Jumat, 20 Januari 2012

Mendahulukan Belajar Ilmu Syar’i


Tanya:
Apakah dalam belajar kita hanya mencukupkan diri dengan mempelajari ilmu syar’i (ilmu agama), tidak belajar ilmu dunia?

Jawab:
Asy-Syaikhul Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullahu menjawab:
“Ilmu yang wajib untuk kita pelajari dan kita dahulukan adalah ilmu syar’i. Ilmu inilah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan atas anda. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.”
Bila anda ingin mengerjakan shalat sebagaimana shalat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka pelajari ilmunya sebelum anda mempelajari kimia, fisika, dan selainnya. Bila ingin berhaji, anda harus mengetahui bagaimana manasik haji yang ditunaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula dalam masalah akidah dan pembayaran zakat.


Bila ingin melakukan transaksi jual beli, semestinya anda pelajari hukum jual beli sebelum anda mempelajari kimia, fisika dan selainnya. Setelah anda pelajari perkara yang memberikan manfaat kepada anda dan anda mengenal akidah yang benar, tidak apa-apa bagi anda mempelajari ilmu yang mubah yang anda inginkan.

Akan tetapi bila anda diberi taufiq, dikokohkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dijadikan anda cinta terhadap ilmu yang bermanfaat, ilmu Al-Qur`an dan As-Sunnah, maka teruslah mempelajarinya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
Siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya maka Allah faqihkan (pahamkan) dia dalam agama.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلاَّ الحْيَاَةَ الدُّنْيَا. ذَلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ
Berpalinglah engkau dari orang yang enggan berzikir kepada Kami dan ia tidak menginginkan kecuali kehidupan dunia. Yang demikian itu merupakan kadar ilmu yang mereka capai. (An-Najm: 29-30)
يَعْلَمُوْنَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ اْلآخِرَةِ هُمْ غَافِلُوْنَ
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia sementara mereka lalai dari akhirat.(Ar-Rum: 7)

Bila seseorang telah mempelajari ilmu yang wajib baginya, kemudian setelah itu ia ingin belajar kedokteran, teknik, atau ilmu lainnya maka tidak mengapa. Kita sedikitpun tidak mengharamkan atas manusia apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala halalkan untuk mereka. Akan tetapi sepantasnya ia mengetahui bahwa kaum muslimin lebih butuh kepada orang yang dapat mengajari mereka agama yang murni sebagaimana yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka lebih butuh kepada orang yang alim tentang agama ini daripada kebutuhan mereka terhadap ahli teknik, dokter, pilot, dan sebagainya.

Karena pada hakikatnya ilmu din lah yang bermanfaat bagi manusia kelak, marilah kita renungkan sejenak wahai saudaraku, apabila saat kita sedang menempuh studi yang tidak ada hubungannya dengan agama, namun takdir Allah berkata bahwa usia hidup kita tidaklah panjang, dan tibalah waktunya saat malaikat maut mencabut nyawa, sedang kita tak punya bekal apa-apa yang dipersiapkan saat di dunia, sangat jauh dari tuntunan agama, hidup berfoya-foya, dan hanya memperturutkan nafsu dunia. naudzubillah, saat itu barulah kita tersadar akan ke sia-siaanya dan barulah kita menyesal untuk apa ilmu fisika, kimia biologi dll, ketika itu semua justru menjauhkan kita dari Allah swt. Maka marilah kita berusaha sekuat mungkin untuk mempelajari ilmu syar'i dengan juga tidak meninggalkan ilmu-ilmu alam yang Allah juga telah sediakan (jika kita memiliki kemampuan untuk mengkajinya). Maka InsyaAllah jika kita mengkaji ilmu syar'i (agama) justru semakin memberikan motivasi dan pengetahuan yang lebih mendalam untuk memahami ilmu Alam yang Allah sediakan di muka bumi ini untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan hidup manusia, sebagai khalifah di muka bumi.

Dengan keberadaan ulama, kaum muslimin diajari tentang syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang apa yang sepantasnya dilakukan oleh seorang dokter, dan seterusnya. Sebaliknya jika tidak ada yang mengajarkan kebenaran (agama) kepada kaum muslimin, mereka tidak dapat membedakan mana orang yang alim dan mana ahli nujum. Mereka tidak tahu apa yang sepantasnya dilakukan oleh ahli teknik. Mereka tidak dapat membedakan antara komunis dengan seorang muslim.

Dengan demikian, wahai saudaraku, rakyat di zaman sekarang ini butuh kepada ulama untuk menerangkan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka dan mengajari mereka kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Ijabatus Sa`il ‘ala Ahammil Masa`il, hal. 300-301)

Dicopy dari: http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=457

Tidak ada komentar:

Posting Komentar