Semoga
bermanfaat,
Diriwayatkan
oleh Imam Az-Zuhriy rahimahullahuta’ala, dia mengatakan “suatu hari saya datang
menghadap khalifah Abdul Malik Bin
Marwan (Seorang Khalifah Bani Umayyah).
Abdul Malik
berkata, “Wahai Zuhry, engkau dari mana?” Zuhri menjawab, “Aku datang dari
Mekah Wahai Khalifah”
Abdul Malik
bertanya, “Siapa yang Engkau tinggalkan menjadi pemimpin di Mekah?”
Zuhry berkata,
“Atha’
bin Abi Rabah”
Abdul Malik :
“Apakah dia dari orang Arab atau dari keturunan Budak?”
Zuhry : “Dia
dari keturunan Budak”
Zuhry : “Dengan
agama dan riwayat hadits”
Berkata Abdul
Malik bin Marwan “Sesungguhnya orang-orang yang memanggul agama dan membawa
Hadits Riwayat adalah orang yang sangat pantas untuk menjadi pemimpin.”
Apa kata
Abdul Malik, “Wahai Zuhry siapa pula yang memimpin Yaman?”
Maka berkata
Zuhry, “Thawus bin Kaisan”
Abdul Malik
berkata, “Dengan apa dia memimpin?
Maka dijawab oleh
Zuhry, “Dengan apa yang dipimpin oleh Atha bin Abi Rabah di Mekah?”
Abdul malik
bertanya, “Apakah dia dari Arab atau dari mawali?
Maka aku
berkata, “Dia dari mawali (budak)”
Kemudian
berkata pula Abdul Malik, “Siapa pula yang memimpin Mesir?”
Maka aku
berkata, “Yang memimpinnya, Yazid bin
Abi Habib”
Kemudian
abdul malik berkata, “Apakah dia berasal dari kalangan Arab atau dari kalangan
mawali (budak-budak)?” “Dia dari mawali”.
Lalu bertanya
Abdul Malik, “Dan siapa pula yang memimpin Syam?”
Maka dijawab
oleh Zuhry, “Makhul”
Kata Abdul
Malik, “Apakah dia dari Arab atau mawali?”, “Tidak, wahai Amirul Mukminin dia
dari mawali.”
Kemudian
bertanya pula Abdul Malik, “Dari Budak Apa?”, dia mengatakan, “Budak dari orang
Egyipt yang dibebaskan oleh seorang wanita dari Bani Khuzai.”
“Siapa pula
yang memimpin Ahlul Jazirah di pertepian Arab?” tanya Abdul Malik.
“Maimun bin Mihran”
“Apakah dia
dari mawali?” Zuhri menjawab, “Dia dari Mawali”
Siapa pula
yang memimpin Khurasan” Abdul Malik menghitung semua kota-kotanya, yang dia membawahinya.
Maka Zuhri
berkata, “ Yang memimpinnya adalah Abdul
Haq bin Muzahim”. “Apakah ia dari Arab atau mawali?. “Dari mawali”.
“Siapa yang
memimpin Basrah?” kemudian Zuhri berkata, “Hasan
Al Bashry”. Berkata Abdul Malik, “Apakah dia dari Arab atau mawali?”. “Dia
dari Mawali” jawab Zuhri.
Siapa pula
yang memimpin orang Kuffah? Maka dia menjawab “Ibrahim An-Nakha'i"Apa kata Zuhri,
maka saya takut kemurkaan sang khalifah, kalau saya jawab seandainya dari
mawali, maka saya jawab dia dari Arab yaitu Ibrahim An-Nakha'i, (dia cari, dia pilih,
dia usahakan, dia dapatkan selevel-level ulama besar di Kuffah, dia dapatkan
seorang Arab bernama Ibrahim An-Nakha'i).
Berkata Abdul
Malik “Ya Zuhri apakah ia dari Arab atau mawali?” “Tidak Amirul Mukminin kali
ini dia dari Arab.”
Apa kata
Abdul Malik “Demi Allah, celaka engkau wahai Zuhri, sekarang baru engkau
lepaskan nafas saya. Demi Allah sesungguhnya mereka-mereka itu akan memimpin
Arab, sampai-sampai tidak ada lagi yang bisa berkhutbah di mimbar kecuali dari
kalangan mereka.”
Apa kata
Zuhri, “Ya Amirul Mukminin, Sesungguhnya perkara ini adalah perkara din,
barangsiapa yang menjaganya dia akan memimpin, dan barang siapa yang
melalaikannya maka dia akan hilang.”
Masya Allah,
maka itu yang dijawab, semuanya kebanyakan dari kalangan Budak, orang-orang yang
ayahnya dari kalangan Budak. Akan tetapi dengan apa mereka memimpin? Dengan
Ilmu Allah.
Syaikh
Muhammad bin Abdul Aziz al-Mani’ berkata: perhatikanlah kisah yang unik
ini, lihat bagaimana ilmu agama dan hafalan telah mengangkat bekas-bekas
budak itu menjadi orang terhormat dan derajat mereka lebih tinggi
daripada mereka-mereka yang sebenarnya mempunyai nasab yang
terhormat,maka dari itu bersungguh-sungguh dan tekunlah mempelajari ilmu
yang merupakan sebab untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat
apabila diamalkan[1].
Wallahuta’ala
a’lam
[1]
Irsyadu at-Thullab karya Syaikh Muhammad al-Mani’ tahqiq Syaik Ali bin
Hasan al-Halaby,hlm.33-36,kisah ini beliau nukil dari Tahzibul Kamal dan
Fathul Majid.
[ditulis ulang dari kajian mp3 Ustadz Armen Halim Naro, Lc. rahimahullah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar