Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitahukan cara untuk dapat
memakan daging dari binatang ternak dengan cara menyembelihnya. Dan
tidaklah apa yang Allah perintahkan melainkan sebuah kebaikan. Maka
adalah suatu kesalahan ketika seorang vegetarian tidak memakan daging
karena rasa kasihan melihat binatang ternak ketika disembelih
menggelepar-gelepar, mengejang dan meregangkan otot, bahkan menyatakan
itu tidak berperikemanusiaan (atau tidak berperikebinatangan?). Sekali
lagi perlu kita ingatkan, bahwa tidaklah apa yang Allah perintahkan dan
tentukan merupakan kebaikan walaupun mungkin kita belum mengetahui
hikmahnya.
Alhamdulillah, tentang menyembelih hewan terdapat terdapat hasil
penelitian yang dilakukan oleh Prof. Schultz & Dr. Hazim yang
keduanya adalah Animal Scientists dari Hanover University –
Jerman, yang menunjukkan bahwa hewan yang disembelih tidak merasakan
rasa sakit. Hal ini dikarenakan pisau tajam yang mengiris leher
‘tidaklah menyentuh’ saraf rasa sakit. Sehingga reaksi menggelepar,
meregang otot dan lainnya hanyalah ekspresi ‘keterkejutan otot dan
saraf’ saja (saat darah mengalir keluar dengan deras). Dan bukan
ekspresi rasa sakit! (Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P).
Berbeda dengan apa yang orang-orang kafir lakukan dimana mereka
mematikan hewan dengan cara dipukul terlebih dahulu dengan alat
pemingsan (Captive Bolt Pistols) baru kemudian disembelih.
Alasan mereka adalah agar hewan tersebut tidak kesakitan ketika
disembelih dan daging tetap bagus karena hewan jatuh dengan pelan.
Apalah artinya logika manusia dibandingkan dengan Allah yang Maha
Mengetahui. Ternyata dari hasil penelitian tersebut, hewan yang
dimatikan dengan cara tersebut segera merasakan rasa sakit setelah
dipingsankan bahkan hasil dagingnya tidak sehat untuk konsumen.
Demikianlah syari’at menjelaskan tentang makanan yang berasal dari
binatang ternak. Janganlah tertipu dengan akal kita yang menilai sesuatu
hanya berdasarkan penglihatan lahir dan perasaan semata. Sudah
kehilangan kenikmatan dunia berupa makanan lezat, merugi pula di
akhirat karena berbuat dosa.
Na’udzu billah min dzalik.
Sumber : Fadhilah IPTEK – Islam: Trying to be The Real Moslem, Nanung Danar Dono, S.Pt, M.P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar