Selasa, 10 Juli 2012

Wanita Berpendidikan Tinggi??


(4574- هل لتعليم البنات حد؟ )
“المسألة الثانية” عن تعليم البنات، وهل له حد ومتى تكف عن الدراسة إذا بلغت كم من عمرها؟
Pertanyaan kedua mengenai pendidikan formal untuk wanita, “Adakah batasan maksimal pendidikan formal untuk wanita? Kapankah seorang wanita berhenti  studi jika dia pada usia tertentu?
الجواب: ليس للدراسة حد في ابتدائها ولا في انتهائها، فما دامت الفتاة تستفيد من دراستها علماً نافعاً، ولا يترتب عليه أي مفسدة فلا مانع من مواصلتها الدراسة،
Jawaban Syaikh Muhammad bin Ibrahim, “Tidak ada –menurut agama, pent- batasan minimal dan batasan maksimal untuk studi. Selama seorang wanita mendapatkan ilmu yang manfaat dengan studi yang dia tempuh dan studi tersebut tidak menimbulkan bahaya apapun maka tidaklah terlarang bagi wanita muslimah untuk melanjutkan studi.
وإذا كانت الدراسة لا تزيدها إلا نقصاً في دينها وانحلالاً في أخلاقها، وتبرجاً وتهتكاً تعين حينئذ منعها منها.
Akan tetapi jika studi tersebut hanya menyebabkan berkurangnya kualitas agama wanita tersebut dan makin rusaknya moralitasnya dengan tanpa sungkan lagi melakukan hal-hal yang menarik perhatian laki-laki maka dalam kondisi semacam ini mencegahnya untuk melanjutkan studi adalah sebuah keniscayaan” [Fatawa wa Rasail Syaikh Muhammad bin Ibrahim alu Syaikh 13/237, Syamillah].
السؤال: هل ترى بوجود حد لتعليم البنات؟
Pertanyaan “Apakah anda berpandangan adanya batasan maksimal bagi studi yang dijalani seorang wanita?”
الإجابة: (لا، ليس هناك حد، بل يتعلمن حتى أعلى المراحل ليستفدن ويفدن)
Jawaban Ibnu Baz, “Tidak ada, tidak ada batasannya. Wanita boleh belajar formal sampai jenjang pendidikan yang paling tinggi supaya mereka bisa mengambil manfaat dan memberi manfaat untuk orang lain” [Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawiah juz 8 hal 35 Dar Ashda’ al Mujtama Qasim KSA, cet ketiga 1428 H].

Artikel www.ustadzaris.com 

Amanah Berupa Wanita


حدثنا أبو شهاب الخياط قال سمعت سفيان الثوري يقول ائتمني على بيت مملوء مالا ولا تأتمني على جارية سوداء لا تحل لي

Dari Abu Syihab al Khayyath, beliau menuturkan bahwa beliau mendengar Sufyan ats Tsauri mengatakan,


Berilah aku amanah untuk menjaga satu rumah yang isinya penuh dengan uang. Namun janganlah kau beri aku amanah untuk menjaga seorang gadis berkulit hitam kelam yang tidak halal bagiku” [Dzammul Hawa karya Ibnul Jauzi hal 165].

Allahu Akbar, jika demikian yang dikatakan oleh Sufyan ats Tsauri padahal beliau adalah beliau dalam masalah ilmu, iman dan takwa –beliau adalah ulama besar di masa tabiin- lantas bagaimanakah yang layak untuk kita katakan hari ini?

Jika demikian untuk gadis hitam kelam yang pada dasarnya banyak laki-laki tidak tertarik padanya lantas bagaimana lagi gadis berkulit sawo matang atau lebih cerah lagi?

Jika demikian yang dikatakan oleh orang sekaliber Sufyan ats Tsauri untuk wanita di masa tabiin –yang tentu kita yakin kondisi agamanya jauh jauh lebih baik dari pada wanita zaman sekarang- lantas apa yang layak kita katakan untuk wanita zaman sekarang?

Jika demikian yang dikatakan untuk gadis hitam yang ‘berpakaian’ lantas bagaimana dengan gadis tidak berkulit hitam zaman ini yang sudah tidak lagi ‘berpakaian’?

Jika demikian dikatakan untuk gadis yang tidak berdandan lantas apa yang bisa kita katakan saat ini untuk gadis yang berdandan terlalu lengkap hingga tidak ubahnya bagaikan ondel-ondel?

Duh betapa cerobohnya para ibu dan ayah yang memberikan amanah berupa anak gadisnya kepada seorang laki-laki yang katanya pacar anaknya untuk diajak jalan-jalan entah kemana!!

Ampunan-Mu ya Allah, ampunan-Mu ya Allah.
Artikel www.ustadzaris.com

Jadilah Lelaki Pertama di Hatinya


قال البجيرمي: وفي البكارة ثلاث فوائد:
Al Bijairumi mengatakan, “Menikahi bikr atau gadis itu memiliki tiga manfaat sebagai berikut:
إحداها أن تحب الزوج الاول وتألفه، والطباع مجبولة على الانس بأول مأولف، وأما التي مارست الرجال فربما لا ترضى ببعض الاوصاف التي تخالف ما ألفته فتكره الزوج الثاني.
Pertama, dia akan mencintai dan akrab dengan suaminya yang pertama. Manusia memiliki karakter untuk merasa nyaman dengan hal pertama kali yang dia kenal. Sedangkan wanita yang telah berpengalaman dengan banyak laki-laki maka boleh jadi dia tidak suka dengan sebuah sifat atau perilaku yang berbeda dengan perilaku yang telah biasa dia terima akhirnya dia kurang suka dengan suami yang kedua.