pernah ada tulisan "Jadi Ikhwan
Jangan Cengeng", maka gw pengennya nulis "Jadi Ikhwan Jangan Genit"
begitu juga dengan akhwat: Jangan Seneng Digenitin Ikhwan.. *haha aneh*
..
Memang susah sih kalo ngomongin
interaksi ikhwan-akhwat, banyak yg bilang relatif dan punya standar-nya
sendiri-sendiri. Misal, ada yg ngerasa nggak perlu pake hijab-hijaban
soalnya hijab hati lebih penting. Ada yg bilang gak perlu ada jam malam
sms-an, soalnya yg penting adalah menjaga diri dari konten sms. Disini
kita ngomongin maslahat dan mudharat aja deh.
Sekarang udah era sms, chat, fb,
twitter, dan bbm. Era imajinasi emosi lewat emoticon. Setiap orang
bebas menerka-nerka gaya bicara dan ekspresi emosi dari kawan yang jadi
lawan bicara. Interaksi ikhwan-akhwat kalo ngga hati2 emang bisa
kebablasan. Ngebayangin yang nggak-nggak. GR tanpa alasan yang jelas.
Salah satu penelitian menunjukkan, semakin malam komunikasi laki-laki
dan perempuan, maka konten pembicaraan akan semakin intim.
Trus gimana nih?
Ukhti-ukhti. Gw punya kesimpulan (bisa
setuju atau ngga) bahwa beberapa ikhwan berperilaku genit bukan berarti
niatnya mau genit. Tapi emang gaya bicaranya pada semua cewe kayak
gitu. Nah yang kayak gini emang mesti diingetin si ikhwan itu. Misal
ikhwan senior yg sering nyebut dirinya "mas" dan memanggil kita dengan
sebutan "dek".
Misal di sms isinya gini:
"iya dek. Mas juga gak bisa hadir. Cepet sembuh ya :)"
Hahaha sebenernya isi sms ini bisa jadi
netral, tapi kalo si akhwat pas lagi ada feeling gmana? Apalagi kalo
si ikhwan itu ketua lembaga, berwibawa, dan berpenampilan tawadhu'.
Udah deh jurus syaitan bermain-main. Padahal si ikhwan ga maksud
apa-apa. Jangan salah kalo banyak akhwat yg GR dgn sms yang kayak
begitu-gitu.
"Ah itu akhwatnya aja yg ga bisa hati-hati jaga hati"
Nah emang itulah inti dari notes ini.
Akhwat mesti pinter-pinter jaga hati. Harus pinter-pinter jaga izzah.
Jangan mudah GR dan yakini segera kalau itu godaan setan. Jangan
seneng "digodain" ikhwan yang belum tentu jodoh kita. Bayangin aja pas
lagi GR-GR-nya pada seorang ikhwan, besoknya ada ikhwan lain nan shalih
yg ngelamar. Malu sama Allah, malu sama diri sendiri!
Terkadang pula akhwat mudah terpukau
dengan ikhwan yg sering berada di ruang publik. Terkenal (walaupun
mungkin nggak cakep-cakep amat hehe), bahasanya santun, cerdas,
berprestasi, rajin ngasih taujih di forum, aktivis, relawan, dan sederet
kebaikan-kebaikan lainnya. Langsung deh tiba-tiba berdoa "Ya Allah
karuniai hamba jodoh yang minimal seperti dia". Nggak salah sih. Cuma gw
tiba-tiba inget dengan kata-kata ustadz "Jangan gampang terpukau
sama laki-laki yang manis kata-katanya, kemudian mematok dialah standar
minimal jodoh saya. Justru mereka yg di ruang publik lebih besar
peluang dosanya, peluang riya' dan ujub-nya. Bisa jadi yang biasa2 aja
dan tidak terkenal lebih halus hatinya, lebih shalih, lebih dicintai
Allah"
Jodoh itu datang: siapa dan bagaimana
caranya adalah rahasia Allah. Tapi itu bergantung pula pada bagaimana
kita menjaga izzah. Menjaga kehormatan kita sebagai muslimah. Dan
gerak-gerik hati ini hanya Allah yang tahu. :)
Wallahu a'lam bish shawwab..
*Tulisan ini ditulis oleh akhwat,
dengan perspektif akhwat, diperuntukan bagi akhwat. Dan lebih khususnya
untuk akhwat yang belum nikah. Ikhwan yang kebetulan baca dilarang
protes*
'sumber : Blog Secangkir Makna Surga'