Senin, 26 Maret 2012

Pemimpin dari kalangan Budak (Part 1)

Semoga bermanfaat,

Diriwayatkan oleh Imam Az-Zuhriy rahimahullahuta’ala, dia mengatakan “suatu hari saya datang menghadap khalifah  Abdul Malik Bin Marwan (Seorang Khalifah Bani Umayyah).

Abdul Malik berkata, “Wahai Zuhry, engkau dari mana?” Zuhri menjawab, “Aku datang dari Mekah Wahai Khalifah”

Abdul Malik bertanya, “Siapa yang Engkau tinggalkan menjadi pemimpin di Mekah?”

Zuhry berkata,  “Atha’ bin Abi Rabah

Abdul Malik : “Apakah dia dari orang Arab atau dari keturunan Budak?”

Zuhry : “Dia dari keturunan Budak”

Berkata Abdul Malik, “Dengan apa ia bisa memimpin mereka?”
Zuhry : “Dengan agama dan riwayat hadits”

Berkata Abdul Malik bin Marwan “Sesungguhnya orang-orang yang memanggul agama dan membawa Hadits Riwayat adalah orang yang sangat pantas untuk menjadi pemimpin.”

Apa kata Abdul Malik, “Wahai Zuhry siapa pula yang memimpin Yaman?”

Maka berkata Zuhry, “Thawus bin Kaisan

Abdul Malik berkata, “Dengan apa dia memimpin?

Maka dijawab oleh Zuhry, “Dengan apa yang dipimpin oleh Atha bin Abi Rabah di Mekah?”

Abdul malik bertanya, “Apakah dia dari Arab atau dari mawali?

Maka aku berkata, “Dia dari mawali (budak)”

Kemudian berkata pula Abdul Malik, “Siapa pula yang memimpin Mesir?”

Maka aku berkata, “Yang memimpinnya, Yazid bin Abi Habib

Kemudian abdul malik berkata, “Apakah dia berasal dari kalangan Arab atau dari kalangan mawali (budak-budak)?” “Dia dari mawali”.

Lalu bertanya Abdul Malik, “Dan siapa pula yang memimpin Syam?”

Maka dijawab oleh Zuhry, “Makhul

Kata Abdul Malik, “Apakah dia dari Arab atau mawali?”, “Tidak, wahai Amirul Mukminin dia dari mawali.”

Kemudian bertanya pula Abdul Malik, “Dari Budak Apa?”, dia mengatakan, “Budak dari orang Egyipt yang dibebaskan oleh seorang wanita dari Bani Khuzai.”

“Siapa pula yang memimpin Ahlul Jazirah di pertepian Arab?” tanya Abdul Malik.

Maimun bin Mihran

“Apakah dia dari mawali?” Zuhri menjawab, “Dia dari Mawali”

Siapa pula yang memimpin Khurasan” Abdul Malik menghitung semua kota-kotanya, yang dia membawahinya.

Maka Zuhri berkata, “ Yang memimpinnya adalah Abdul Haq bin Muzahim”. “Apakah ia dari Arab atau mawali?. “Dari mawali”.

“Siapa yang memimpin Basrah?” kemudian Zuhri berkata, “Hasan Al Bashry”. Berkata Abdul Malik, “Apakah dia dari Arab atau mawali?”. “Dia dari Mawali” jawab Zuhri.

Siapa pula yang memimpin orang Kuffah? Maka dia menjawab “Ibrahim An-Nakha'i"Apa kata Zuhri, maka saya takut kemurkaan sang khalifah, kalau saya jawab seandainya dari mawali, maka saya jawab dia dari Arab yaitu Ibrahim An-Nakha'i, (dia cari, dia pilih, dia usahakan, dia dapatkan selevel-level ulama besar di Kuffah, dia dapatkan seorang Arab bernama Ibrahim An-Nakha'i).
Berkata Abdul Malik “Ya Zuhri apakah ia dari Arab atau mawali?” “Tidak Amirul Mukminin kali ini dia dari Arab.”

Apa kata Abdul Malik “Demi Allah, celaka engkau wahai Zuhri, sekarang baru engkau lepaskan nafas saya. Demi Allah sesungguhnya mereka-mereka itu akan memimpin Arab, sampai-sampai tidak ada lagi yang bisa berkhutbah di mimbar kecuali dari kalangan mereka.”
Apa kata Zuhri, “Ya Amirul Mukminin, Sesungguhnya perkara ini adalah perkara din, barangsiapa yang menjaganya dia akan memimpin, dan barang siapa yang melalaikannya maka dia akan hilang.”

Masya Allah, maka itu yang dijawab, semuanya kebanyakan dari kalangan Budak, orang-orang yang ayahnya dari kalangan Budak. Akan tetapi dengan apa mereka memimpin? Dengan Ilmu Allah.

Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz al-Mani’ berkata: perhatikanlah kisah yang unik ini, lihat bagaimana ilmu agama dan hafalan telah mengangkat bekas-bekas budak itu menjadi orang terhormat dan derajat mereka lebih tinggi daripada mereka-mereka yang sebenarnya mempunyai nasab yang terhormat,maka dari itu bersungguh-sungguh dan tekunlah mempelajari ilmu yang merupakan sebab untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat apabila diamalkan[1].
Wallahuta’ala a’lam


[1] Irsyadu at-Thullab karya Syaikh Muhammad al-Mani’ tahqiq Syaik Ali bin Hasan al-Halaby,hlm.33-36,kisah ini beliau nukil dari Tahzibul Kamal dan Fathul Majid.

[ditulis ulang dari kajian mp3 Ustadz Armen Halim Naro, Lc. rahimahullah]







Tidak ada komentar:

Posting Komentar